Penting untuk Dideteksi Secara Tepat, YKI Tingkatkan Tenaga Terampil untuk Deteksi Dini
Deteksi dini kanker serviks terus diupayakan YKI dengan melakukan pelatihan tenaga terampil.
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) terus berupaya meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam mendeteksi kanker serviks secara dini. Pada tanggal 9-11 September 2024, YKI menyelenggarakan pelatihan bersertifikat deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) kepada 35 tenaga kesehatan di Jakarta.
Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi kasus kanker serviks sejak dini, sebagai bagian dari langkah strategis dalam menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Bagaimana cara mencegah kanker pankreas? Perlu diketahui, kanker pankreas merupakan salah satu jenis kanker yang memiliki tingkat kematian yang tinggi. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah risiko terkena kanker pankreas, yaitu sebagai berikut:• Makan makanan yang mengandung serat dan antioksidan. Serat dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, mengurangi peradangan, dan memperlambat pertumbuhan sel kanker. Antioksidan, seperti vitamin C dan E, dapat melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel pankreas.• Hindari makanan tinggi kolesterol. Kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan risiko terkena kanker pankreas. Makanan yang tinggi kolesterol biasanya adalah makanan berlemak, seperti makanan cepat saji, makanan olahan, serta makanan berminyak. • Mengurangi atau berhenti minuman beralkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan sel-sel pankreas dan meningkatkan risiko terkena kanker. • Menghindari kebiasaan merokok. Merokok diketahui merupakan salah satu penyebab utama kanker pankreas. Oleh karena itu, berhenti merokok sangat penting dalam mencegah kanker pankreas.• Olahraga Olahraga secara teratur dapat membantu menjaga berat badan ideal, mengurangi peradangan, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
-
Mengapa kanker semakin meningkat di Indonesia? Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
-
Bagaimana cara mencegah kanker usus? Cara mencegah kanker usus adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan melakukan pemeriksaan usus secara berkala. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker usus: Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan-makanan ini kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bisa membantu melindungi usus dari kerusakan sel dan peradangan. Serat juga bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin.Batasi konsumsi daging merah, daging olahan, dan makanan yang dibakar. Makanan-makanan ini mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Rokok dan alkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.Berolahraga secara rutin. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus. Jalani skrining kanker usus secara berkala. Skrining kanker usus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya polip atau tumor di usus besar.Polip adalah benjolan yang bisa menjadi kanker jika tidak diangkat. Skrining kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi, sigmoidoskopi, tes darah samar, atau tes DNA tinja.
-
Bagaimana sel kanker menyebar? Penyebaran sel kanker atau metastasis adalah hal yang paling ditakutkan dari penyakit kanker. Sel kanker bisa menginvasi jaringan di sekitarnya, sewaktu-waktu dapat masuk ke aliran darah atau saluran limfe dan terbawa jauh ke jaringan atau organ tubuh lain.
-
Apa saja cara mengatasi kanker pankreas? Cara mengatasi kanker pankreas disesuaikan dengan stadium, bagian pankreas yang terinfeksi kanker, serta kondisi kesehatan penderita. Adapun tujuan pengobatan ini untuk menyingkirkan sel kanker agar tidak menyebar ke organ tubuh lainnya. Berikut sejumlah cara mengatasi kanker pankreas, antara lain: Radioterapi Cara mengatasi kanker pankreas yang pertama adalah radioterapi. Cara ini dilakukan untuk menghancurkan sel kanker dengan menggunakan sinar-X atau proton. Jenis terapi ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah tindakan bedah.Radioterapi bisa dikombinasikan dengan kemoterapi. Umumnya, gabungan pengobatan ini diakukan sebelum tindakan bedah untuk mengecilkan ukuran sel kanker sehingga lebih mudah diangkat. Operasi Cara ini dilakukan pada kanker pankreas yang belum menyebar ke organ tubuh lain. Beberapa jenis operasi yang biasanya dilakukan, yaitu prosedur bedah Whipple, pankreatektomi distal, dan pankreatektomi total. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kanker pankreas bisa diatasi dengan tindakan opersi. Misalnya saja pada kanker yang sudah menyebar ke pembuluh darah besar. Sebab, risiko terjadinya komplikasi akibat tindakan operasi justru akan lebih besar pada kondisi tersebut. Kemoterapi Cara mengatasi kanker pankreas selanjutnya adalah kemoterapi. Cara ini dilakukan dengan memberikan obat khusus untuk membunuh sel kanker. Pemberian obat bisa tunggal atau kombinasi, bisa berupa obat oral, infus, atau suntik.Kemoterapi bisa dilakukan pada kanker pankreas stadium awal atau lanjut untuk mengecilkan ukuran atau mengendalikan pertumbuhan sel kanker.
