Memberi antibiotik pada anak di bawah 2 tahun picu obesitas
Jangan sembarangan memberikan obat antibiotik pada anak di bawah dua tahun!
Anak-anak yang diberi antibiotik sebelum berusia dua tahun berkemungkinan mengalami obesitas ketika mereka tumbuh besar. Ini adalah hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh peneliti di University of Pennsylvania.
"Hasil ini memberikan alasan bagi orang tua untuk memikirkan lagi kapan mereka harus memberikan antibiotik pada anak dan jenis antibiotik apa yang dibutuhkan," ungkap ketua peneliti Dr Charles Bailey dari Children's Hospital of Philadelphia, seperti dilansir oleh Web MD (29/09).
Bailey dan koleganya mengamati data dari 65.000 anak pada tahun 2001 hingga 2013. Peneliti mengikuti anak-anak tersebut saat lahir hingga berusia lima tahun. Mereka mencatat tinggi dan berat badan anak, serta mengontrol kapan mereka diberikan antibiotik. Peneliti mengetahui bahwa 69 persen anak diberikan antibiotik pada usia di bawah dua tahun.
Anak yang diberikan antibiotik hingga empat kali atau lebih sebelum berusia dua tahun berkemungkinan terkena obesitas 11 persen lebih tinggi dibandingkan yang tidak diberikan antibiotik. Ini berlaku pada jenis antibiotik yang khusus. Sementara itu, anak yang diberikan jenis antibiotik lebih umum berisiko 16 persen lebih tinggi terkena obesitas.
Peneliti juga telah menghitung faktor lain seperti penggunaan steroid, asma, dan lainnya. Hasil penelitian ini sebaiknya dijadikan pertimbangan bagi orang tua sebelum memberikan obat-obatan, terutama antibiotik, pada anak mereka. Sebaiknya mereka bertanya pada dokter, kapan mereka benar-benar harus memberikan antibiotik pada anak yang masih berusia sangat muda.
Baca juga:
6 Masalah kulit yang biasanya diderita bayi
Tidak pintar dalam matematika terjadi sejak dalam kandungan?
ASI mampu halau sakit telinga dan sinus pada anak-anak
Bocah gemuk berisiko 6 kali lebih tinggi terkena hipertensi
Minum air keran bisa bikin bodoh?
-
Apa perbedaan utama antara overweight dan obesitas? Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang penting. Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Apa saja jenis-jenis obesitas berdasarkan penyebabnya? Jenis-jenis Obesitas Obesitas adalah kondisi di mana seseorang memiliki berat badan yang berlebihan akibat penumpukan lemak tubuh yang abnormal atau berlebihan. Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Ada beberapa jenis obesitas yang dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu: Obesitas akibat jarang berolahraga, Obesitas akibat makanan, Obesitas vena, Obesitas karena merasa cemas, Obesitas genetik.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas akibat makanan? Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang, mengurangi porsi makan, dan memilih makanan yang kaya serat, protein, dan vitamin.
-
Apa saja komplikasi kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Orang dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi serius. Komplikasi obesitas tersebut antara lain adalah: Komplikasi 1. Penyakit jantung dan stroke. Obesitas membuat Anda lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol abnormal, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke. 2. Diabetes tipe 2. Obesitas dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Hal ini meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes. 3. Kanker. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal dan prostat. 4. Masalah pencernaan. Obesitas meningkatkan kemungkinan berkembangnya mulas, penyakit kandung empedu dan masalah hati. 5. Apnea tidur. Orang dengan obesitas lebih cenderung mengalami sleep apnea, gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur. 6. Osteoarthritis. Obesitas meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban, selain meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan komplikasi seperti osteoarthritis.
-
Apa saja masalah pencernaan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Obesitas juga dapat memicu berbagai masalah pencernaan, salah satunya adalah refluks asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Tekanan berlebih pada perut akibat lemak yang menumpuk dapat mendorong asam lambung naik ke esofagus, menyebabkan rasa terbakar di dada dan tenggorokan.
-
Apa saja gejala dari obesitas yang disertai diabetes? Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi. Gejalanya umumnya tidak terlihat, tetapi beberapa orang mungkin mengalami sakit kepala, pusing, nyeri dada, atau sesak napas.