Cara Mengatasi Hoarding Disorder, Lengkap Beserta Gejala dan Penyebabnya
Seseorang yang suka atau hobi menimbun barang-barang yang sudah tidak terpakai sering disebut hoarding disorder.
Seseorang yang suka atau hobi menimbun barang-barang yang sudah tidak terpakai sering disebut hoarding disorder.
Cara Mengatasi Hoarding Disorder, Lengkap Beserta Gejala dan Penyebabnya
Banyak kebiasaan sehari-hari yang tidak kita sadari ternyata merupakan gangguan psikologis, salah satunya ialah menumpuk barang-barang yang sudah tidak terpakai.
Seseorang yang suka atau hobi menimbun barang-barang yang sudah tidak terpakai atau yang sering disebut hoarding disorder. Gangguan ini ditandai ketika seseorang merasa cemas atau khawatir secara berlebihan karena hasrat menyimpan barang yang sudah tidak dipakai lagi sangat tinggi.
-
Kenapa orang yang mengalami OCD melakukan ritual atau tindakan berulang? Kompulsi mungkin memberikan sedikit bantuan, tetapi hanya untuk sementara waktu.
-
Apa saja jenis-jenis OCD yang sering dijumpai? Itulah beberapa tipe OCD yang umum ditemui. Penting untuk diingat bahwa OCD adalah gangguan yang kompleks dan setiap individu mungkin mengalami gejala yang unik.
-
Bagaimana OCD bisa dipicu? Dilansir dari WebMD, OCD biasanya tidak terjadi sekaligus. Gejala dimulai dengan kecil dan disangka sebagai perilaku normal sebelum kemudian semakin memburuk. Kondisi OCD ini bisa dipicu oleh krisis pribadi, penyalahgunaan, atau sesuatu yang negatif yang sangat memengaruhi Anda, seperti kematian seorang yang Anda cintai.
-
Kenapa OCD bisa sangat mengganggu? Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) adalah kondisi kesehatan mental yang kompleks dan sering disalahpahami. Dengan beragam manifestasi dan dampak yang luas terhadap kehidupan individu, pemahaman yang mendalam tentang berbagai tipe OCD dan bagaimana mereka mempengaruhi kehidupan sehari-hari menjadi penting.
-
Apa saja tanda-tanda OCD yang muncul dalam kehidupan sehari-hari? Berikut sejumlah kondisi OCD yang muncul dari kehidupan sehari-hari kita: Takut terhadap Kuman atau Kotoran Salah satu gejala OCD yang umum adalah ketakutan berlebihan terhadap kuman atau kotoran. Orang dengan OCD sering kali merasa perlu untuk terus-menerus mencuci tangan atau membersihkan barang-barang mereka.
-
Siapa yang lebih mungkin mengalami OCD? Ini lebih mungkin terjadi jika orang-orang di keluarga Anda memiliki OCD atau gangguan kesehatan mental lainnya, seperti depresi atau kecemasan.
Seseorang yang menderita hoarding sering kali memiliki sikap aneh terhadap barang-barang yang dimiliki. Gangguan ini didefinisikan sebagai keinginan eksesif untuk menyimpan, mengoleksi, atau menimbun barang-barang yang dimilikinya. Bagi penderita hoarding sangat kesulitan untuk membuang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi.
Secara umum, gangguan psikologis memang tidak berbahaya. Namun, dalam kondisi tertentu, seseorang yang mengidap hoarding disorder dapat mengalami stres, merasa malu di lingkungan sosial, dan dapat memengaruhi lingkungan sekitar yang tidak sehat.
Apa Itu Hoarding Disorder?
Hoarding disorder merupakan kondisi di mana seseorang hobi menimbun benda-benda yang sebenarnya tidak diperlukan. Gangguan ini menyebabkan penderita memiliki keinginan yang kuat untuk menyimpan barang tersebut karena rasa cemas dan takut akan terjadi sesuatu yang buruk jika barang tersebut dibuang.
Kondisi ini dapat menyebabkan penderita mengalami gangguan mental yang serius apabila sampai mempersempit ruang gerak dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Seseorang yang mengalami gangguan ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala seperti sulit membuang barang bekas dan sering merasa cemas terjadi sesuatu yang buruk jika ia membuang barang tersebut. Beberapa literatur ilmiah mengaitkannya kondisi ini dengan gangguan obsesif kompulsif karena gejala yang ditunjukkan sering kali sama.
Gangguan obsesif kompulsif sendiri merupakan kondisi di mana penderita menampilkan pola pikiran dan ketakutan yang tidak masuk akal atau obsesi. Sehingga hal ini bisa jadi penyebab hoarding disorder melakukan perilaku yang kompulsif atau berulang-ulang. Secara umum, gangguan ini merupakan kelainan psikologis yang dapat memengaruhi perilaku dan pikiran penderita.
