Bertemu Kapolres Batubara, Nasib Keluarga Pemulung Ini bak Tertimpa Durian Runtuh
Nasib baik menimpa sebuah keluarga pemulung usai tak sengaja bertemu dengan Kapolres Batubara. Mereka mendapatkan bantuan, mulai dari sembako, renovasi rumah hingga biaya pendidikan untuk anak.
Di sekitar kita masih sering kita temukan orang-orang yang hidup dalam keterbatasan. Namun, nasib baik terkadang datang kepada seseorang tanpa diduga-diduga. Seperti yang baru-baru ini dialami oleh sebuah keluarga pemulung di Desa Empat Negeri, Kecamatan Datuk Lima Puluh, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara (Sumut).
Hidup keluarga pasangan suami istri (pasutri) Ridwan Sinaga (56) dan Mastri Dewi Haloho (39) serta anak-anaknya seketika bak tertimpa durian runtuh usai bertemu dengan Kapolres Batu Bara, AKBP Ikhwan, yang saat itu sedang melintas di jalan saat sedang bertugas.
-
Apa yang terjadi saat serangan harimau di Sukabumi? Biasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Surotrunan, Kebumen? Warga Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dibuat heboh. Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
-
Bagaimana pesan berantai lucu menyebarkan kebahagiaan di Sumut? Dengan kemudahan teknologi, pesan-pesan ini tidak hanya menawarkan hiburan sejenak, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara pengirim dan penerima. Pesan berantai lucu sering kali mengambil bentuk meme, teka-teki, atau anekdot humoris yang dirancang untuk mengundang senyum dan tawa. Fenomena ini mengilhami kreativitas dalam menyusun pesan-pesan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mungkin menginspirasi orang lain untuk berpartisipasi dan berbagi kembali, menciptakan lingkaran positif yang memperkaya interaksi sosial di dunia maya.
-
Mengapa harta karun itu di kubur? Hipotesis mereka saat ini adalah koin-koin ini mungkin adalah uang tunai milik orang kaya raya dari ratusan tahun lalu, sebagai alat pembayaran untuk pengeluaran dengan nominal kecil, kata arkeolog dalam rilis tersebut.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Dimana lokasi serangan harimau terjadi di Sukabumi? Gambar: Ig Sejarah Jampang. Hewan besar itu langsung menerkam, mencabik dan mengigit seseorang yang kebetulan bersinggungan. Dalam Instagram @sejarahjampang, wilayah yang kala itu merupakan Das Sungai Cimandiri tersebut dilaporkan berkali-kali terjadi serangan harimau Jawa.
AKBP Ikhwan yang saat itu tak sengaja bertemu dengan keluarga ini, merasa iba melihat kondisi pasutri pemulung itu yang mengajak 2 orang anaknya yang masih kecil.
"Tadi saya melintas jalan besar Desa Empat Negeri hendak ke Tanjung Tiram. Di tengah perjalanan, saya melihat pasangan suami istri mendorong angkong dengan membawa 2 orang anak. Ketika saya tanya, mereka mengatakan sedang mencari barang bekas/mulung. Kemudian saya ajak menuju kediaman mereka untuk melihat lebih dekat kehidupan keluarga Ridwan," ungkap AKBP Ikhwan.
Ternyata, Ridwan dan Mastri sehari-harinya memang bekerja sebagai pemulung. Setiap hari, mereka harus menempuh jarak puluhan kilometer untuk mencari barang bekas dengan menggunakan angkong.
"Kami mulai mulung dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Kami cari barang bekas, mulai dari Tanah Itam Ulu, Pekan Selasa, Pulau Sejuk hingga seputaran Kecamatan Lima Puluh," cerita Ridwan kepada AKBP IKhawan.
Dari memulung, Ia dan istrinya hanya mendapat uang sekitar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per harinya, yang mereka gunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Melansir dari unggahan akun Instagram @poldasumaterautara pada Sabtu (20/11), berikut kisahnya selengkapnya.
Dapat Bantuan Sembako dan Renovasi Rumah
Instagram/@poldasumaterautara ©2021 Merdeka.com
Ridwan memiliki 3 orang anak, yang berusia 11 tahun, 3,5 tahun, dan 1,9 tahun. Ia mengaku terpaksa harus membawa 2 orang anaknya yang paling kecil setiap kali memulung karena tidak ada yang menjaga mereka di rumah. Sementara anaknya yang paling besar dititipkan di rumah keluarga yang tidak jauh dari kediamannya.
"Mereka (anak) harus dibawa sebab di rumah tidak ada yang menjaga. Mereka diletak di atas angkong, bersebelahan dengan goni tempat barang bekas," ujar Ridwan.
Mendengar kondisi keluarga Ridwan, AKBP Ikhwan pun iba. Ia kemudian menjanjikan akan secepatnya memberikan bantuan kepada keluarga Ridwan. Namun untuk tahap awal, AKBP Ikhwan memberikan bantuan paket sembako untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, kondisi rumah Ridwan dan keluarganya tak kalah memprihatinkan. AKBP Ikhwan mengatakan rumah tersebut akan direnovasi secara perlahan agar lebih layak.
"Kita melihat kondisi kediamannya sangat memperihatinkan. Nanti, melalui Komunitas Sedekah Jumat (KSJ) perlahan rumahnya akan kita renovasi," ujar AKBP Ikhwan.
Anaknya Disekolahkan
Instagram/@poldasumaterautara ©2021 Merdeka.com
Tak hanya itu saja, AKBP Ikhwan membantu agar anak pertama Ridwan bisa kembali bersekolah. Sebab, anak mereka yang seharusnya duduk di kelas 5 SD, saat ini justru putus sekolah karena tak memiliki biaya.
AKBP Ikhwan pun langsung memberi bantuan berupa perlengkapan sekolah dan sepeda untuk putra pertama Ridwan, serta mendaftarkannya lagi ke sekolahnya. Ia juga meminta agar Ridwan tak sungkan menghubungi dirinya atau pihak Polres Batubara jika mengalami kesulitan dalam biaya kebutuhan sekolah anaknya.
"Kalau tidak ada beras untuk makan, silahkan ke Polres Batubara. Kita akan siapkan bantuan beras. Kalau untuk anak yang sedang sekolah memiliki kekurangan biaya (kebutuhan sekolah), silahkan hubungi kami. Anak ini sudah kami angkat menjadi anak asuh Polres Batubara," ujarnya.