Mengenalkan Emosi pada Anak dan Stimulasi yang Tepat Sesuai Tahapannya
Mengajarkan anak tentang emosi atau perasaan memang tidak mudah. Hal ini dikarenakan emosi adalah sebuah konsep yang abstrak.
Sejak dari lahir, seorang anak sudah bisa menunjukkan emosinya. Disadari atau tidak, anak pun bisa merasakan emosi dari orang tuanya saat merespon emosi yang sedang dikeluarkan orang sang anak.
Mengenalkan Emosi pada Anak dan Stimulasi yang Tepat Sesuai Tahapannya
Tetapi karena masih bayi, mereka belum memahami apa yang sedang dirasakannya, dan mereka sedang mereba dan belajar mengidentifikasi emosinya. Semakin usia bertambah emosi anak akan terus berkembang.
-
Kapan anak mulai mengembangkan emosi? Anak-anak mulai mengembangkan emosi mereka sejak usia dini, sekitar 0-2 tahun.
-
Apa saja gejala gangguan mental emosional pada anak-anak? Hati-hati, mental emosional disorder. Kami titip perhatian pada anak-anak. Mereka yang sulit diajak komunikasi itu gejala, gejala lain yang mengganggu mental emosional antara lain anak-anak yang merasa hebat sendiri, depresiasi seksual atau memiliki orientasi seksual yang aneh.
-
Apa dampak gaya pengasuhan otoriter terhadap perkembangan emosi anak? Anak-anak dari orangtua otoriter berisiko lebih tinggi mengalami masalah harga diri karena pendapat mereka tidak dihargai. Mereka juga cenderung memiliki kemarahan terpendam dan punya tendensi menjadi pembohong untuk menghindari hukuman.
-
Bagaimana cara anak perempuan tunggal dalam mengendalikan emosinya? Anak tunggal perempuan terkenal dengan karakternya yang sensitif, tetapi ia bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Anak tunggal hanya terbatas saat bertukar pikiran, yaitu hanya dengan orang tuanya saja. Tetapi karena ia tidak terlalu ingin memberatkan beban pikiran orang tua, maka anak tunggal akan mengendalikan emosi dan perasaannya sendiri. Bahkan ia sering menutupi perasaannya.
-
Kapan keterbelakangan mental bisa terjadi pada anak? Penyakit ini dapat memengaruhi individu sejak usia dini dan memberikan dampak signifikan pada perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.
-
Bagaimana cara orang tua mengasah kecerdasan emosional anak? Orang tua dapat mengasah kecerdasan emosional anak dengan menjadi teladan baik dalam menghadapi emosi, mengajarkan cara mengenali dan menamai emosi, memberikan strategi mengatasi emosi negatif, serta mengajarkan cara berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain.
Mengajarkan anak tentang emosi atau perasaan memang tidak mudah. Hal ini dikarenakan emosi adalah sebuah konsep yang abstrak. Tidak mudah untuk menjelaskan dan menggambarkan pada buah hati bagaimana rasanya sedih, takut, bahagia atau bersemangat.
Melatih emosi ini penting untuk diajarkan sedini mungkin, karena emosi dan perasaannya akan dapat mempengaruhi setiap pilihan yang dibuat sekarang ataupun nanti ketika dewasa.
1. Menyebutkan berbagai macam nama perasaan atau emosi
Baik kepada anak laki-laki maupun perempuan penting untuk mengenalkan nama-nama perasaan mulai dari yang paling dasar seperti senang, sedih, marah dan takut.
Ketika usia anak lebih dewasa lagi, tahapan perasaannya lebih bervariasi seperti frustasi, kecewa, gugup dan bangga.
Menurut Psikolog dari Tentang Anak, Grace E Sameve, cara yang paling bagus untuk mengenalkan apa itu emosi dan perasaan pada adalah dengan buku.
Dengan buku bergambar dan desain yang berwarna, serta didukung dengan cerita yang apik akan menarik minat anak-anak.
