Menjadi pengangguran bisa mengurangi usia wanita?
Wanita yang berpendidikan rendah dan pengangguran memiliki risiko kematian lebih tinggi dibanding wanita bekerja.
Sejauh ini Anda mungkin mengira bahwa pendidikan dan pekerjaan tak ada hubungannya dengan panjangnya usia seseorang. Namun baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang pengangguran memiliki usia yang lebih pendek dibanding wanita bekerja.
Uniknya, hal ini hanya berlaku pada wanita yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Wanita yang memiliki pendidikan tinggi dan pekerjaan justru memiliki usia yang lebih panjang. Berdasarkan beberapa peneliti, panjangnya usia dipengaruhi oleh dua hal, yaitu pekerjaan dan kebiasaan merokok.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan Putri Gading meninggal? Kerangka ini ditemukan di Sevilla, Spanyol. Kerangka manusia berusia 5.000 tahun ditemukan di Sevilla, Spanyol.
-
Bagaimana wanita tersebut dimakamkan? Berdasarkan hasil penelitian kerangka, tinggi wanita tersebut sekitar 152 cm. Kerangkanya ditemukan berbaring telentang di samping kerangka suaminya, namun yang mengejutkan para ilmuwan, bagian atas kepalanya hilang.
-
Kenapa libur nasional penting? Libur nasional memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk beristirahat, bersantai, dan mengisi ulang energi setelah bekerja atau belajar dengan keras. Libur nasional juga dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik, serta produktivitas kerja.
-
Kenapa Wa Kepoh begitu digemari pendengar? Kehadirannya selalu ditunggu para pendengar, karena gaya mendongeng yang disampaikan unik. Wa Kepoh bahkan bisa menirukan banyak suara tokoh dan membuat suasana cerita jadi hidup meski hanya mengandalkan audio.
"Risiko kematian menurun pada wanita berpendidikan tinggi, namun meningkat pada wanita berpendidikan rendah," ungkap jennifer Karas Montez, peneliti di Harvard Center Population and Development Studies, seperti dilansir oleh US News (30/05).
Sementara itu, hal serupa tak ditemukan pada pria. Penelitian menunjukkan bahwa baik pada pria berpendidikan maupun tidak, risiko kematian tetap rendah. Selama penelitian pada tahun 2002 sampai 2006 menunjukkan bahwa wanita yang tidak lulus SMA memiliki risiko kematian 66 persen lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang lulus SMA.
Untuk penelitian ini Montez dan koleganya mengumpulkan data dari 46.000 wanita kulit putih Amerika yang berusia 45 sampai 84 tahun. Mereka terdaftar dalam data survei yang dilakukan selama tahun 1997 sampai 2006. Wanita tersebut kemudian dipecah menjadi dua golongan, yaitu mereka yang tak memiliki pendidikan tinggi dan mereka yang berpendidikan tinggi.
Hasilnya menunjukkan bahwa selama tahun 1997 sampai 2001, tingkat kematian pada wanita yang tak lulus SMA 37 persen lebih tinggi dibanding wanita yang menyelesaikan SMA. Namun pada tahun 2002 sampai 2006, angka tersebut meningkat hingga 66 persen.
Menurut peneliti, beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah kemiskinan, kepemilikan rumah, pengangguran, serta faktor kesehatan seperti obesitas, konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok. Di antara semuanya, peneliti melihat bahwa faktor pengangguran dan kebiasaan merokok adalah dua faktor yang paling berpengaruh.
(mdk/kun)