Konsumsi Kedelai pada Ibu Hamil Bisa Picu Masalah pada Janin Laki-laki
Konsumsi terlalu banyak kedelai pada ibu hamil ternyata bisa timbulkan sejumlah dampak pada janin.
Konsumsi kedelai pada ibu hamil sering disarankan karena dianggap membuat kulit anak menjadi cerah. Namun, hal ini ternyata juga bisa berpotensi menimbulkan masalah pada janin.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Apa itu keseleo? Keseleo atau terkilir adalah kondisi ketika ligamen mengalami cedera. Ligamen sendiri merupakan jaringan ikat penghubung antartulang . Perlu diketahui, ligamen, otot, dan tendon sama-sama berfungsi untuk mendukung pergerakan dengan menjaga kestabilan sendi.
-
Kenapa kelelawar sering dikaitkan dengan kematian? Mitos ini berasal dari keyakinan bahwa kelelawar memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia lain, sebab mereka aktif pada malam hari dan hidup di gua-gua yang dikaitkan dengan alam roh.
-
Di mana Mi Kemi dijual? Saat ini, Mi Kemi yang kesohor dan legendaris berada di Perempatan lampu merah Waiki, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.
-
Apa kelemahan cabai? Cabai memiliki kelemahan yaitu masa simpan yang pendek. Pada suhu ruangan, cabai hanya dapat bertahan sekitar 2 hari, sedangkan dalam kulkas hanya sampai 6 hari.
-
Kenapa keseleo berbahaya? Meskipun keseleo umumnya tidak serius, namun dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang signifikan.
Konsumsi Kedelai pada Ibu Hamil Bisa Picu Masalah pada Janin Laki-laki
Mengonsumsi kacang-kacangan saat hamil sering kali dianggap sebagai langkah positif untuk meningkatkan kadar besi dalam darah. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dari kedelai dalam bentuk utuh dapat memicu permasalahan pada genitalia janin laki-laki.
Pernyataan ini diungkapkan oleh dokter spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG Subsp KFm (K), dalam sebuah diskusi daring di Jakarta dilansir dari Antara.
“Kalau kedelai murni dimakan banyak karena mengandung genistain yaitu salah satu pemicu tumbuhnya pitoesterogen, maka kalau bayi laki-laki ada risiko untuk menjadi permasalahan genitalia atau saluran kencing jadi meningkat 3 persen,” kata dia.
Menurut Prof. Noroyono, kedelai murni mengandung genistein, yang merupakan pemicu pertumbuhan fitoestrogen. Pada bayi laki-laki, hal ini dapat meningkatkan risiko permasalahan pada genitalia atau saluran kencing sebanyak 3 persen.
Selain itu, bagi ibu hamil yang memiliki janin perempuan, konsumsi kedelai utuh juga berisiko, dengan kemungkinan mengalami menstruasi lebih cepat saat dewasa karena terpapar estrogen lebih tinggi selama masa kehamilan.
Prof. Noroyono menekankan bahwa selama kehamilan, ibu perlu memastikan tidak hanya pemenuhan nutrisi untuk zat besi dari satu sumber, tetapi juga dari sumber lain seperti protein, lemak, mineral, dan karbohidrat. Daging merah, baik dari sapi maupun kambing, dianggap sebagai salah satu sumber zat besi yang mudah diserap tubuh. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi minimal 400 gram daging.
Namun, untuk menghindari defisiensi zat besi, asupan ini juga dapat diperoleh dari sayuran, kacang, atau telur, karena zat besi memerlukan pengikat protein agar dapat mengalir dalam darah dengan baik.
“Kalau pada trimester 1 disebut anemi kalau kurang dari 11 miligram zat besi, di trimester 2 kurang dari 10,5 atau paling gampang semuanya dibawa 10 setengah milligram,” kata Noroyono.
Meskipun demikian, masalah defisiensi zat besi seringkali muncul karena faktor ekonomi, terutama harga daging yang kadang mahal. Kekurangan zat besi selama kehamilan dapat menyebabkan anemia, yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Prof. Noroyono menyarankan pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL) untuk mengetahui apakah seseorang mengalami anemia defisiensi zat besi.
Penting juga untuk waspada terhadap penyebab anemia seperti talasemia, yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada ibu hamil dan risiko bayi meninggal sebelum lahir.
Prof. Noroyono juga mengingatkan bahwa kelebihan zat besi juga dapat menimbulkan masalah. Zat besi berlebih dapat menginduksi oksidasi dari lemak, menyebabkan kematian sel di tubuh. Selain itu, kelebihan zat besi bersifat toksik dan dapat menjadi racun dalam tubuh jika jumlahnya berlebihan, karena protein tidak mampu mengikat zat besi yang cukup, sehingga besi menjadi radikal bebas dalam tubuh.
“Kalau keadaan itu dalam jumlah tertentu bisa merusak semua, salah satunya besi, selama terikat tidak jadi karat, tapi kalau besi bebas bisa jadi radikal bebas, ibaratnya dalam sehari-hari bisa jadi karat karena besi bebas,” ucapnya.
Dalam menjaga keseimbangan nutrisi selama kehamilan, langkah bijak adalah berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter kandungan untuk memastikan bahwa asupan makanan sesuai dengan kebutuhan dan tidak menyebabkan risiko kesehatan bagi ibu dan janin.