"Lewat buku yang ada gambar, kartun, itu bisa jadi amunisi mengenal emosi jadi lebih mudah pada anak," ujar Grace seperti dikutip dari Liputan6.com.
2. Kenalkan lagu yang berbicara tentang perasaan
Selain buku, lagu adalah media yang mudah dipahami anak untuk mengenalkan tentang emosi dan perasaan. Manfaatkan momen tersebut untuk lebih mengenalkan berbagai macam perasaan pada anak.
- 5 Cara bagi Orangtua utuk Mulai Mengenalkan Emosi pada Anak, Penting bagi Tumbuh Kembang
- Teknik Efektif untuk Mengajarkan Keterampilan Emosional pada Anak dalam Kehidupan Sehari-hari
- 10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak, Orang Tua Wajib Tahu
- 7 Cara Mengendalikan Emosi saat Marah, Pilih Sikap Bijaksana
Ada sebuah lagu yang berjudul 'If You're Happy and You Know It!'. Lagu ini adalah cara yang menyenangkan dan aktif untuk mengajarkan emosi kebahagiaan kepada anak.
Tidak hanya perasaan atau emosi bahagia dan senang saja yang bisa dirasakan dan diregulasi. Anak juga perlu belajar mengolah perasaannya ketika marah.
3. Mengajarkan cara megatasi emosi negatif
Parents bisa mendorong dan mengajarkan anak untuk mengambil waktu sendiri. Misalnya dengan pergi ke kamar atau tempat lain yang tenang untuk meredakan emosinya.
Ketika anak marah tidak serta merta mereka bisa memukul atau melempar benda kepada orang lain.
4. Berikan afirmasi positif
Berikan apresiasi positif dari setiap perilaku baik si kecil. Pujilah anak saat bisa mengekspresikan emosi dengan cara yang sesuai secara sosial.
Grace menambahkan, ketika sejak dini anak sudah dikenalkan dengan berbagai macam emosi beserta cara meregulasinya, maka anak akan menjadi lebih nyaman dengan dirinya sendiri.
Serta anak akan berfungsi dengan baik dalam kesehariannya.
5. Menggunakan gambar atau emoji
Cara lain yang bisa digunakan untuk mengekspresikan anak adalah dengan menggunakan gambar dan emoji. Pada tahap awal, parents perlu menunjukkan dan menjelaskan arti dari emoji-emoji yang dipilih.
Jadi ketika parents melihat ada perubahan emosi maupun perasaan pada anak, bisa menunjukkan emoji yang sesuai dan bertanya.
Seperti 'Perasaan apa yang kamu rasakan sekarang? Bisa tidak kamu memilih emoji yang sesuai dengan perasaan mu?'
Selain bisa mengenalkan topik yang penting, momen ini juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk bonding bagi Ayah dan Bunda.
Setiap emosi yang hadir berhubungan erat dengan memori. Misalnya saja ketika orang tua bermain atau melakukan aktivitas dengan anak, dapat membangkitkan kenangan masa kecil parents sendiri.
6. Bagikan cerita parents tentang emosi dan memori
Ketika sedang melakukan kegiatan bersama-sama, ceritakan kenangan ketika parents melakukan hal yang sama ketika masih kecil dulu.
Hal ini untuk mengakui perasaan parents secara jujur dan terbuka pada anak, sehingga anak dapat belajar untuk melakukan hal yang sama.
7. Tunjukkan emosi parents ketika marah dan cara mengatasi luapan emosi tersebut
Berikan contoh yang baik ketika ingin anak meniru apa yang parent lakukan. Misal dalam kondisi marah, contohkan cara yang sehat untuk menghadapi emosi yang tidak nyaman tersebut.
Setelah mengutakan emosi tersebut, tarik nafas dalam-dalam atau bisa contohkan cara mengatasi emosi dengan cara yang sehat lainnya, sehingga anak bisa belajar mengenali keretampilan yang parents gunakan saat mereka merasa marah.