Kanker serviks menempati urutan ketiga dengan jumlah kasus baru terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2022, terdapat 36.964 kasus baru dan 20.708 kematian yang disebabkan oleh kanker serviks. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2021), Indonesia menempati peringkat ke-8 di Asia Tenggara dalam hal kejadian kanker, sementara secara regional Asia berada di urutan ke-23. Angka kejadian kanker serviks di Indonesia mencapai 23,4 per 100.000 penduduk, dengan tingkat kematian mencapai 13,9 per 100.000 penduduk.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa sekitar 70 persen penderita kanker serviks baru datang ke fasilitas kesehatan ketika penyakit sudah mencapai stadium lanjut.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, menegaskan pentingnya deteksi dini untuk mengatasi hal ini.
"Deteksi kanker serviks harus terus digalakkan, dan Yayasan Kanker Indonesia sangat senang dapat memberikan pelatihan deteksi dini kanker serviks kepada 35 praktisi kesehatan, melalui metode pemeriksaan IVA, sebuah langkah strategis dalam merealisasikan pengurangan kejadian kanker serviks," ujarnya.
Metode IVA adalah pemeriksaan yang relatif sederhana dan dapat dilakukan dengan alat-alat dasar. Prosesnya melibatkan pengolesan cuka putih atau asam asetat ke leher rahim. Jika terdapat sel abnormal, area tersebut akan berubah warna menjadi putih.
- Deteksi Dini Kanker Usus Besar: Gejala Tersembunyi dan Strategi Pencegahan
- Penyebab Kanker Serviks yang Penting Diketahui, Ini Penjelasannya
- Perluasan Tenaga Kerja Mandiri Jadi Trik Pemkot Bontang Tekan Pengangguran
- Para Pendaki Histeris Sekuat Tenaga Menjajal Daun 'Gatal' Jelatang, Ternyata Punya Manfaat Kesehatan yang Tak Diketahui
"Skrining dengan tes IVA dapat dilakukan sekali datang, dan bila ditemukan hasil positif, tindakan lanjutan berupa pengobatan sederhana dengan krioterapi dapat dilakukan oleh tenaga medis yang telah terlatih," tambah Prof. Aru Sudoyo.
Pelatihan yang diselenggarakan YKI ini bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan melibatkan berbagai pihak seperti PT Solusi Transformasi Persada, Female Cancer Programme Jakarta, serta Ikatan Bidan Indonesia. Peserta pelatihan, yang terdiri dari dokter umum dan bidan, juga mendapatkan sertifikat berakreditasi B dari Kemenkes RI dan 15 Satuan Kredit Profesi (SKP).
Ketua Panitia Pelatihan, dr. Vinka Imelda dari YKI, menjelaskan bahwa pelatihan ini mencakup tiga hari dengan program pembelajaran terintegrasi. Hari pertama melibatkan pemaparan teori mengenai metode IVA, tes DNA HPV, dan pap smear. Pada hari kedua, peserta mengikuti workshop yang melibatkan praktik pengambilan sampel dan teknik krioterapi. Pada hari ketiga, peserta melakukan pemeriksaan langsung pada 100 perempuan di Rusun Benhil 2, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
“Pemeriksaan langsung pada hari ketiga dilaksanakan pada 100 perempuan dengan rentang usia 25-65 tahun, dan praktisi kesehatan yang mengikuti pelatihan dapat langsung menerapkan ilmu dan pengalaman yang diperoleh. Ini sekaligus meningkatkan cakupan pelayanan IVA untuk skrining kanker serviks, terutama di DKI Jakarta,” ujar dr. Vinka Imelda. Setelah pemeriksaan selesai, peserta berdiskusi mengenai temuan kasus di bawah bimbingan Prof. DR. dr. Laila Nuranna, Sp.OG(K), Onk., dari Bidang Pendidikan dan Penyuluhan YKI.
Apabila hasil pemeriksaan IVA positif dan terdeteksi peradangan, pasien akan disarankan menjalani krioterapi untuk mencegah perkembangan sel kanker.
"YKI mengucapkan terima kasih atas partisipasi lebih dari 100 peserta deteksi dini kanker serviks. Pelaksanaan deteksi dini ini terlaksana berkat dukungan berbagai pihak, termasuk PARAGON Technology, Wardah, Pemda DKI Jakarta, serta berbagai komunitas," tutup dr. Vinka Imelda.