Membersihkan Area Kewanitaan secara Berlebihan Bisa Sebabkan Keputihan, Ketahui Cara Perawatan yang Tepat
Membersihkan dan mencuci area kewanitaan secara berlebih bisa membuat munculnya masalah.
Keputihan merupakan kondisi yang sering dialami oleh wanita, namun penting untuk memahami penyebabnya agar dapat merawat area vagina atau Miss V dengan baik dan menghindari masalah yang lebih serius.
Menurut Dr. Leo Simanjuntak, SpOG, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen di Medan, Sumatera Utara, terdapat tiga jenis utama penyebab keputihan, yaitu: *bacterial vaginosis* (BV), kandidiasis, dan trikomoniasis. Dari ketiga jenis tersebut, BV adalah yang paling umum dijumpai. Dr. Leo menjelaskan bahwa BV adalah jenis keputihan yang paling sering terjadi, dengan ciri-ciri keputihan berwarna putih keabu-abuan, tipis, dan tidak kental. Aroma amis yang menyengat juga menjadi tanda khas dari kondisi ini.
-
Gimana cara untuk mengatasi radang vagina? Berikut cara mengatasi radang vagina, antara lain: 1. Jaga kebersihan area intim Pertama-tama, penting untuk menjaga kebersihan area vagina Anda dengan baik. Anda harus membersihkan area tersebut secara teratur dengan air hangat.Hindari penggunaan sabun atau produk pembersih yang kuat, karena dapat mengganggu keseimbangan pH alami vagina dan menyebabkan infeksi. Gunakanlah sabun khusus yang dirancang untuk membersihkan area intim yang aman dan bebas dari iritasi. 2. Hindari penggunaan pembalut parfum Penggunaan pembalut, pantyliner, atau produk perawatan lainnya yang memiliki aroma atau pewangi bisa memicu iritasi pada area intim. Hindarilah produk-produk beraroma dan gunakan produk yang lembut dan bebas dari bahan kimia berbahaya. 3. Ganti pakaian dalam secara teratur Untuk mencegah infeksi bakteri dan jamur, penting bagi Anda untuk mengganti pakaian dalam setiap hari dan memilih yang terbuat dari kain yang dapat menyerap keringat dengan baik. Pakaian dalam yang lembut dan bernapas, seperti yang terbuat dari katun, dapat membantu menjaga area vagina tetap kering dan terhindar dari infeksi. 4. Hindari penggunaan douching atau semprotan vagina Penggunaan douching atau semprotan vagina untuk membersihkan area intim tidak dianjurkan. Menyemprotkan air atau cairan ke dalam vagina dapat mengganggu keseimbangan pH alami vagina dan menyebabkan iritasi atau infeksi. 5. Perhatikan pola makan dan gaya hidup yang sehat Kebersihan vagina juga dipengaruhi oleh gaya hidup dan pola makan yang sehat. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, yang dapat membantu menjaga keseimbangan flora alami di area vagina. Hindari juga makanan yang tinggi gula, karena gula dapat menyebabkan pertumbuhan berlebihan jamur Candida. 6. Gunakan obat antijamur Jika radang vagina Anda tidak kunjung membaik dengan langkah-langkah di atas, berkonsultasilah dengan dokter. Dokter akan dapat meresepkan obat antijamur, baik dalam bentuk krim atau suppositoria vagina, untuk membantu mengatasi infeksi jamur dan meredakan gejala-gejalanya.
-
Apa yang harus dihindari saat membersihkan vagina? Hindari douching atau mencuci bagian dalam vagina, serta gunakan sabun lembut yang tidak mengandung pewangi, antibakteri, pengawet, atau pewarna.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan vagina saat berhubungan intim? Berhubungan intim secara aman
-
Bagaimana vagina wanita bisa menjadi lebih mudah terangsang saat mereka berhubungan seks secara teratur? Ketika wanita berhubungan seks secara teratur, vagina lebih mudah beralih ke mode terangsang secara otomatis.
-
Apa contoh situasi yang dapat membuat vagina rentan terhadap infeksi kuman? Dr. Ardiansjah memberikan contoh situasi yang sering terjadi, seperti penggunaan pembalut atau celana jin ketat dalam waktu lama. Kondisi ini dapat membuat vagina rentan terinfeksi kuman, sehingga tubuh mengeluarkan lendir atau cairan bening sebagai mekanisme perlindungan, yang dikenal sebagai keputihan.
-
Bagaimana cara menjaga kebersihan vagina agar terhindar dari infeksi jamur? Infeksi jamur, seperti Candida albicans, dapat menyebabkan keputihan berwarna putih seperti keju cottage. Infeksi ini biasanya terjadi karena kebersihan yang tidak terjaga, penggunaan antibiotik, atau sistem kekebalan yang lemah.
