Meningitis pada anak pengaruhi prestasi
Meningitis yang ditengarai dengan adanya peradangan pada otak memiliki dampak berkepanjangan pada prestasi anak.
Anak yang terkena meningitis pada saat kecil berkemungkinan lebih besar untuk tidak lulus sekolah dan tidak menghasilkan banyak uang saat dewasa, ungkap sebuah penelitian.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa meningitis bisa mempengaruhi kemampuan otak anak dalam waktu yang lama. Karena meningitis yang menyebabkan peradangan di sekitar otak akan menyebabkan beberapa jaringan otak tak berfungsi. Meski begitu, penemuan kali ini cukup menarik karena peneliti berhasil menelusuri keadaan pendidikan dan ekonomi pasien saat dewasa.
-
Apa yang para ilmuwan temukan tentang keheningan? Para ilmuwan telah menemukan bahwa keheningan sebenarnya adalah suara.
-
Mengapa penelitian ini dianggap penting? “Ini adalah lompatan besar bagi sains! Dan ini baru permulaan. Kami berharap dapat mengadaptasi teknik AI dan ML ini pada hewan lain dan meletakkan dasar bagi kecerdasan luar biasa di berbagai industri terkait hewan. Jika kita tahu apa yang dirasakan hewan, kita bisa merancang dunia yang lebih baik untuk mereka,” Cheok melanjutkan,
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
"Anak-anak yang terkena meningitis memang bisa diselamatkan. Ini adalah berita yang menggembirakan. Namun kami juga melihat adanya efek jangka panjang," ungkap Dr Casper Roed, ketua peneliti dari Copenhagen University Hospital, Denmark, seperti dilansir oleh Reuters (23/04).
Roed dan koleganya mengamati dan menelusuri 2.800 remaja Denmark yang didiagnosis terkena meningococall, pneumococcal, atau meningitis sejak tahun 1977 sampai 2007. Mereka menggunakan data pendidikan nasional dan data ekonomi untuk membandingkan partisipan dengan anak lain yang berjenis kelamin dan berusia sama namun tidak memiliki meningitis.
Peneliti menemukan bahwa setelah berusia 35 tahun, antara 41 dan 48 persen orang yang mengalami meningitis pada saat kecil lulus dari sekolah. Angka ini masih rendah jika dibandingkan dengan 52 - 53 persen yang tidak mengalami meningitis saat masih kecil.
Sekitar 84 - 91 persen orang yang masa kecilnya terkena meningitis berkecukupan secara ekonomi saat dewasa, dibandingkan dengan 94 - 95 persen orang yang kecilnya tidak mengalami meningitis.
Menurut Roed, hal ini disebabkan oleh efek meningitis yang berdampak lama hingga anak-anak beranjak dewasa. Meski begitu, faktor ekonomi keluarga juga bisa menjadi salah satu faktor risiko anak terkena meningitis.
(mdk/kun)