Paparan Cahaya Terang Bantu Jaga Rutinitas Tidur dan Cegah Depresi
Menjaga rutinitas tidur dan pencegahan depresi bisa dilakukan dengan mengatur paparan cahaya yang kita terima setiap hari.
Tidur yang teratur merupakan faktor penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Sebuah studi baru yang dipimpin oleh peneliti di Brigham and Women's Hospital, rumah sakit afiliasi Harvard, menunjukkan bahwa paparan cahaya terang dapat memengaruhi kualitas tidur dan berpotensi mengurangi gejala depresi.
Dilansir dari Medical Xpress, studi ini, yang melibatkan lebih dari 6.600 peserta, menemukan hubungan antara paparan cahaya terang dengan pola tidur yang lebih teratur. Tidur teratur pada gilirannya dikaitkan dengan berkurangnya gejala depresi, termasuk depresi ringan dan berat. Temuan penelitian ini dipublikasikan di JAMA Network Open.
-
Bagaimana gangguan tidur bisa menjadi tanda depresi? Beberapa orang mengalami insomnia, sulit tidur pada malam hari, sementara yang lain bisa merasa sangat lelah dan tertidur sepanjang hari. Pola tidur yang nggak teratur atau gangguan tidur lainnya bisa menjadi pertanda perubahan kesehatan mental yang mungkin kamu alami. Meskipun kamu sudah tidur berlebihan, tubuh rasanya tetap merasa lelah dan nggak ada semangat sama sekali. Jika merasakan tanda-tanda seperti ini, sebaiknya kamu wajib berkonsultasi ke tenaga profesional.
-
Apa yang membuat orang mengalami kesulitan tidur saat depresi? "Insomnia adalah gejala umum depresi, dengan sekitar 80% orang mengalami gejala insomnia ketika mereka sedang depresi. Insomnia dalam depresi biasanya termasuk kesulitan tidur dan terjaga di tengah malam, serta terbangun terlalu awal," kata Gill.
-
Kenapa tidur siang bisa jadi tanda adanya masalah tidur? Meskipun tidur siang ini mungkin terasa baik untuk sementara, akan mengganggu kualitas tidur mereka di malam hari dan berpotensi meningkatkan risiko kanker.
-
Siapa Surya Insomnia? Surya Insomnia telah meraih sukses sebagai salah satu komedian terpopuler di Indonesia.
-
Kenapa lutut terasa kaku saat bangun tidur? Kekakuan ini terjadi karena peningkatan derajat pengapuran sendi yang dinilai dari angka 0 hingga 4.
-
Mengapa orang dengan bipolar sulit tidur, terutama saat depresi? Orang dengan gangguan bipolar sering mengalami gangguan tidur, baik sulit tidur maupun mengalami insomnia, terutama selama periode depresi.
"Tidur yang konsisten dan teratur memiliki efek luas terhadap kesehatan kita," ujar Dr. Susan Redline, penulis pendamping penelitian ini. Beliau merupakan Profesor Peter C. Farrell dalam bidang Kedokteran Tidur di Harvard Medical School dan dokter senior di Divisi Gangguan Tidur dan Sirkadian di Brigham and Women's Hospital.
"Penelitian di masa depan yang menyelidiki terapi cahaya terang tidak boleh mengabaikan peran penting pola tidur teratur dalam memengaruhi suasana hati dan gejala depresi."
Penelitian ini, yang dipimpin oleh penulis utama Danielle A. Wallace, juga dari Divisi Gangguan Tidur dan Sirkadian, menggunakan data yang dikumpulkan dari National Health and Nutrition Examination Survey antara tahun 2011 hingga 2014.
Para peneliti menyelidiki hubungan antara paparan cahaya terang (pada tingkat yang setara dengan paparan cahaya matahari) dengan gejala depresi. Mereka juga ingin mengetahui apakah indeks keteraturan tidur (ukuran konsistensi jadwal tidur sehari-hari) dapat menjelaskan hubungan tersebut. Paparan cahaya terang dan keteraturan tidur diukur menggunakan perangkat yang dikenakan di pergelangan tangan.
"Kami menemukan bahwa paparan cahaya terang yang lebih lama memiliki hubungan moderat dengan gejala depresi yang lebih rendah. Keteraturan tidur pun berperan dalam hubungan ini," jelas Wallace. " kadar Vitamin D yang lebih tinggi juga terkait dengan paparan cahaya terang yang lebih besar dan keteraturan tidur yang lebih baik, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi gejala depresi."
Para penulis penelitian mencatat bahwa temuan ini memiliki keterbatasan karena sifat data yang bersifat cross-sectional, atau data yang diambil pada satu titik waktu. Oleh karena itu, hubungan sebab-akibat tidak dapat dipastikan. Sebagai contoh, gejala depresi mungkin memengaruhi waktu yang dihabiskan di luar ruangan dan paparan cahaya terang. Penelitian di masa depan perlu mengamati peserta dalam jangka waktu lebih panjang untuk mengevaluasi peran keteraturan tidur dalam hubungan antara paparan cahaya dan suasana hati.
Meskipun demikian, penelitian ini memberikan bukti awal yang menjanjikan tentang manfaat paparan cahaya terang untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi gejala depresi. Paparan cahaya terang di siang hari, terutama cahaya matahari pagi, dapat membantu mengatur ritme sirkadian tubuh, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas tidur malam hari. Tidur yang cukup dan berkualitas baik terbukti dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi risiko depresi.
Selain paparan cahaya terang, ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keteraturan tidur dan kesehatan mental secara keseluruhan. Ini termasuk:
- Mempertahankan jadwal tidur yang konsisten, termasuk pada akhir pekan.
- Ciptakan rutinitas relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat atau membaca buku.
- Pastikan kamar tidur gelap, tenang, dan sejuk.
- Batasi penggunaan gawai sebelum tidur karena cahaya biru yang dipancarkan dari layar dapat mengganggu siklus tidur.
- Berolahraga secara teratur, tetapi hindari olahraga berat mendekati waktu tidur.
- Konsumsi makanan sehat dan batasi asupan kafein dan alkohol.
Jika Anda mengalami kesulitan tidur atau menduga mengalami gejala depresi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Hal ini penting untuk membantu Anda mengidentifikasi penyebab masalah tidur Anda dan mengembangkan rencana perawatan yang tepat.