Waspada! 5 Faktor Ini Bisa Tingkatkan Risiko Glaukoma
Dr Astrianda Suryono mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena glaukoma baik primer maupun genetik.
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbesar kedua di dunia setelah katarak. Berbeda dengan katarak, kebutaan dari glaukoma ini tidak bisa disembuhkan.
Jika kerusakan terus berlanjut, penglihatan bisa hilang secara permanen. Tanpa adanya pengobatan, glaukoma bisa menyebabkan kebutaan total hanya dalam beberapa tahun saja.
-
Apa yang dimaksud dengan glaukoma? Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata yang merusak saraf optik, yang merupakan saraf utama untuk penglihatan.
-
Apa itu Glaukoma? Glaukoma adalah suatu kondisi mata yang dapat menyebabkan kebutaan permanen jika tidak diobati secara tepat.
-
Siapa yang berisiko terkena glaukoma? Glaukoma kebanyakan menyerang orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun, namun orang dewasa muda, anak-anak, dan bahkan bayi juga dapat mengidapnya.
-
Bagaimana glaukoma dapat dicegah? Anda tidak dapat mencegah glaukoma. Namun jika Anda mendeteksinya sejak dini, Anda bisa menurunkan risiko kerusakan mata.
-
Bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat tentang glaukoma? Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pengelolaan glaukoma, diharapkan dapat mengurangi tingkat kebutaan yang disebabkan oleh penyakit ini.
-
Kenapa glaukoma berbahaya? Jika kerusakannya semakin parah, glaukoma dapat menyebabkan kehilangan penglihatan atau bahkan kebutaan total dalam beberapa tahun.
Staf pengajar divisi pelayanan glaukoma di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kirana, dr Astrianda Suryono mengungkapkan bahwa secara umum, ada dua jenis glaukoma yaitu primer dan sekunder. Glaukoma primer penyebabnya tidak diketahui, namun kemungkinan terkait dengan genetik sementara yang sekunder memiliki penyebab yang jelas.
Tria mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena glaukoma baik primer maupun genetik. Kepada Health Liputan6.com, Tria mengungkap beberapa faktor risiko tersebut.
1. Genetik
Faktor genetik memiliki peran dalam glaukoma primer. Tria mengatakan jika ada keluarga yang pernah buta karena glaukoma, ada kemungkinan mereka mewariskan gen tersebut pada keturunannya.
"Keturunannya mesti hati-hati," kata Tria.
2. Usia
Pada glaukoma primer, faktor usia juga menyebabkan hal tersebut. Maka dari itu, Tria menyarankan masyarakat untuk melakukan skrining atau pemeriksaan glaukoma secara teratur. Khususnya, jika sudah memasuki usia 60-an.
"Literatur terbaru mengatakan bahwa sebaiknya dari usia 40 sudah diskrining apabila keluarganya ada yang terkena glaukoma."
3. Pemakaian kacamata
Tria mengatakan, mereka yang memiliki kondisi mata miopi atau hipermetropi tinggi diminta untuk berhati-hati. Apalagi jika dia sudah menggunakan kacamata yang ukurannya sangat tinggi.
4. Penyakit gula
Tria mengatakan, penyakit akibat gula seperti diabetes sebenarnya bukan faktor risiko. Namun lebih tepat dikatakan sebagai faktor pemberat.
"Kalau dia punya diabetes, bersama dengan faktor risiko yang lain, risikonya jadi lebih tinggi," kata Tria menjelaskan.
5. Obat-obatan tertentu
Penggunaan obat-obatan tertentu juga dianggap bisa menambah faktor risiko terkena glaukoma. Khususnya glaukoma sekunder. Selain itu, trauma tertentu juga bisa meningkatkan risiko terkena kondisi mata tersebut.
Reporter: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ini 4 pola makan sehat yang harus diikuti pasien glaukoma
Diet glaukoma, lindungi mata lewat makanan
Triggerfish, lensa kontak khusus penderita glaukoma
Obat glaukoma ampuh atasi kebotakan?
Sakit Kepala Sebelah Dapat Menyebabkan Munculnya Masalah Mata Kering
Sejumlah Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Kesehatan Mata
Menutup Hidung Ketika Bersin Bisa Hadirkan Masalah Telinga Hingga Stroke