Terjebak dalam Mood Pasca-Liburan? Temukan Penyebab Psikologis yang Memburukkannya!
Banyak orang mengalami sakit atau motivasi yang menurun usai liburan. Kondisi ini bisa terjadi akibat faktor psikologis yang terjadi.
Banyak orang mengalami sakit atau motivasi yang menurun usai liburan. Kondisi ini bisa terjadi akibat faktor psikologis yang terjadi.
-
Kapan biasanya orang merasakan post holiday blues? Post holiday blues adalah perasaan sedih, cemas, atau rendahnya semangat yang dialami seseorang setelah kembali dari liburan.
-
Apa saja yang dirasakan orang ketika mengalami post holiday blues? Beberapa gejala umum yang sering dialami selama post holiday blues meliputi kelelahan, kehilangan motivasi, perasaan sedih atau cemas, kesulitan berkonsentrasi, dan kurangnya minat dalam aktivitas sehari-hari.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan setelah lebaran? Perbaiki Pola Makan Setelah berpuasa selama satu bulan, pola makan Anda mungkin menjadi tidak teratur. Mulailah dengan membuat jadwal makan yang teratur dan pastikan untuk mengonsumsi makanan sehat. Kurangi makanan yang tinggi lemak, santan, garam, dan pedas. Fokuslah pada konsumsi sayur dan buah, serta protein tanpa lemak seperti daging tanpa lemak, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
-
Mengapa masalah kesehatan sering muncul setelah lebaran? Namun, di balik kebahagiaan tersebut, tak jarang muncul berbagai masalah kesehatan yang tidak terduga. Dari gangguan pencernaan hingga peningkatan berat badan, efek dari perubahan pola makan dan gaya hidup selama Lebaran dapat dirasakan oleh banyak orang.
-
Kapan biasanya masalah kesehatan muncul setelah lebaran? Usai makan-makan di hari raya, masalah kesehatan setelah lebaran adalah masalah baru yang bisa saja menunggu untuk muncul.
-
Kenapa kita sering sakit setelah liburan? "Saya sering menemui pasien yang sakit setelah kembali dari liburan," jelas apoteker, Inna Lukyanovsky dilansir dari Greatist.Terkait kondisi sakit setelah menjalani liburan ini, ternyata hal tersebut tidak muncul karena rasa malas semata. Terdapat sejumlah alasan yang menyebut mengapa kamu biasanya sakit setelah menjalani liburan.
Ketahui Apa Itu "Post Holiday Blues" yang Bisa Terjadi Setelah Libur Panjang
Post holiday blues adalah fenomena psikologis yang sering dialami oleh banyak orang setelah mengikuti musim libur panjang seperti Lebaran. Seorang psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra Putranto, menjelaskan bahwa kondisi ini merupakan perubahan mood yang terjadi sebagai akibat dari transisi dari masa liburan kembali ke kondisi rutin.
“Post holiday blues adalah kondisi perubahan mood (suasana hati) sebagai akibat dari transisi antara masa liburan kepada kondisi rutin yang harus dihadapi kembali,” kata Kasandra dilansir dari Antara.
Kasandra menyatakan bahwa selama mengalami proses transisi tersebut, tidak mudah bagi seseorang untuk beradaptasi kembali terhadap kehidupan yang biasanya, misalkan kembali bekerja atau sekolah.
- Penyebab Depresi Postpartum, Pahami Gejala dan Komplikasi yang Perlu Diwaspadai
- Kesulitan dalam Berhenti Merokok Bisa Disebabkan karena Faktor di Dalam Diri
- Post Holiday Blues Adalah Perasaan Sedih Setelah Libur Panjang, Berikut Penyebab dan Ciri-cirinya
- Libur Panjang Usai, Yuk Dongkrak Mood Biar Semangat Kerja Lagi!
Faktor-faktor yang menyebabkan post holiday blues bisa berasal dari dalam diri individu. Kasandra menjelaskan bahwa adanya sifat malas bergerak dan berpikir dapat membuat ritme aktivitas menjadi lebih lambat.
Hal ini disebabkan oleh dorongan kuat untuk memutar waktu kembali ke masa liburan dibandingkan dengan niat untuk memulai rutinitas kembali. Selain itu, pengalaman sakit selama liburan juga dapat memperburuk kondisi, baik itu akibat pola makan yang tidak teratur, kurangnya istirahat, atau interaksi yang berlebihan dengan orang lain.
Tidak hanya faktor internal individu, tetapi juga masalah-masalah teknis lain dapat meningkatkan tekanan post holiday blues.
"Misalnya jika support system di rumah belum kembali seperti semula, ada langganan sayur belum kembali dari kampung, langganan ojek juga masih libur atau asisten di rumah belum kembali, atau sarana prasarana macet karena rusak, seperti mobil, motor, mesin cuci dan lain lain," jelas Kasandra.
Meskipun pada umumnya kondisi post holiday blues akan kembali normal, Kasandra menekankan bahwa jika gejala tersebut berlangsung lebih dari dua minggu, individu tersebut perlu mendapatkan penanganan dari pihak medis.
Untuk mencegah hal ini terjadi, Kasandra menyarankan agar masyarakat mulai mempersiapkan diri untuk kembali ke aktivitas rutin sebelum masa liburan berakhir. Ini termasuk kembali bangun lebih pagi, menyelesaikan tugas yang tertunda, dan menghindari aktivitas yang minim gerak seperti berlama-lama di media sosial atau tidur terlalu banyak di rumah.
Kasandra menegaskan bahwa orang yang memiliki stamina mental yang baik dan terbiasa aktif selama liburan akan lebih mudah mengatasi perubahan mood dan mendapatkan manfaat maksimal dari liburan. Namun, bagi yang kurang terbiasa aktif atau memiliki masalah dalam stamina mental, diperlukan upaya lebih keras untuk mengatasi perubahan mood tersebut.
"Sebaliknya mereka yang memiliki masalah dalam stamina mental dan tidak terbiasa aktif selama liburan tentu memerlukan pecutan usaha diri yang lebih keras untuk mengatasi perubahan mood mereka," ujar Kasandra.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang post holiday blues, individu dapat lebih siap menghadapi perubahan suasana hati dan meminimalisir dampak negatifnya.