Penyebab Hoarding Disorder pada Anak
Hoarding disorder dapat dialami oleh setiap orang, meski sering dialami pada orang dewasa, namun gangguan ini juga bisa terjadi pada usia anak-anak dan remaja.
Penyebab hoarding disorder belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor dapat meningkatkan seseorang mengalami hoarding disorder.
Berikut ini beberapa faktor penyebab hoarding disorder yang sering dialami penderita:
1. Pernah Mengalami Peristiwa yang Tidak Menyenangkan
Penyebab hoarding disorder yang pertama ialah pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan. Beberapa penderita sering menimbun barang bekas terjadi setelah kejadian traumatis dan penuh tekanan. Kondisi ini bisa memengaruhi penderita untuk menyimpan barang-barang yang sebenarnya sudah tidak terpakai.
- Viral Kamar Kos Ditinggal Penuh Sampah hingga Botol Bekas Berisi Urin, Diduga Alami Hoarding Disorder
- Bak Bantar Gebang, Kamar Kos Cewek ini Penuh Sampah Benar-benar Menjijikan
- Mengenal Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Sampah dan Fakta-Faktanya
- Viral Kamar Kos Penuh Sampah, Ini Gejala Hoarding Disorder yang Jarang Diketahui
2. Menderita Gangguan Mental
Penyebab hoarding disorder berikutnya ialah menderita gangguan mental. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti mengalami kelainan pada fungsi otak, Memiliki anggota keluarga yang menderita hoarding disorder, bahkan mengalami cedera di kepala. Selain itu, perkembangan psikologis juga berpengaruh besar bagi seseorang yang mengidap hoarding disorder.
3. Memiliki Kenangan Tersendiri
Salah satu penyebab hoarding disorder yang paling umum ialah memiliki sebuah kenangan yang sulit dilupakan. Seseorang yang memiliki kenangan atau peristiwa yang sulit dilupakan dapat meningkatkan risiko hoarding disorder. Biasanya penderita akan menimbun semua barang yang memiliki kenangan dan sudah tidak terpakai.
4. Kebiasaan Menyimpan Barang yang Sudah Tidak Terpakai
Penyebab hoarding disorder yang paling umum ialah menganggap barang tersebut dapat dipakai kembali. Kebiasaan sering menimbun barang-barang yang sudah tidak terpakai dan sering menunda untuk membuangnya, dapat menjadi penyebab seseorang menderita gangguan ini.
Gejala Hoarding Disorder
Gejala Hoarding Disorder
Ada beragam jenis barang yang biasanya akan ditimbun oleh pengidap hoarding disorder. Selain dapat memicu bahaya, kebiasaan ini juga akan menyebabkan gangguan pada kualitas hidup. Berikut beberapa gejala hoarding disorder yang perlu diwaspadai, antara lain:
• Cemas bahwa mereka merasa akan membutuhkan barang tersebut di masa depan
• Mengalami stres saat akan membuang barang-barang yang ditimbun
• Kondisi rumah yang sangat berantakan
• Merasa kesal dengan orang yang berpikir mau membuang barang timbunannya.
• Tidak boleh orang lain menyentuh barang-barang yang ditimbun.
• Ruangan tempat menyimpan barang tidak dapat digunakan.
• Benda yang ditimbun dapat memicu gangguan untuk keluarga maupun sosial.
Cara Mengatasi Hoarding Disorder
Gangguan hoarding disorder dalam kondisi kronis mungkin tidak bisa disembuhkan seratus persen. Sehingga, cara penyembuhan kondisi ini dilakukan untuk upaya meredakan gejalanya. Berikut ini beberapa cara mengatasi penyakit hoarding disorder secara alami.
Psikoterapi; Melakukan meditasi secara rutin dan teratur; Mengendalikan rasa cemas dengan langkah-lengkah relaksasi; Olahraga secara rutin dan teratur; Fokus dan sadar terhadap pikiran sendiri.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan beberapa upaya untuk membantu proses pemulihan, di antaranya:
• Kelompokkan barang-barang menjadi “disimpan”, “buang”, “daur ulang”, atau “sumbangkan”
• Sumbangkan barang yang layak pakai kepada orang yang membutuhkan
• Bersihkan maksimal 1 ruangan setiap hari atau minggu
• Letakkan tempat sampah di setiap ruangan, seperti kamar, ruang tamu, dan dapur.
• Cobalah untuk membuat keputusan dengan cepat apakah akan menyimpan suatu barang atau membuangnya.