Manisnya gula berikan 5 efek pahit ini untuk kesehatan tubuhmu
Selain diabetes, terlalu banyak mengonsumsi gula akan menyebabkan kerusakan gigi, membuat hati berlemak, hingga menyebabkan kanker.
Gula, seperti yang kamu tahu adalah perasan yang bisa memberikan rasa manis pada makananmu. Namun kamu pun tahu bahwa terlalu banyak mengonsumsi gula mampu membunuhmu secara perlahan.
Masalahnya gula tak hanya bisa kamu temui di makanan berasa manis. Minuman, nasi, dan buah pun mengandung gula tersembunyi yang membahayakan.
Well, selain diabetes, berikut adalah efek buruk gula untuk kesehatan tubuh seperti yang dilansir dari boldsky.com.
Bersifat adiktif
Gula mampu bersifat adiktif sebab saat kamu mengonsumsinya, gula akan melepaskan senyawa dopamin yaitu senyawa kimia yang bisa membuatmu merasa bahagia. Oleh sebab itu kamu pun bisa kecanduan akan gula sebab kamu berpikir bahwa makan gula akan menghilangkan kegalauan hatimu.
Menyebabkan kerusakan hati
Saat gula masuk ke aliran darah, maka akan dicerna di saluran cerna dan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa. Di satu sisi glukosa dapat ditemukan di setiap sel tubuh dan tubuh pun memproduksinya. Namun fruktosa sebenarnya tidak diperlukan oleh tubuh. Hati pun akan mencernanya. Namun saat di tubuhmu terlalu banyak fruktosa, maka hal ini akan membebani kerja hati dan berakibat munculnya komplikasi kesehatan.
Membuat hati berlemak
Sama dengan penjelasan di atas, bila terlalu banyak fruktosa dalam hati, maka sistem metabolisme hati akan mengubahnya menjadi lemak. Saat tak semua lemak hati bisa keluar, akan terakumulasi dan menyebabkan penyakit hati.
Penyebab kanker
Tingginya tingkat insulin dalam tubuh karena konsumsi gula bisa menyebabkan kanker. Selain itu, karena kebanyakan gula bisa mengakibatkan gangguan metabolik maka akan menyebabkan peradangan dan mengarah ke kanker.
Menyebabkan kerusakan gigi
Bakteri berbahaya yang hadir dalam gula dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah gigi berlubang atau gigi keropos.
Selain efek di atas, gula sebenarnya tidak mengandung nutrisi apapun namun tinggi kalori. Itulah sebabnya saat kamu makan banyak gula, maka tubuhmu bisa menggemuk.
Baca juga:
Apa yang terjadi di tubuh saat kantung empedu dihilangkan?
3 Alasan utama kenapa non perokok bisa terkena kanker paru-paru
Siapa yang memiliki ingatan lebih kuat, pria atau wanita?
Miss V kamu keluarkan cairan kekuningan? Ketahui artinya di sini
-
Bagaimana para peneliti dalam studi Copenhagen Male mempelajari dampak gula pada kesehatan? Dalam penelitian ini, data dari 2.923 pria yang memenuhi syarat inklusi digunakan untuk analisis. Semua pria ini tidak memiliki riwayat penyakit jantung, kanker, atau diabetes tipe 2 sebelum bergabung dalam studi. Mereka juga semuanya melaporkan bahwa mereka minum kopi atau teh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menambahkan gula ke dalam kopi atau teh tidak membawa risiko kesehatan tambahan yang signifikan.
-
Dimana penyelam melakukan penelitian tentang gurita? Klip tersebut diambil di perairan Great Barrier Reef di lepas pantai timur laut Australia dan berasal dari serial dokumenter National Geographic yang berjudul Secrets of the Octopus.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.