Seks Anal Selalu Lebih Berisiko Daripada Seks Vaginal? Ini Penjelasan Para Ahli
Seks anal sering kali dianggap lebih berisiko dibandingkan dengan seks vaginal, benarkah hal itu? Ini penjelasan lengkapnya.
Seks anal, atau penetrasi anus dengan penis, jari, atau mainan seks, merupakan salah satu variasi dalam aktivitas seksual yang dilakukan oleh sebagian pasangan. Anus, seperti halnya vagina, dipenuhi dengan ujung saraf yang sensitif, sehingga mampu memberikan rangsangan seksual. Namun, seks anal juga memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis hubungan seksual lainnya, terutama terkait dengan penyakit menular seksual (PMS).
Pertanyaan penting yang sering muncul adalah apakah seks anal lebih berisiko dibandingkan dengan seks vaginal. Menurut berbagai penelitian, seks anal memang memiliki risiko lebih tinggi, terutama jika dilakukan tanpa pengaman atau kondom.
-
Bagaimana cara memasang kondom dengan benar? Pasang kondom dengan benar, pastikan ujungnya menyembul seperti topi kecil. Tekan ujung kondom dan gulung ke arah bawah penis.
-
Bagaimana cara mencegah penularan HIV? Untuk mencegah penularan HIV, dr. Rudi menekankan prinsip ABC: Abstinence (menahan diri), Be faithful (setia pada satu pasangan), dan Condom (penggunaan kondom).
-
Bagaimana HIV dapat ditularkan? HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat menular melalui beberapa cara yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh tertentu dari seseorang yang terinfeksi. Berikut cara penularan HIV yang utama: Hubungan Seksual Tanpa Pengaman Penularan HIV paling umum terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan seseorang yang terinfeksi, baik itu melalui hubungan vaginal, anal, maupun oral.
-
Bagaimana cara mencegah penularan HIV dari ibu ke anak? Penularan HIV dapat terjadi dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi semasa kehamilan, persalinan, atau menyusui. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan obat anti-HIV kepada ibu dan bayi, serta menghindari menyusui.
-
Kenapa kondom penting untuk kesehatan seksual? Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan kondom dapat membantu mengurangi risiko penularan penyakit menular seksual seperti HIV, gonore, dan lainnya.
-
Bagaimana cara bagi pasien jantung untuk mengurangi risiko komplikasi yang berhubungan dengan aktivitas seksual? Bagi mereka yang pernah mengalami gagal jantung atau serangan jantung, rehabilitasi jantung dan rutinitas aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mengurangi risiko komplikasi yang berhubungan dengan aktivitas seksual.
Risiko Seks Anal terhadap HIV dan PMS
Salah satu risiko utama dalam seks anal adalah penularan HIV. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, yang setara dengan Direktorat Jenderal P2P di Indonesia, melaporkan bahwa menerima seks anal dari pasangan yang positif HIV dapat meningkatkan risiko tertular hingga 138 kali lipat dibandingkan dengan seks vaginal yang tidak terlindungi.
Penelitian lain yang dikutip dari Men’s Health menunjukkan bahwa risiko penularan HIV melalui seks anal tanpa kondom hampir 20 kali lebih tinggi daripada seks vaginal tanpa kondom. Selain itu, wanita yang menerima seks anal tanpa kondom 13 kali lebih mungkin terinfeksi HIV dibandingkan dengan menerima seks vaginal tanpa perlindungan.
Seks anal juga berpotensi menularkan berbagai jenis penyakit menular seksual lainnya seperti HPV, herpes, klamidia, dan gonore. Anus tidak memiliki lubrikasi alami seperti vagina, sehingga rentan terhadap luka atau robekan akibat gesekan selama penetrasi. Kondisi ini memungkinkan bakteri dan virus, termasuk HIV dan HPV, untuk masuk ke dalam tubuh melalui luka atau robekan kecil di jaringan anus
Mengapa Anus Lebih Rentan Terhadap Risiko Kesehatan?
Anus memiliki struktur yang berbeda dengan vagina. Jaringan di dalam anus tidak memiliki lapisan pelindung seperti yang dimiliki oleh vagina. Selain itu, anus juga tidak memiliki pelumas alami, sehingga lebih rentan terhadap luka saat penetrasi. Hal ini memperbesar peluang masuknya bakteri dan virus ke dalam aliran darah.
Selain risiko bagi penerima seks anal, pasangan yang melakukan penetrasi juga dapat terinfeksi. Kuman dan virus yang terdapat di anus penerima dapat berpindah ke tubuh pemberi melalui luka kecil atau goresan di penis. Virus seperti HIV dan HPV dapat masuk melalui uretra (lubang kencing) pada penis atau luka terbuka yang tidak terlihat.
- Begini Saran Psikolog dalam Memberi Edukasi pada Anak untuk Mencegah Pelecehan Seksual
- Apakah Berhubungan Seks di Ruang Angkasa Aman? Ilmuwan Beberkan Risikonya
- Daftar Ilmuwan Hebat Dunia tapi Punya Kelainan Seksual, Termasuk Pencipta AI
- Mengapa Berhubungan Intim Begitu Nikmat? Inilah Alasan dan Cara Menciptakannya
Cara Mengurangi Risiko Seks Anal
Meskipun seks anal memiliki risiko yang lebih tinggi, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tertular penyakit menular seksual. Beberapa langkah yang direkomendasikan oleh para ahli meliputi:
- Tes Penyakit Kelamin Sebelum Berhubungan Seks
Sebelum melakukan hubungan seksual, sangat penting bagi kedua pasangan untuk melakukan tes penyakit kelamin, bahkan jika hanya berhubungan dengan satu pasangan. Penyakit menular seksual seperti HIV tidak hanya ditularkan melalui hubungan seksual, tetapi juga bisa melalui transfusi darah atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
- Penggunaan Kondom
Kondom adalah alat perlindungan paling efektif untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, termasuk HIV. Jika digunakan dengan benar dan konsisten, kondom dapat mengurangi risiko penularan HIV melalui seks anal hingga 63% pada pria dan 72% pada wanita. CDC melaporkan bahwa kondom yang terbuat dari lateks atau poliuretan sangat efektif dalam melindungi dari penyakit kelamin seperti klamidia, gonore, dan HIV.
- Gunakan Pelumas yang Tepat
Seks anal memerlukan bantuan pelumas untuk mengurangi gesekan dan mencegah robekan jaringan anus. Pelumas berbahan dasar air atau silikon sangat dianjurkan, karena pelumas berbahan dasar minyak dapat merusak kondom dan membuatnya bocor. Penggunaan pelumas yang tepat dapat membantu mencegah cedera pada jaringan anus dan menjaga efektivitas kondom.
Seks anal merupakan salah satu variasi dalam aktivitas seksual yang dapat memberikan kepuasan bagi beberapa pasangan. Namun, aktivitas ini juga memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi, terutama terkait dengan penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Risiko tersebut dapat diminimalkan dengan melakukan tes penyakit kelamin secara rutin, menggunakan kondom secara konsisten dan benar, serta menggunakan pelumas yang tepat selama aktivitas seksual.
Seperti yang dijelaskan oleh CDC, "Meski ada banyak cara untuk berhubungan seks, menjaga keamanan dan kesehatan diri serta pasangan harus tetap menjadi prioritas." Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko seks anal dapat dikurangi, sehingga pasangan dapat menikmati pengalaman seksual yang lebih aman dan menyenangkan.