Membongkar Bahaya Minyak Jelantah, Ancaman Tersembunyi di Piring Anda
Apa itu minyak jelantah? Apakah pengkonsumsian minyak jelatah aman bagi tubuh? Jika tidak, apa saja dampak negatifnya?
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah digunakan berulang kali dalam proses memasak. Minyak jelantah dikategorikan sebagai limbah karena dapat merusak lingkungan dan dapat menimbulkan sejumlah penyakit. Minyak jelantah merupakan senyawa berupa limbah yang mengandung karsinogenik dengan jumlah asam dan peroksida yang tinggi (Erviana, Suwartini, & Mudayana, 2018). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kapitan pada tahun 2013, batas maksimal penggunaan minyak goreng adalah 3-4 kali.
Penggunaan minyak ini sering kali ditemukan dalam kegiatan sehari-hari, terutama pada pedagang kaki lima dan restoran yang mengutamakan efisiensi biaya. Namun, penggunaan minyak jelantah yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia. Berbagai penelitian dan jurnal ilmiah telah menyoroti risiko minyak jelantah terhadap tubuh, termasuk peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, serta gangguan fungsi hati dan ginjal. Artikel ini akan membahas dampak konsumsi minyak jelantah berdasarkan bukti ilmiah.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Apa yang digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak? “Taburkan tepung pada minyak yang tumpah. Jenis tepungnya bisa apa saja.” tulisnya dalam video itu. Namun, pada video tersebut @itsmenuf terlihat memakai tepung beras.
-
Kapan minyak inti sawit dipanen? Buah kelapa sawit dipanen dari tandannya saat sudah matang.
-
Kenapa bakwan sering menyerap minyak? Jika api kurang besar, bakwan akan menyerap minyak lebih banyak karena panas yang dihasilkan tidak mencukupi secara optimal.
-
Bagaimana cara membuat minyak lintah? Minyak ini umumnya dihasilkan dari ekstrak lintah yang direndam dalam minyak atau alkohol, kemudian digunakan sebagai olesan pada kulit, khususnya pada alat kelamin pria.
-
Di mana minyak tersebut tumpah? Percikan atau tumpahan minyak saat memasak sering kali sulit dihindari.Jika tidak segera dibersihkan, lantai bisa menjadi licin dan berpotensi menyebabkan terpeleset saat dilewati.
Minyak goreng yang dipanaskan berulang kali, terutama pada suhu tinggi, mengalami perubahan kimiawi. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Food Chemistry yang ditulis oleh Choe dan Min (2007), ketika minyak dipanaskan berulang kali, terbentuk senyawa-senyawa oksidasi seperti peroksida lipid, radikal bebas, dan aldehida. Senyawa-senyawa ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat memicu stres oksidatif dalam tubuh.
Stres oksidatif merupakan kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya dengan antioksidan. Radikal bebas yang berlebihan dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk DNA, protein, dan lipid. Dalam jangka panjang, kerusakan ini dapat memicu perkembangan berbagai penyakit kronis seperti kanker dan penyakit kardiovaskular.
Dampak Minyak Jelantah bagi Kesehatan Tubuh
Risiko Penyakit Jantung
Penelitian yang dilakukan oleh Yuan et al. (2015) dalam jurnal Atherosclerosis menunjukkan bahwa konsumsi minyak goreng bekas yang dipanaskan berulang kali dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini disebabkan oleh pembentukan senyawa trans-lemak selama proses pemanasan. Trans-lemak dikenal sebagai salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan penurunan kolesterol baik (HDL).
Kadar kolesterol yang tidak seimbang dalam darah dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding pembuluh darah, yang pada akhirnya meningkatkan risiko aterosklerosis, yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Aterosklerosis adalah salah satu penyebab utama serangan jantung dan stroke. Selain itu, konsumsi minyak jelantah yang kaya akan senyawa pro-inflamasi juga dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang berperan dalam perkembangan berbagai penyakit kronis, termasuk hipertensi dan gagal jantung.
Risiko Kanker
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi minyak jelantah dengan peningkatan risiko kanker. Dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Agricultural and Food Chemistry, Ghobadi et al. (2019) menemukan bahwa minyak yang dipanaskan secara berulang kali menghasilkan senyawa akrolein, yang bersifat karsinogenik.
Akrolein adalah produk sampingan yang dihasilkan ketika asam lemak teroksidasi pada suhu tinggi. Senyawa ini dapat merusak DNA dan menyebabkan mutasi sel, yang merupakan langkah awal dalam perkembangan kanker. Selain akrolein, minyak jelantah juga mengandung senyawa lain seperti polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) dan amina heterosiklik, yang telah terbukti sebagai agen pemicu kanker dalam beberapa penelitian laboratorium.
Konsumsi minyak jelantah juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, usus besar, dan hati. Paparan jangka panjang terhadap senyawa karsinogenik ini dapat mempercepat proses karsinogenesis, yaitu perubahan sel normal menjadi sel kanker.
Gangguan Fungsi Hati dan Ginjal
Hati dan ginjal adalah dua organ vital yang berperan dalam detoksifikasi dan penyaringan zat-zat berbahaya dari dalam tubuh. Konsumsi minyak jelantah yang mengandung senyawa beracun seperti aldehida dan radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan pada kedua organ ini.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Toxicology Reports oleh Olorunnisola et al. (2012) menemukan bahwa tikus yang diberi makan minyak goreng bekas mengalami peningkatan aktivitas enzim hati, yang menandakan adanya kerusakan pada jaringan hati. Selain itu, terjadi peningkatan kadar kreatinin dan urea dalam darah, yang menunjukkan penurunan fungsi ginjal.
Kerusakan hati yang disebabkan oleh konsumsi minyak jelantah juga dapat mengarah pada penyakit hati berlemak non-alkoholik, yaitu kondisi di mana lemak menumpuk dalam sel-sel hati. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.
Gangguan Pencernaan
Selain berpotensi merusak organ-organ vital, minyak jelantah juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Gastroenterology and Hepatology, minyak goreng yang telah teroksidasi dapat merusak lapisan mukosa lambung dan usus, sehingga meningkatkan risiko tukak lambung dan gangguan pencernaan lainnya.
Minyak yang terkontaminasi oleh senyawa oksidasi juga sulit dicerna oleh tubuh, yang dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi dan memperburuk kesehatan saluran cerna dalam jangka panjang.
Konsumsi minyak jelantah memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan, mulai dari risiko penyakit jantung, kanker, hingga kerusakan organ seperti hati dan ginjal. Penggunaan minyak goreng yang berulang kali memicu pembentukan senyawa beracun yang dapat merusak sel-sel tubuh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam menggunakan minyak goreng dan menghindari konsumsi minyak yang telah digunakan berkali-kali demi menjaga kesehatan tubuh jangka panjang.