Mengenal Sindrom Marfan pada Anak, Gejala yang Perlu Diperhatikan dan Cara Mengatasinya
Apa penyebab, gejala, dan diagnosis sindrom marfan pada anak? Simak juga cara mengatasinya.
Sindrom Marfan adalah kelainan genetik yang mempengaruhi jaringan ikat dalam tubuh dan sering kali terdiagnosis pada masa kanak-kanak. Kondisi ini dapat mempengaruhi berbagai sistem, seperti kardiovaskular, skeletal, dan mata. Gejala yang muncul dapat bervariasi, mulai dari tinggi badan yang lebih dari rata-rata dan postur tubuh yang tidak seimbang, hingga masalah jantung yang serius. Menyadari gejala awal sindrom Marfan sangat penting untuk penanganan yang tepat dan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut di masa depan.
Gejala umum yang sering ditemukan pada anak dengan sindrom Marfan meliputi kecenderungan memiliki anggota tubuh yang panjang, jari-jari yang panjang, serta masalah penglihatan, seperti miopia atau dislokasi lensa. Selain itu, masalah kardiovaskular, seperti dilatasi aorta, juga dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan anak. Oleh karena itu, orang tua dan pengasuh perlu peka terhadap tanda-tanda ini dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Kapan anak yang terkena campak bisa menularkan penyakitnya? Penyakit campak bisa menular sangat cepat kepada orang lain. Bahkan, ketika si penderita penyakit campak belum mengalami gejala ruam di kulitnya. Sejak 4 hari sebelum itu, penderita campak sudah bisa menularkan penyakit itu kepada orang lain.
-
Bagaimana cara mengatasi gangguan kecemasan pada anak? Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan pada Anak 1. Berikan Perhatian PenuhApabila terdapat tanda-tanda gangguan kecemasan pada anak, berikan perhatian penuh padanya karena ia sangat membutuhkan perhatian ekstra terutama pada apa yang ia rasakan. 2. Tetap Tenang Ketika gangguan kecemasan pada anak terjadi, orang tua atau pun kerabat yang ada di sekitarnya haruslah tetap tenang.(Foto : istockphoto.com) 3. Berikan Pujian Selalu berikan apresiasi atau apapun usaha yang telah anak lakukan. Hal itu akan membantunya untuk perlahan bangkit dari gangguan kecemasan pada anak.(Foto : istockphoto.com) 4. Tidak Menghukum Sembarangan Apabila anak mengalami perkembangan yang kurang dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, jangan menghukumnya. Orang yang ada di sekitarnya memiliki tanggung jawab yang besar untuk membantunya agar tidak menjadi gangguan kecemasan pada anak. Beritahu dan peringatkan anak dengan bahasa yang baik dan lembut. 5. Ubah Ekspektasi Jangan terlalu menaruh harapan yang sangat tinggi kepada anak, bantu ia menyesuaikan dirinya dengan kondisi yang sedang dialami agar tidak terjadi gangguan kecemasan pada anak.(Foto : istockphoto.com) 6. Bersiap untuk Segala Perubahan Luangkan waktu untuk anak dalam segala perubahan yang sedang ia alami agar ia tidak mengalami gangguan kecemasan pada anak dan mengetahui bagaimana penanganan terhadap situasi yang sedang dialami.(Foto : istockphoto.com)
-
Bagaimana cara menangani memar yang disebabkan oleh penyakit tertentu? Sementara pada kasus memar tanpa sebab yang diakibatkan oleh penyakit tertentu, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan guna mengetahui penyebabnya secara jelas. Biasanya, dokter akan melakukan tes darah guna mengukur jumlah trombosit dan waktu yang diperlukan darah untuk membeku. Setelah diketahui hasil diagnosis, barulah dokter akan memberikan pengobatan untuk meredakan memar sesuai penyakit yang menyertainya.
-
Bagaimana cara mencegah penyakit jantung pada anak muda? Mencegah lebih baik dari pada mengobati," ujarnya, sembari mengingatkan pentingnya olahraga rutin, pola makan sehat, istirahat yang cukup, serta menjauhi kebiasaan merokok.
-
Apa saja masalah bau badan yang dialami anak? Anak-anak kecil juga dapat mengalami masalah bau badan, bukan hanya orang dewasa. Beberapa kondisi kulit atau masalah kesehatan tertentu bisa menjadi penyebabnya.
Penanganan sindrom Marfan pada anak memerlukan pendekatan multidisiplin, termasuk pemantauan rutin oleh dokter spesialis. Intervensi dini dapat meliputi pengobatan untuk mengurangi risiko komplikasi jantung, serta terapi fisik untuk meningkatkan kualitas hidup anak. Dengan pengelolaan yang tepat, anak-anak dengan sindrom Marfan dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif, serta mencapai potensi penuh mereka.
Penyebab Sindrom Marfan
Dilansir dari Mayo Clinic, Sindrom Marfan disebabkan oleh kelainan pada gen yang memengaruhi produksi protein yang memberikan elastisitas dan kekuatan pada jaringan ikat. Sebagian besar penderita mewarisi gen abnormal ini dari orang tua yang juga mengalami kondisi tersebut. Setiap anak dari orang tua yang terpengaruh memiliki peluang 50% untuk mewarisi gen yang cacat. Sekitar 25% kasus sindrom Marfan muncul akibat mutasi baru yang terjadi secara spontan, tanpa berasal dari salah satu orang tua.
