Perbedaan Baby Blues vs Postpartum Depression Menurut Para Ahli, Parah yang Mana?
Baby Blues dan Postpartum Depression (PPD) bisa dialami oleh sebagian besar ibu setelah melahirkan.
Perbedaan Baby Blues vs Postpartum Depression Menurut Para Ahli, Parah yang Mana?
Dialami Mayoritas Ibu
Kondisi Baby Blues dan Postpartum Depression (PPD) bisa dialami oleh sebagian besar ibu setelah melahirkan.
Jika sudah masuk ke Postnatal Depression, ini
sudah penyakit, bukan lagi kondisi emosional biasa.
Ketika sudah mengalami PPD, penanganan harus dilakukan dengan obat dengan pengawasan ahli.
-
Apa yang dimaksud dengan Baby Blues Syndrome? Baby Blues Syndrome adalah kondisi emosional yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Gejala utamanya termasuk perasaan sedih berlebihan, mudah marah, dan cemas.
-
Apa itu baby blues? Baby blues adalah kondisi mental yang dapat terjadi pada siapa saja. Baby blues adalah salah satu kondisi gangguan kesehatan mental yang perlu diwaspadai. Khususnya, bagi seorang ibu yang barus aja melahirkan, tentu akan mengalami berbagai macam pergolakan emosi. Mulai dari rasa senang atau gembira, takut, hingga cemas.
-
Mengapa baby blues bisa terjadi? Setelah melahirkan, penurunan drastis hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh Anda dapat menyebabkan baby blues.
-
Kapan *baby blues* biasanya dialami? Baby blues bisa terjadi 2 hingga 35 hari setelah melahirkan dan bisa berlangsung hingga 2 minggu.
-
Kapan biasanya baby blues terjadi? Keluhan baby blues bersifat hilang timbul dan biasanya bertahan tidak lebih dari dua minggu.
-
Kenapa Baby Blues Syndrome bisa terjadi? Menurut Siloam Hospitals, penyebab Baby Blues Syndrome ada empat hal. Kesulitan beradaptasi sebagai ibu, perubahan hormon drastis, kurang tidur akibat pola tidur bayi yang tidak teratur, dan riwayat gangguan mental sebelumnya.
Kasus Baby Blues Syndrome
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), angka kasus Baby Blues Syndrome di Asia berkisar antara 26% hingga 85%, sedangkan di Indonesia, angka ini mencapai kisaran 50% hingga 70%.
Di Indonesia, diperkirakan bahwa 1 hingga 2 dari setiap 1000 kelahiran mengalami dampak dari kondisi ini.
Gejala Baby Blues Syndrome cenderung mencapai puncaknya pada hari ke-3 hingga ke-4 setelah melahirkan dan dapat berlangsung selama 14 hari.
Tiga perbedaannya Baby Blues vs Postpartum Depression ini dikutip dari dua pernyataan ahli.
Simak penjelasannya melansir dari penelitian berjudul The Baby Blues and Postnatal Depression oleh Suryati.
Dilengkapi pernyataan dari Psikolog Klinis Nuran Abdat dalam media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dikutip Selasa (5/9/2023).
1. Perbedaan Waktu Kemunculan
Baby Blues:
Baby blues muncul dalam beberapa hari setelah melahirkan, berlangsung dalam kurun waktu dua sampai tiga hari. Kondisi ini umum dialami oleh sekitar 80 persen wanita yang baru saja melahirkan.
Postpartum Depression:
PPD, bisa muncul setelah fase baby blues berlangsung selama dua minggu pertama pasca melahirkan. Bahkan, PPD dapat terjadi hingga kurang lebih satu tahun setelah melahirkan.
Meskipun lebih jarang terjadi, PPD tetap kondisi serius yang dapat memengaruhi sekitar 20 persen ibu yang baru melahirkan.
2. Perbedaan Perasaan dan Emosi
Baby Blues:
Selama baby blues, perasaan ibu cenderung naik turun.
Mood swing, rasa sedih yang luar biasa, mudah lupa, dan kesulitan berkonsentrasi adalah beberapa gejala umum.
Ibu juga bisa menjadi lebih sensitif, sering menangis, dan merasa cemas karena takut tidak mampu merawat bayi dengan baik.
Meskipun gejalanya bisa intens, perasaan ini masih bisa diatasi.
Postpartum Depression:
Di sisi lain, PPD membawa gejala yang lebih parah. Rasa sedih yang dialami oleh ibu tidak dapat lagi diatasi dengan mudah.
Rasa putus asa yang kuat, sering menangis, dan pemikiran negatif yang berlebihan menjadi karakteristik PPD.
Gejala lainnya termasuk penurunan minat dan kebahagiaan, gangguan tidur yang serius, rasa bersalah, dan bahkan pemikiran untuk melakukan bunuh diri.
PPD adalah kondisi yang serius dan memerlukan perawatan medis yang sesuai.
3. Perbedaan Penyebab Kemunculan
Baby Blues:
Baby blues umumnya disebabkan oleh perubahan fisiologis yang terjadi setelah melahirkan. Intensitas perubahan ini kemudian dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis.
Terlebih lagi, baby blues dapat menjadi cikal bakal atau faktor risiko untuk munculnya PPD.
Postpartum Depression:
PPD lebih banyak dipengaruhi oleh faktor psikososial. Stres atau tekanan dari lingkungan sekitar ibu dapat menjadi pemicu PPD.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suryati, ditemukan bahwa PPD dapat muncul jika ibu mengalami depresi lebih dari 10 hari, atau paling lama 15 hari setelah melahirkan.
Ini menunjukkan pentingnya mendiskusikan masalah ini dengan seorang dokter jika gejala PPD muncul.
Cara Mengatasi Postpartum Depression:
Jika seorang ibu mengalami PPD, langkah-langkah berikut perlu dipertimbangkan:
1. Konsultasikan dengan Dokter
Jika gejala PPD telah berlangsung lebih dari 10 hari, sebaiknya segera konsultasikan dengan seorang dokter. Jika memungkinkan, melibatkan suami dan keluarga dalam diskusi tersebut dapat memberikan dukungan tambahan.
2. Terapi dan Pengobatan
PPD adalah kondisi yang memerlukan perawatan medis. Dokter dapat merekomendasikan terapi psikologis. Pada beberapa kasus, akan diberikan obat anti-depresan untuk membantu pemulihan.
3. Dukungan Keluarga
Dukungan emosional dari suami dan keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan ibu yang mengalami PPD.
Mereka dapat membantu dalam tugas-tugas sehari-hari dan memberikan dukungan moral yang diperlukan.
4. Pengasuhan Bayi
Gejala PPD dapat memengaruhi kemampuan ibu untuk merawat bayinya dengan baik, perlu ada rencana pengasuhan yang memadai. Ini bisa mencakup bantuan dari suami atau anggota keluarga terdekat, atau perawatan bayi di tempat khusus jika diperlukan.
Dukungan Keluarga dan Perawatan Medis
Mengatasi Baby Blues dan Postpartum Depression (PPD), pemahaman dan dukungan dari keluarga memegang peranan penting, bersama dengan perawatan medis yang sesuai.
Deteksi gejala dengan cepat dan mengambil tindakan tepat, berkontribusi pada pemulihan ibu yang mengalami kondisi ini dengan lebih efektif.
Kesejahteraan mental ibu sangat berdampak pada kebahagiaan dan stabilitas keluarga secara keseluruhan.
Maka, dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara baby blues dan PPD, diharapkan ke depannya dapat memberikan dukungan yang lebih baik kepada mereka yang membutuhkannya.