3 Fakta Unik Minuman Khas Batak yang Tak Banyak Orang Tahu,
Tuak Batak dihasilkan dari mayang enau atau aren. Pohon ini dinamakan bagot dalam bahasa Batak Toba. Bagot bisa dijumpai di Kecamatan Balige yang berada di dataran tinggi sekitar 900 meter di atas permukaan laut.
Tuak merupakan minuman khas Batak yang dihasilkan dari fermentasi nira kelapa atau pohon yang menghasilkan nira (seperti aren). Minuman ini mengandung alkohol, sehingga tidak bisa diminum semua orang.
Tuak Batak dihasilkan dari mayang enau atau aren. Pohon ini dinamakan bagot dalam bahasa Batak Toba. Bagot bisa dijumpai di Kecamatan Balige yang berada di dataran tinggi sekitar 900 meter di atas permukaan laut.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Begitu juga dengan Provinsi Sumatra Utara, menjadi salah satu penghasil tuak yang ada di Indonesia. Minuman ini tentu menjadi daya tarik bagi masyarakat Batak sebagai minuman khusus tradisi, acara kekeluargaan, dan juga sebagai jamuan kepada tamu.
Minuman yang Merakyat
Seperti budaya lainnya yang ada di Indonesia, tuak juga dianggap sebagai salah satu hasil budaya yang sampai saat ini masih dicari oleh masyarakat lokal hingga mancanegara.
Masyarakat Batak tidak bisa lepas dari minuman khasnya yaitu tuak. Bagi mereka, minuman tersebut masih sangat merakyat dan uniknya di setiap kampung terdapat kedai yang dinamai Lapo Tuak atau Kedai Tuak.
Saking merakyatnya, muncul beberapa jenis-jenis tuak yang sulit diidentifikasi dari mana asal tuak tersebut. Karena tuak sendiri belum memiliki mereknya sendiri.
Cerita Mistis di Baliknya
Pohon bagot, sebagai sumber penghasil tuak konon dulunya pohon ini dipercaya memiliki hal-hal mistis akibat legenda asal mula tumbuhan tersebut.
Awalnya, seorang putri Dewa Batara Guru yang bernama Dewi Sorbajati akan dinikahkan dengan putra dari Dewa Mangalabulan bernama Dewa Odapodap yang buruk rupa menyerupai kadal.
Sang ayah Dewa Odapodap memohon kepada Dewa Batara Guru untuk menikahkan anaknya dengan putrinya, namun Dewi Sorbajati tidak rela untuk dinikahkan dengannya. Sang putri meminta proses perkawinannya diiringi dengan gondang agar bisa menari sebagai bentuk pelampiasan kekecewaannya.
Akhirnya Dewa Odapodap menikah dengan Dewi Deakpujar. Dewi Sorbajati terombang-ambing di lautan hingga akhirnya terdampar di tanah yang dipukul Dewi Deakpujar dan bertumbuh pohon Bagot.
Racikan Tuak Untuk Adat
Selain merakyat, minuman tuak juga termasuk untuk penyajian minuman pada saat upacara adat. Uniknya, racikan tuak untuk adat berbeda dengan tuak yang dijumpai pada umumnya.
Minuman Tuak yang digunakan untuk upacara adat bernama tuak tangkasan, di mana air tuak tidak bercampur dengan raru. Air tuak memiliki rasa manis dan tuak ini disebut tuak na tonggi dalam bahasa Batak Toba.
Cara meracik tuak ini adalah dengan disadap airnya. Penyadap tuak disebut paragat (agat, semacam pisau yang digunakan saat menyadap tuak) dalam bahasa Batak Toba. Setelah dipukul tandan berulang-ulang dengan kayu selama beberapa minggu, baru dipotong mayangnya. Kemudian dibungkus dengan obat-obatan (kapur sirih atau keladi yang ditumbuk) selama dua-tiga hari. Barulah, air tuak bisa mengalir dengan lancar.
Setelah itu, tuak yang ditampung pagi hari dikumpulkan di rumah paragat. Setelah melakukan uji coba pada rasa, paragat memasukkan ke dalam bak tuak sejenis kulit kayu untuk memperkaya rasa.