Gejala Sindrom Marfan
Anak-anak yang mengalami sindrom Marfan sering menunjukkan gejala fisik yang menjadi lebih jelas seiring dengan pertumbuhan mereka. Dilansir dari Boston Children's Hospital, gejala tersebut mencakup:
- Postur tubuh yang tinggi dan ramping
- Anggota tubuh yang panjang, termasuk lengan, kaki, jari tangan, dan jari kaki
- Wajah yang panjang dan sempit
- Sendi yang fleksibel
- Torso yang pendek
- Tulang belakang yang melengkung ke samping (scoliosis)
- Dada yang cekung (pektus ekskavatum) atau menonjol (pektus karinat)
- Masalah penglihatan, seperti rabun jauh atau lensa yang terlepas
- Gigi yang berjejal
- Kaki datar
- Bekas stretch mark yang tidak dapat dijelaskan pada kulit
Meskipun memiliki ciri-ciri tersebut, tidak semua orang yang menunjukkan gejala ini pasti mengidap sindrom Marfan. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang memiliki pengalaman dalam mendiagnosis kelainan genetik jika Anda khawatir anak Anda mungkin menderita kondisi ini.
Diagnosis Sindrom Marfan
Diagnosis sindrom Marfan dilakukan dengan meninjau riwayat kesehatan anak dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan mencari tanda-tanda spesifik yang dapat mempengaruhi jantung, pembuluh darah, tulang, dan mata. Menurut Johns Hopkins Medicine, beberapa tes yang mungkin dilakukan meliputi:
- Sindrom Angelman Adalah Kelainan Genetik yang Memengaruhi Sistem Saraf, Berikut Gejala dan Cara Mengatasinya
- 9 Gejala Migrain pada Anak, Begini Cara Mengatasinya
- Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya
- Marasmus adalah Jenis Gizi Buruk pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mencegahnya
- Elektrokardiografi (ECG): Mencatat aktivitas listrik jantung dan mendeteksi ritme yang tidak normal.
- Ekokardiografi: Pemeriksaan jantung menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung yang bergerak.Pemeriksaan mata yang diperluas: Digunakan untuk memeriksa bagian dalam mata.
- CT atau MRI: Tes pencitraan untuk mendeteksi adanya kelainan pada tulang atau sendi.
- Pengujian gen FBN1: Tes darah untuk mendeteksi keberadaan gen yang abnormal.
Dengan memastikan diagnosis sindrom Marfan yang akurat, orang tua perlu memahami gejala-gejala yang ada dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mereka mencurigai kondisi ini pada anak mereka. Melalui pemeriksaan menyeluruh dan berbagai tes yang relevan, dokter dapat mengidentifikasi sindrom Marfan serta merencanakan pengelolaan yang tepat. Penanganan yang cepat dan pemantauan rutin sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup anak. Kesadaran dan pemahaman tentang sindrom Marfan akan membantu keluarga dalam mengelola kondisi ini dengan lebih efektif.
Penanganan Sindrom Marfan
Menurut Boston Children's Hospital, saat ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkan sindrom Marfan. Namun, penanganan yang tepat dapat membantu mengontrol, menunda, atau mencegah komplikasi, terutama jika dilakukan sedini mungkin. Penanganan akan disesuaikan dengan gejala dan kondisi terkait yang dialami anak.
- Penanganan Masalah Jantung: Masalah jantung yang paling umum dan serius pada individu dengan sindrom Marfan adalah dilatasi aorta (aneurisma), yang merupakan pelebaran dan pelemahan aorta. Ini dapat mengakibatkan pembuluran, robekan, atau kebocoran aorta yang berpotensi mengancam jiwa. Pengobatan dapat meliputi obat-obatan, seperti beta-blocker untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi stres pada aorta, serta Losartan. Serta operasi, untuk mengganti bagian aorta yang terkena atau memperbaiki katup jantung yang tidak berfungsi dengan baik.
- Penanganan Masalah Pektus: Jika anak mengalami scoliosis, mereka mungkin perlu menggunakan pelindung atau alat lain untuk mencegah kondisi tersebut memburuk. Scoliosis yang parah mungkin memerlukan tindakan operasi. Beberapa anak juga mungkin membutuhkan operasi untuk memperbaiki dada yang cekung atau menonjol, yang biasanya memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.
- Penanganan Masalah Mata: Sindrom Marfan dapat menyebabkan berbagai masalah mata, seperti lensa yang terlepas, rabun jauh, glaukoma dini, katarak, atau retina yang terlepas. Kacamata atau lensa kontak dapat membantu beberapa masalah ini, tetapi anak mungkin memerlukan operasi untuk mengatasi lensa yang terlepas atau katarak.
Sebagian besar anak dengan sindrom Marfan dapat menjalani kehidupan yang panjang dan sehat. Orang tua disarankan untuk berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan mengenai aktivitas fisik yang aman bagi anak mereka. Secara umum, anak-anak dengan sindrom Marfan tidak dianjurkan untuk terlibat dalam kegiatan fisik yang berat, seperti angkat beban, atau olahraga kompetitif yang memberikan beban berlebih pada jantung.
Perawatan kebersihan mulut yang baik sangat penting untuk mencegah infeksi jantung, yang sering kali berawal dari masalah di mulut. Anak sebaiknya menjaga kesehatan gigi dan gusi serta menjalani pemeriksaan gigi secara rutin. Dengan pengawasan yang tepat dan perawatan yang sesuai, anak dengan sindrom Marfan dapat hidup dengan sehat dan aktif. Orang tua diharapkan untuk terus berkomunikasi dengan dokter mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk mendukung kesehatan anak mereka.