Disebut "Pohon Duit", Tumbuhan Liar Ini Jadi Penopang Ekonomi Masyarakat NTT
Tumbuhan liar yang tumbuh subur di pesisir pantai, bantaran sungai, hingga perbukitan ini ternyata begitu bermanfaat bagi perekonomian masyarakat Rote Ndao.
Indonesia begitu kaya akan jenis tumbuhan yang bermanfaat baik itu untuk kesehatan bahkan untuk perekonomian masyarakatnya. Tak sedikit tumbuhan-tumbuhan ini memiliki daya jual yang cukup tinggi, sehingga mampu memberikan solusi ekonomi bagi masyarakat di suatu daerah.
Tepat di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), terdapat sebuah tumbuhan liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk dijual, yaitu Pohon Legundi. Pohon ini menjadi titik terang serta penopang ekonomi masyarakat Rote Ndao, tak heran jika Legundi disebut sebagai "Pohon Duit".
-
Apa ciri khas unik yang dimiliki Pohon Pelawan di Bangka Belitung? Pohon yang tumbuh di Bangka Belitung ini memiliki ciri khas yang unik serta sebagai penghasil madu liar yang sulit didapat.
-
Di mana pohon Ketapang Kencana sering ditemukan di Indonesia? Pohon ketapang kencana adalah salah satu pohon peneduh yang populer di Indonesia.
-
Kenapa masyarakat Ponorogo menyembelih kambing kendit? Ritual ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan serta sebagai bagian dari upacara adat dalam masyarakat setempat.
-
Kenapa daun ubi tumbuk khas Kalimantan Barat begitu populer? Saking enaknya, hidangan berkuah ini bahkan bisa dinikmati hanya dengan sepiring nasi putih hangat saja, lho.
-
Apa yang mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitar perkebunan kelapa sawit besar di Sumatra? Sehingga kehadiran perkebunan besar ini mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitarnya.
-
Pohon apa yang ditemukan oleh ilmuwan di Pegunungan Nguru? Pada Juli 2023, ahli botani Andrea Bianchi sedang mengemudi di Pegunungan Nguru di bagian timur Tanzania ketika dia melihat polong lebar di pohon yang tumbuh di ladang jagung dekat jalan.Dia berhenti dan menemukan tidak hanya satu tetapi dua pohon Millettia sacleuxii, spesies yang sebelumnya diketahui telah punah oleh para ilmuwan.
Pemanfaatan Pohon Legundi memang tidak lepas dari isu kenaikan harga beras khususnya di daerah Nusa Tenggara Timur. Masalah tersebut memicu kekhawatiran di tengah masyarakat, alhasil kondisi perekonomian menjadi cenderung tidak stabil.
Apa Itu Pohon Legundi
Dirangkum dari berbagai sumber, Legundi atau Vitex trifolia adalah daun majemuk yang terdiri dari tiga hingga lima anak daun yang terpisah. Bentuk daunnya menyerupai huruf "V". Trifoliatus adalah elips, ujung dan pangkalnya runcing, berwarna hijau pada permukaan atas dan bawah.
Tanaman ini memiliki banyak bunga atau disebut juga dengan Planta multiflora yang terletak pada ujung cabang. Waktu berbungan pohon ini berkisar di angka 66 hingga 82 hari atau 10 sampai 12 minggu setelah tanam.
Pertumbuhan Legundi diawali dengan munculnya kuncup-kuncup kecil yang berada di antara daun-daun. Uniknya, waktu mekar bunga ini terjadi pada sore hari dengan mahkota bewarna ungu. Kemudian bunga tersebut tertutup, lalu mekar lagi keesokan harinya, barulah mahkota bunga rontok pada siang hari.
Pohon Penopang Ekonomi
Mungkin sebagian masyarakat Indonesia cukup asing dengan jenis tanaman yang satu ini, tetapi tidak dengan masyarakat Rote Ndao. Pohon Legundi atau dikenal dengan Kaingela atau Kailena ini memang digunakan sebagai kayu bakar saja.
- Ekonomi Lemah, Wanita Paruh Baya di Kampung Terpencil Ini Tidak Tahu Nilai Rupiah
- Stres karena Ekonomi, Warga di NTT Bacok 2 Teman Sampai Tewas Lalu Gorok Leher Sendiri
- Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga
- Ketua DPD NTB Sampaikan Keluhan Warga, AHY Janji Benahi Masalah Ekonomi dan Kesejahteraan
Akan tetapi, pohon yang tumbuh liar ini justru menjadi penopang perekonomian masyarakat setempat. Mereka pun menjual Buah Legundi dengan harga yang cukup menggiurkan di pasar. Buah Legundi kering bisa dihargai Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram.
Banyak masyarakat dari desa Nusakdale dan Batulliok di Kecamatan Pantai Baru yang memanfaatkan buahnya untuk dijual. Tak tanggung-tanggung, Legundi mereka anggap sebagai "Pohon Duit".
Dengan curah hujan yang tidak menentu, produksi sawah pun semakin terhambat dan produksi semakin berkurang. Para petani setempat kemudian pindah haluan menjadi pemetik Buah Legundi. Dalam 1 kg Buah Legundi sudah menghasilkan 2 kg beras.
Mengutip Liputan6.com, dalam sehari masyarakat sekitar bisa memanen 10 kilogram Buah Legundi. Kemudian seluruh tersebut dikeringkan lalu menghasilkan sekitar 5 kg, barulah dijual.
Pohon Sejuta Khasiat
Dihimpun dari kanal merdeka.com, Pohon Legundi tak hanya menjadi obat bagi perekonomian masyarakat Rote Ndao. Secara umum, tanaman yang satu ini ternyata mengandung khasiat bagi tubuh jika mengosumsi secara rutin.
Tidak hanya buahnya, daun Legundi juga berkhasiat untuk meredakan batuk, meredakan sesak napas, mengobati TBC, mengatasi cacingan, mengobati penyakit limpa hingga menjaga kesehatan rahim.
Daun Legundi juga terdapat berbagai macam kandungan yang baik bagi tubuh. Mulai dari flavonoid, tanin, dan minyak atsiri yang memberikan sifat-sifat antiinflamasi dan antioksidan.
Selain itu, daun legundi juga mengandung diterpen alkohol, aukubin, agnuside, viteksikarpin (kastisin), orientin, iso-orientin, dan luteolin 7-glukosida bemanfaat sebagai analgesik, diuretik, diaforetik, antipiretik, karminatif, insektisida, dan antelmintik.