Menariknya, *bacterial vaginosis* tidak selalu disebabkan oleh infeksi dari luar. Kondisi ini dapat muncul akibat perubahan komposisi flora normal di dalam vagina. "Vagina pada dasarnya memiliki bakteri baik, yaitu *Lactobacillus*, yang seharusnya mendominasi. Namun, jika jumlah bakteri jahat (anaerob) meningkat, bakteri baik akan berkurang, dan ini dapat menyebabkan terjadinya *bacterial vaginosis*," ujar Leo dalam diskusi media *'Manfaat Probiotik untuk Kesehatan Reproduksi'* pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Bidan 2024 yang berlangsung pada Sabtu, 19 Oktober 2024.
Penyebab Keputihan BV
Dr. Leo menyebutkan bahwa salah satu faktor risiko utama terjadinya keputihan BV adalah kebiasaan mencuci vagina secara berlebihan. Aktivitas ini dapat mengganggu keseimbangan flora normal, mengurangi jumlah bakteri baik, dan memberikan peluang bagi bakteri jahat untuk berkembang.
"Penting untuk diingat, vagina adalah organ yang mampu membersihkan dirinya sendiri, jadi tidak perlu mencucinya secara berlebihan," jelasnya.
Namun, ada kalanya pembersihan Miss V diperlukan, terutama setelah menjalani pengobatan atau jika mengalami keluhan yang mengganggu. "Dalam situasi ini, lebih baik melakukan pembersihan di bawah pengawasan tenaga medis untuk memastikan bahwa semua proses berjalan dengan aman," tambah Leo. Dengan pemahaman yang tepat mengenai keputihan, diharapkan wanita dapat menjaga kesehatan reproduksinya dengan lebih baik.
Cara Merawat Kebersihan Area Kewanitaan
Ketika membahas kesehatan reproduksi, menjaga kebersihan vagina sangatlah krusial. Vagina memiliki kemampuan unik untuk membersihkan dirinya sendiri. Menurut Leo, Miss V dikenal sebagai self-cleaning organ, yang berkat adanya bakteri baik bernama Lactobacillus.
"Bakteri ini memiliki peran penting dalam mempertahankan keseimbangan flora normal serta kesehatan vagina," ujarnya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa menjaga kebersihan vagina tidak berarti mencuci bagian dalamnya. Sebaliknya, yang perlu dibersihkan secara teratur adalah area luar alat kelamin. Membersihkan bagian luar setelah mandi atau buang air kecil sangat penting untuk mencegah infeksi dan menjaga kesehatan. Jika keseimbangan bakteri dalam vagina terganggu, misalnya oleh bakteri jahat atau anaerob, keluhan seperti keputihan dapat muncul. Dalam kondisi ini, pengobatan diperlukan, dan pembersihan bagian dalam vagina sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis dengan metode yang sesuai.
"Mencuci bagian dalam vagina setiap hari justru dapat merusak keseimbangan bakteri dan memperburuk masalah yang ada," tambahnya.
Untuk wanita yang belum menikah, sangat disarankan untuk tidak mencuci bagian dalam vagina secara rutin agar kesehatan vagina tetap terjaga.
Amankah Menggunakan Air Rebusan Daun Sirih untuk Area Kewanitaan?
Sebagai alternatif, perawatan harian untuk kebersihan alat kelamin dapat dilakukan dengan cara mencuci bagian luar menggunakan sabun biasa. Tidak perlu menggunakan produk pencuci khusus atau antiseptik, karena secara medis, itu tidak diperlukan.
"Bahkan, penggunaan sabun sirih pun dapat membantu, seperti yang pernah saya lihat pada beberapa pasien di masa lalu. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa air rendaman daun sirih yang digunakan sebagai pencuci alami memberikan hasil yang baik," ujarnya.
Hal ini bukan hanya sekadar promosi, tetapi lebih kepada pengalaman nyata yang menunjukkan manfaatnya. "Sekarang pun, banyak produk pencuci berbasis daun sirih yang dijual di pasaran, hasil dari pengalaman empiris tersebut yang akhirnya dikembangkan dalam bentuk farmasi," tambahnya.
Dengan demikian, menjaga kebersihan alat kelamin tidak harus rumit. Cukup dengan sabun biasa, kita sudah dapat menjaga kesehatan area tersebut. Selain itu, penggunaan bahan alami seperti daun sirih juga bisa menjadi solusi yang baik, sesuai dengan pengalaman yang dibagikan oleh para ahli. Oleh karena itu, penting untuk memilih metode yang sesuai dan tidak perlu terburu-buru menggunakan produk yang mahal atau berlebihan.