Tes napas ungkapkan penyebab kegemukan
Napas Anda bisa digunakan untuk mendeteksi bakteri penyebab kegemukan dalam tubuh.
Sudah mencoba segala cara untuk berdiet, namun masih tetap bertambah gemuk? Mungkin mikroba dalam tubuh Anda penyebabnya. Peneliti menemukan bahwa mikroba yang hidup dalam tubuh seseorang bisa menjadi faktor bertambahnya berat badan.
Peneliti kini juga telah mengembangkan tes napas untuk melihat apakah tubuh Anda dipenuhi bakteri penyebab bertambahnya kalori. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tubuh manusia dipenuhi oleh mikroba yang membantu proses pencernaan. Mereka juga menemukan bahwa beberapa jenis mikroba yang tinggal di usus berperan penting untuk menentukan berapa banyak nutrisi yang didapat dari makanan.
-
Apa perbedaan utama antara overweight dan obesitas? Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang penting. Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Apa saja jenis-jenis obesitas berdasarkan penyebabnya? Jenis-jenis Obesitas Obesitas adalah kondisi di mana seseorang memiliki berat badan yang berlebihan akibat penumpukan lemak tubuh yang abnormal atau berlebihan. Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Ada beberapa jenis obesitas yang dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu: Obesitas akibat jarang berolahraga, Obesitas akibat makanan, Obesitas vena, Obesitas karena merasa cemas, Obesitas genetik.
-
Apa saja masalah pencernaan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Obesitas juga dapat memicu berbagai masalah pencernaan, salah satunya adalah refluks asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Tekanan berlebih pada perut akibat lemak yang menumpuk dapat mendorong asam lambung naik ke esofagus, menyebabkan rasa terbakar di dada dan tenggorokan.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas akibat makanan? Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang, mengurangi porsi makan, dan memilih makanan yang kaya serat, protein, dan vitamin.
-
Apa saja gejala dari obesitas yang disertai diabetes? Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi. Gejalanya umumnya tidak terlihat, tetapi beberapa orang mungkin mengalami sakit kepala, pusing, nyeri dada, atau sesak napas.
-
Apa saja komplikasi kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Orang dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi serius. Komplikasi obesitas tersebut antara lain adalah: Komplikasi 1. Penyakit jantung dan stroke. Obesitas membuat Anda lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol abnormal, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke. 2. Diabetes tipe 2. Obesitas dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Hal ini meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes. 3. Kanker. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal dan prostat. 4. Masalah pencernaan. Obesitas meningkatkan kemungkinan berkembangnya mulas, penyakit kandung empedu dan masalah hati. 5. Apnea tidur. Orang dengan obesitas lebih cenderung mengalami sleep apnea, gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur. 6. Osteoarthritis. Obesitas meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban, selain meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan komplikasi seperti osteoarthritis.
Dr Ruchi Mathur dan koleganya di Cedars-Sinai MEdical CEnter, Los Angeles, menemukan bakteri Methanbrevibacter smithii atau M. Smithii. Bakteri ini bertanggung jawab memproduksi gas tanpa bau yang mengandung metana.
Orang yang memproduksi gas, baik metana atau lainnya, lebih banyak biasanya akan lebih mudah gemuk. Hal ini bisa ditengarai dengan melakukan uji napas. Mereka yang memiliki gas lebih banyak biasanya lebih gemuk dan memiliki lemak yang lebih banyak dibandingkan orang yang napasnya hanya mengandung sedikit metana.
"Ini adalah penelitian pertama dalam skala manusia yang bisa menemukan kaitan antara produksi gas dalam tubuh dan berat badan," ungkap Mathur, seperti dilansir oleh NBC News (26/03).
Hasil ini ditemukan tim setelah mengamati 792 partisipan.Mereka membagi partisipan dalam empat kelompok, yaitu orang dengan kadar gas normal, mereka yang memiliki gas metana lebih tinggi, orang yang memiliki gas hidrogen lebih tinggi, serta orang yang memiliki gas metana dan hidrogen tinggi.
Orang yang ada di kelompok terakhir diketahui memiliki BMI yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lain. Mereka juga memiliki jumlah lemak yang lebih banyak. Orang yang napasnya mengandung lebih banyak metana memiliki kelebihan berat badan.
Peneliti masih elum yakin apakah metana yang dihasilkan M. Smithii merupakan penyebab obesitas. Namun kemungkinan besar metana yang diproduksi bisa menurunkan efektivitas metabolisme dan membuat seseorang menyerap lebih banyak kalori.
Saat ini peneliti mencoba mencari kemungkinan untuk mengurangi jumlah M. Smithii pada manusia agar mereka lebih mudah menurunkan berat badan. Namun tentu saja hal itu tak bisa dilakukan mengingat bakteri dalam tubuh memiliki perannya masing-masing. Menghilangkan salah satunya bisa menghilangkan keseimbangan dan menyebabkan sakit pada lambung, infeksi, atau penyakit lainnya.
(mdk/kun)