Gejala Hoarding Disorder Beserta Penyebabnya, Ketahui Sejak Dini
Karena itu perlu diketahui gejala hoarding disorder beserta penyebabnya. Ketahui hal ini sejak dini agar bisa segera ditangani sebelum semakin parah.
Selalu ada alasan bagi seseorang ketika hendak membeli suatu barang, baik karena memang membutuhkannya atau hanya mengikuti tren terkini. Hal ini juga tidak berbeda dengan orang yang menyimpan barang.
Namun ada juga orang yang sangat gemar menyimpan barang. Seringkali barang-barang tersebut tidak berharga tapi tetap saja ditimbun hingga memenuhi ruangan. Jika Anda atau kenalan Anda mengalami hal serupa, waspadalah karena bisa jadi itu adalah hoarding disorder.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Apa itu Serumbung Sumur? Serumbung sumur merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813. Ini dia serumbung sumur yang merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Apa itu Kapurut Sagu? Kapurut sagu terbuat dari tepung sagu yang sudah agak mengeras dan memiliki warna kecokelatan. Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat kaya akan tradisi, budaya, hingga sajian makanan yang unik.Salah satu sajian makanan khas Mentawai yang patut anda coba adalah kapurut sagu.
Hoarding disorder merupakan suatu perilaku di mana seseorang suka menimbun gemar barang yang sudah tidak bernilai. Perilaku ini didasari oleh berbagai alasan, misalnya orang itu menganggap bahwa barang tersebut masih bisa digunakan suatu saat nanti.
Alasan lainnya yaitu karena barang tersebut memiliki kenangan tak terlupakan sehingga sayang untuk dibuang. Ada juga yang bisa merasakan aman dan nyaman saat dikelilingi barang-barang tersebut.
Adapun benda yang biasa disimpan orang yang menderita hoarding disorder beragam. Ada perlengkapan rumah tangga, majalah atau koran, hingga pakaian yang sudah rusak atau sangat kotor. Perilaku ini berakibat pada penuhnya isi rumah dengan barang yang penderita kumpulkan.
Jika diteruskan, lama kelamaan isi rumah atau kamar akan sangat penuh dengan sampah. Hal ini tentu tidak sehat bagi penderita karena rumah akan terasa sesak karena penuh barang dan juga kotor oleh barang-barang tak terpakai.
Meski memungkinkan, menyembuhkan hoarding disorder cukup sulit untuk dilakukan. Penyebabnya adalah seringkali penderitanya tak sadar bahwa perilaku tersebut salah dan tidak sehat. Namun dengan penanganan yang tepat, perilaku ini bisa dihilangkan.
Karena itu perlu diketahui gejala hoarding disorder beserta penyebabnya. Ketahui hal ini sejak dini agar bisa segera ditangani sebelum semakin parah.
Gejala Hoarding Disorder
Gejala paling umum yang ditunjukkan oleh penderita hoarding disorder adalah sering mencari dan menyimpan barang dalam jumlah banyak. Gejala ini umumnya akan nampak di usia remaja atau awal menuju dewasa.
Gejala hoarding disorder selanjutnya adalah penderita akan merasa kesulitan untuk membuang barang-barang yang sudah tidak berguna. Bahkan, mereka akan merasa cemas ketika ia akan membuang barang tersebut.
Gejala hoarding disorder yang bisa dikenali lainnya adalah penderita akan terus mencari barang lain yang ada di luar rumah untuk disimpan. Mereka juga tidak memperbolehkan orang-orang di sekitarnya untuk membersihkan rumahnya serta menjauhkan diri dari saudara atau temannya.
Penyebab Hoarding Disorder
Penyebab perilaku hoarding disorder memang belum bisa dipastikan. Namun, ada beberapa aspek yang diperkirakan mampu meningkatkan resiko seseorang mengalami hoarding disorder.
Penyebab hoarding disorder adalah karena orang tersebut memiliki gangguan mental. Adapun gangguan mental yang menjadi pemicu antara lain skizofrenia, gangguan obsesif kompulsif (OCD), atau bisa juga depresi.
Penyebab hoarding disorder yang lain antara lain karena mereka dibesarkan di keluarga yang tidak mengajarkan cara memilih barang, atau justru keluarganya ada yang menderita hoarding disorder. Ada juga kemungkinan penderita memiliki trauma kehilangan seseorang atau suatu benda.
Apabila ada rekan atau keluarga Anda yang menunjukkan gejala seperti di atas, maka segera ajak mereka untuk berkonsultasi dengan dokter. Nantinya dokter akan melakukan wawancara dengan menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) untuk mendiagnosis hoarding disorders.
Dampak Hoarding Disorder
Perilaku hoarding disorder tidak segera ditangani akan menimbulkan berbagai masalah baik bagi penderita maupun orang-orang di sekitarnya. Ada berbagai risiko yang sangat merugikan penderitanya. Hal tersebut adalah:
- Penderita akan dijauhi oleh teman dan keluarga.
- Resiko penderita akan terluka karena tertimpa barang-barang yang ia timbun.
- Penderita bisa terkena gangguan pernapasan dan penyakit lain karena rumah menjadi sempit akibat barang yang menumpuk sehingga menjadi kotor.
- Produktivitas penderita menjadi turun karena hanya berfokus pada menimbun barang.
Pengobatan Hoarding Disorder
Hoarding disorder bisa diatasi dengan melakukan beberapa penanganan. Berikut adalah cara menangani penderita hoarding disorders.
1. Psikoterapi
Terapi yang dilakukan adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini dilakukan dengan cara melatih penderita untuk menahan keinginannya untuk menyimpang barang yang ada.
Selain itu, penderita juga akan dilatih untuk membuang barang yang sudah ia timbun. Terapi ini tentu harus didukung oleh orang terdekat agar berjalan dengan lancar.
2. Penggunaan Obat-obatan
Karena penderita hoarding disorders memiliki kecenderungan mengalami depresi atau gangguan kecemasan, maka dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan berjenis antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).
Selain melalui pengobatan, ada langkah-langkah lain yang bisa dilakukan untuk membantu penderita untuk pulih. Langkah-langkah tersebut antara lain:
- Menyumbangkan barang yang sudah tidak dipakai namun masih memiliki nilai guna.
- Membuang barang yang sudah lama tertimbun, minimal lima benda setiap harinya.
- Mencari kegiatan atau hobi lain untuk mendistraksi diri dari menimbun barang.
- Membuat jadwal mengenai apa-apa saja yang akan dilakukan setiap hari dan lakukan sesuai dengan jadwal.
- Menaruh tempat sampah di beberapa sudut ruangan dalam rumah.