8 Penyebab Sindrom Dispepsia, Lengkap Beserta Gejala dan Cara Mengatasinya
Penyebab sindrom dispepsia perlu diwaspadai setiap orang. Sindrom dispepsia merupakan kondisi ketika seseorang mengalami rasa tidak nyaman pada perut. Umumnya, sindrom dispepsia terjadi karena kebiasaan atau pola makan tidak sehat.
Penyebab sindrom dispepsia perlu diwaspadai setiap orang. Sindrom dispepsia merupakan kondisi ketika seseorang mengalami rasa tidak nyaman pada perut. Umumnya, sindrom dispepsia terjadi karena kebiasaan atau pola makan tidak sehat.
Melansir dari Healthline, sindrom dispepsia sebenarnya bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari masalah kesehatan pada sistem pencernaan. Bila sindrom dispepsia tidak segera ditangani, bisa berkembang menjadi kondisi kesehatan yang lebih serius.
-
Apa itu Pesut Mahakam? Pesut Mahakam merupakan satwa asli Indonesia yang berhabitat di Provinsi Kalimantan Timur.
-
Kapan pentol ayam matang? Masak pentol bakso sampai mengapung.
-
Kapan kue pukis menjadi matang? Setelah bagian tepinya membeku, taburkan meses di atasnya. Tunggu sampai matang, angkat, dan sajikan.
-
Kenapa sabun muka khusus jerawat penting? Wajah berminyak dan kotor bisa meningkatkan risiko jerawat karena penumpukan kotoran dan penyumbatan pori-pori.
-
Apa yang ditemukan di makam selain kerangka? Di situs tersebut terdapat empat lubang besar yang berisi kerangka tiga pria dan satu wanita yang dikremasi, bersama dengan berbagai persembahan untuk mendampingi mereka ke akhirat, seperti bejana tanah liat, kaca dan perunggu, dudukan lampu lengkap dengan lampu minyak perunggu, lentera perunggu, senjata, perhiasan, dan kotak kayu.
-
Apa yang ditemukan di dalam makam tersebut? Prasasti tersebut diukir dengan sangat ahli dalam huruf-huruf yang sangat teratur. Makam tersebut sudah sangat tua dan terabaikan ketika letusan Guung Vesuvius terjadi pada 79 M sehingga monumen tersebut terkubur hingga ke bangku.
Penyebab sindrom dispepsia bisa kerena kebiasaan mengonsumsi minuman berkafein dan beralkohol. Selain itu, ada sejumlah kebiasaan yang menjadi penyebab sindrom dispepsia. Berikut penyebab sindrom dispepsia yang merdeka.com lansir dari Healthline:
Apa Itu Sindrom Dispepsia?
©Shutterstock/jcjgphotography
Sindrom dispepsia adalah ketika seseorang mengalami rasa tidak nyaman pada perut, seperti kembung, perut terasa penuh, dan nyeri di bagian ulu hati. Hal yang perlu diperhatikan bahwa sindrom dispepsia bukanlah suatu penyakit, melainkan sebuah gejala atau gangguan pada sistem pencernaan.
Dalam dunia medis, sindrom dispepsia diartikan sebagai kumpulan gejala tidak nyaman pada perut bagian atas. Umumnya, kondisi ini disebut sebagai sakit maag.
Seseorang yang mengalami sindrom dispepsia biasanya akan mengalami gejala setelah makan. Gejala ini biasanya berupa sakit perut atau kembung, seperti mual, muntah, kembung, dan terlalu sering bersendawa. Meski tidak berbahaya, gejala sindrom dispepsia bisa menjadi pertanda adanya penyakit tertentu dalam sistem pencernaan.
Penyebab Sindrom Dispepsia
pexels
Penyebab sindrom dispepsia perlu diwaspadai setiap orang. Biasanya, sindrom dispepsia muncul ketika jumlah asam lambung meningkat sehingga menyebabkan iritasi pada dinding lambung. Iritasi ini menyebabkan munculnya berbagai keluhan di lambung yang bisa terasa sampai kerongkongan.
Penyebab sindrom dispepsia bisa kerena beberapa hal. Keluhan nyeri di lambung acap membuat jenis sindrom ini dikenal sebagai keluhan nyeri lambung atau sakit maag. Berikut sejumlah penyebab sindrom dispepsia yang perlu diwaspadai, antara lain:
• Terlalu sering mengonsumsi minuman beralkohol
• Kebiasaan mengonsumsi minuman berkafein secara berlebihan
• Berat badan berlebih
• Pola makan yang kurang baik, seperti makan tidak teratur atau terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan pedas
• Kebiasaan merokok
• Mengalami cemas yang berlebihan
• Mengonsumsi sejumlah jenis obat antibiotik dan penghilang rasa nyeri
• Makan tergesa-gesa
Gejala Sindrom Dispepsia
Seseorang yang mengalami sindrom dispepsia akan mengalami beberapa gejala. Gejala ini bisa terjadi kapan saja, terutama setelah melakukan aktivitas. Berikut sejumlah gejala sindrom dispepsia, antara lain:
• Timbulnya rasa tidak nyaman di bagian ulu hati yang disertai rasa nyeri
• Mual dan muntah
• Perut kembung dan begah setelah selesai makan
• Rasa cepat kenyang saat makan
• Rasa terbakar atau panas di bagian ulu hati
• Rasa panas di tenggorokan
Cara Mengatasi Sindrom Dispepsia
Setelah mengetahui penyebab dispepsia dan gejalanya, seseorang juga penting mengetahui cara mengatasi sindrom dispepsia. Bagi Anda yang mengalami beberapa gejala sindrom dispepsia seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Pengobatan untuk sindrom dispepsia akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Untuk itu, bila Anda mengalami gejala sindrom dispepsia, perlu mengatasi segera. Berikut sejumlah cara mengatasi sindrom dispepsia secara alami, antara lain:
Mempertahankan Berat Badan Ideal
Cara mengatasi sindrom dispepsia yang pertama adalah mempertahankan berat badan tetap ideal. Obesitas merupakan salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko sindrom dispepsia. Untuk itu, biasanya dokter akan menyarankan Anda untuk mengurangi berat badan, seperti olahraga secara teratur dan mengurangi kebiasaan pola makan berlebihan.
Mengurangi Stres
Stres juga dapat meningkatkan risiko sindrom dispepsia. Hal ini akan menyebabkan peningkatan asam lambung, sehingga memicu gejala sindrom dispepsia. Untuk itu, pastikan untuk mengelola stres dengan baik, seperti melakukan meditasi atau relaksasi.
Hindari Kebiasaan Tidur Setelah Makan
Kebiasaan tidur setelah makan juga dapat meningkatkan risiko sindrom dispepsia. Lambung perlu waktu selama beberapa jam untuk mencerna makanan dan mengosongkannya. Saat Anda berbaring atau tidur setelah makan, lambung akan tertekan dan membuat sindrom dispepsia cepat kambuh.
Menjalani Pola Makan Sehat
Cara mengatasi sindrom dispepsia selanjutnya adalah menjalani pola makan sehat. Dokter akan menyarankan Anda untuk makan sedikit demi sedikit dan mengunyah makanan secara berlebihan dan tidak cepat.
Agar mendapatkan hasil optimal, sebaiknya hindari makanan berlemak dan pedas. Selain itu, pastikan juga untuk mengurangi kebiasaan mengonsumsi minuman berkafein dan kebiasaan merokok.