Pertengkaran antar saudara kandung mampu memicu depresi?
Pertengkaran antar saudara kandung mampu memicu depresi dan masalah kepercayaan diri beberapa tahun ke depan.
Saudara kandung pasti pernah terlibat pertengkaran, baik itu sekadar adu mulut sampai kekerasan fisik. Kebiasaan tersebut pun sepertinya tidak bisa diabaikan. Pasalnya penelitian terbaru menyebutkan kalau pertengkaran antar saudara kandung mampu memicu depresi dan masalah kepercayaan diri beberapa tahun ke depan.
Sebagaimana yang dilansir dari CBS News (20/12), penelitian tentang kaitan antara pertengkaran antar saudara kandung dan dampaknya tersebut dilakukan oleh para ahli dari University of Missouri.
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
-
Apa saja tanda dari depresi terselubung? Berikut sejumlah tanda depresi terselubung yang penting untuk segera dikenali: Perubahan Kepribadian Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pendiam, pasif, atau tidak peduli pada hal-hal yang penting bagi mereka. Mereka juga bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Perubahan Pola Makan dan Tidur Depresi terselubung bisa memengaruhi pola makan dan tidur seseorang. Mereka bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan. Gangguan tidur seperti insomnia atau hipersomnia juga sering terjadi. Perubahan Interaksi Sosial dan Produktivitas Kehilangan Minat pada Hobi dan Kegiatan Orang dengan depresi terselubung sering kali kehilangan minat pada hobi atau kegiatan yang mereka nikmati. Mereka bisa berhenti melakukan aktivitas yang biasanya membuat mereka bahagia. Bercanda tentang Hal-hal Negatif Mereka mungkin sering bercanda tentang topik yang berkaitan dengan depresi, seperti kematian atau bunuh diri. Ini bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka atau mencari perhatian.
-
Mengapa distimia dianggap sebagai contoh depresi? Distimia Salah satu contoh depresi adalah distimia. Kondisi ini bisa berlangsung selama dua tahun lebih. Akan tetapi, tingkat keparahan gejalanya bisa lebih ringan ataupun lebih berat dibanding jenis depresi sebelumnya.
-
Apa saja gejala khas depresi pasca melahirkan? Depresi pasca melahirkan memiliki gejala khas, seperti hilangnya minat pada aktivitas rutin, gangguan tidur, perubahan gerakan, perasaan lesu yang berkelanjutan, hingga pikiran untuk mengakhiri hidup yang berulang kali muncul.
-
Kenapa depresi pasca melahirkan bisa muncul? Penyebab pasti dari depresi pasca melahirkan masih belum diketahui. Namun, kemungkinan penyebabnya meliputi:1. GenGen adalah bagian sel tubuh yang menyimpan instruksi tentang cara tubuh Anda tumbuh dan bekerja. Gen diturunkan dari orang tua ke anak. Depresi lebih sering terjadi pada orang yang anggota keluarganya mengalami depresi. Ini disebut riwayat depresi keluarga. 2. Berubahnya kadar hormon setelah kehamilanHormon adalah bahan kimia dalam tubuh. Beberapa membantu mengendalikan emosi dan suasana hati. Selama kehamilan, tubuh memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih tinggi. Namun dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, hormon-hormon tersebut dengan cepat kembali ke tingkat normal. Penurunan kadar hormon yang cepat ini dapat menyebabkan depresi. 3. Rendahnya kadar hormon tiroidTiroid adalah kelenjar di leher yang membantu tubuh menggunakan dan menyimpan energi dari makanan.Selain perubahan kimiawi, perubahan sosial dan psikologis yang terkait dengan kelahiran bayi juga meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan. Contoh perubahan ini termasuk perubahan fisik pada tubuh, kurang tidur, kekhawatiran tentang pengasuhan anak, atau perubahan dalam hubungan.
-
Bagaimana mengatasi depresi terselubung? Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda depresi terselubung, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Depresi terselubung bisa diobati dengan terapi, obat-obatan, atau perubahan gaya hidup. Dengan bantuan yang tepat, Anda atau orang yang Anda kenal bisa pulih dan menikmati hidup yang lebih bahagia.
"Penemuan kami bisa membantu orang tua, psikolog, atau siapapun yang bekerja di bidang konsultasi anak bahwa pertengkaran antar saudara tidak selalu berakhir baik," tulis peneliti Nicole Campione-Barr dalam jurnal Child Development.
Para ahli tepatnya menganalisis 145 pasang saudara kandung berusia 12-15 tahun selama setahun. Mereka menemukan kalau kebanyakan saudara kandung disebabkan oleh adanya perasaan diperlakukan tidak adil atau kebutuhan privasi yang tidak terpenuhi.
Menurut peneliti, anak-anak yang sering bertengkar dengan saudara kandung karena masalah ketidakadilan berisiko menderita depresi beberapa tahun ke depan. Maksudnya, anak-anak tersebut merasa tidak cukup diperhatikan oleh orang tua atau dianggap tidak terlalu penting dibandingkan saudaranya.
Sementara untuk penyebab pertengkaran akibat privasi yang merasa terganggu berkaitan dengan masalah kepercayaan diri pada anak. Dengan kata lain, remaja yang depresi dan cemas cenderung akan sering bertengkar ketika dewasa.
Anak laki-laki yang memiliki saudara berjenis kelamin sama atau anak perempuan dengan saudara laki-laki juga dilaporkan lebih rentang mengalami kecemasan. Saudara berbeda jenis kelamin tersebut pun dilaporkan punya rasa percaya diri yang rendah.
Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa orang tua memegang peranan penting dalam memperlakukan anaknya, terutama yang memiliki saudara kandung dengan jenis kelamin yang berbeda.
Orang tua pun tidak perlu menengahi dan menghentikan pertengkaran antar anak. Tetapi mereka harus bisa menegaskan tentang aturan yang jelas dan adil ketika memberi tugas pada anak, misalnya waktu bermain atau tugas membersihkan rumah.
(mdk/riz)