Mengenal Night Eating Syndrome, Gangguan Makan yang Patut Diwaspadai
Night Eating Syndrome (NES) adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan makan berlebihan pada malam hari.
Night Eating Syndrome (NES) adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan makan berlebihan pada malam hari.
Mengenal Night Eating Syndrome, Gangguan Makan yang Patut Diwaspadai
Night Eating Syndrome (NES) adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan makan berlebihan pada malam hari. Penderita NES cenderung mengonsumsi makanan dalam jumlah besar di malam hari, sering kali setelah makan malam, dan bisa berlanjut hingga tengah malam atau lebih.
Selain makan malam yang tidak memadai, mereka juga mungkin mengalami insomnia atau gangguan tidur yang membuat mereka terjaga dan cenderung mencari makanan. Night Eating Syndrome merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang, serta kualitas tidur mereka.
-
Apa dampak makan malam dekat tidur? Makan malam dekat dengan waktu tidur adalah praktik umum bagi banyak orang, terutama mereka yang memiliki jadwal sibuk. Namun, kebiasaan ini dapat memiliki dampak signifikan pada bagaimana tubuh kita memproses makanan dan mengatur rasa lapar.
-
Kenapa makan tengah malam bahaya? Penelitian menunjukkan bahwa makan di luar jam makan normal dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, mengganggu siklus tidur, dan berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan.
-
Apa itu eating disorder? Eating disorder atau gangguan makan, adalah kondisi medis yang ditandai oleh pola makan yang tidak sehat dan tidak normal.
-
Apa efek samping makan malam bagi tubuh? Kebiasaan makan setelah jam 7 malam dapat berpotensi meningkatkan kadar gula darah.'Jika kalian terus menerus makan malam, ada kemungkinan kadar gula darah akan naik. Namun, itu tidak berarti bahwa makan malam secara otomatis membuat kalian gemuk. Ini lebih berkaitan dengan pola makan sehari-hari,' jelasnya.
-
Apa bahaya makan tengah malam buat pencernaan? Saat tubuh seharusnya beristirahat, makanan yang dikonsumsi di tengah malam membutuhkan energi untuk dicerna, sehingga mengganggu proses pencernaan yang optimal. Hal ini dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti refluks asam, gangguan lambung, dan perut kembung.
-
Bagaimana makan malam bisa ganggu tidur? Makan sebelum tidur dapat menyebabkan tubuh sulit beristirahat dengan baik karena sistem pencernaan yang masih bekerja. Akibatnya, tidur menjadi tidak nyenyak dan tubuh tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup untuk pemulihan.
Gejala Night Eating Syndrome meliputi beberapa tanda yang dapat dikenali. Penderita NES sering kali mengalami keinginan yang kuat untuk makan pada malam hari, bahkan ketika mereka tidak merasa lapar. Selain kebiasaan makan yang tidak teratur, NES juga sering disertai dengan gangguan tidur. Penderita NES mungkin mengalami insomnia atau sulit tidur, yang menyebabkan mereka terjaga dan mencari makanan sebagai bentuk kenyamanan.
Berikut selengkapnya mengenai apa itu Night Eating Syndrome, gejala, serta penyebabnya yang patut diwaspadai.
Apa Itu Night Eating Syndrome?
Night Eating Syndrome (NES) adalah gangguan makan yang ditandai dengan pola makan yang tidak sehat pada malam hari. Penderita NES cenderung mengonsumsi makanan dalam jumlah besar pada malam hari, sering kali setelah makan malam atau sebelum tidur, dan mungkin mengalami gangguan tidur serta perasaan cemas atau bersalah mengenai kebiasaan makan mereka.
Night Eating Syndrome bukan hanya tentang makan larut malam, tetapi juga melibatkan perubahan pola tidur dan masalah emosional yang mendasarinya.
Penderita NES sering kali merasa tidak bisa mengontrol kebiasaan makan mereka pada malam hari dan mungkin mengabaikan rasa lapar yang sebenarnya atau menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi stres dan kecemasan.
Gangguan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti obesitas, diabetes tipe 2, gangguan tidur, dan gangguan metabolisme lainnya. NES juga sering disertai dengan gangguan tidur, seperti insomnia, dan dapat memperburuk masalah psikologis seperti depresi atau kecemasan.
Night Eating Syndrome (NES) pertama kali diidentifikasi dan diperkenalkan oleh Dr. Albert J. Stunkard, seorang psikiater dan peneliti yang terkenal dengan kontribusinya dalam bidang gangguan makan.
Pada tahun 1955, Stunkard mempublikasikan artikel yang mendeskripsikan karakteristik dari NES dan memperkenalkan konsep ini kepada komunitas medis. Artikel tersebut berjudul “Night Eating: A Pattern of Food Intake Among Some Obese Patients,” yang mencatat pola makan malam hari yang tidak sehat dan dampaknya terhadap kesehatan.
Dr. Stunkard dan timnya melakukan penelitian awal yang menunjukkan bahwa orang dengan NES tidak hanya makan larut malam tetapi juga mengalami gangguan tidur dan masalah emosional. Penelitian mereka menunjukkan bahwa NES adalah kondisi yang berbeda dari gangguan makan lainnya seperti bulimia atau anoreksia. Temuan ini membuka jalan bagi studi lebih lanjut tentang NES dan pengembangan terapi yang lebih efektif untuk menangani gangguan ini.
Setelah Dr. Stunkard memperkenalkan NES, penelitian lebih lanjut telah memperluas pemahaman tentang gangguan ini.
Peneliti telah mengeksplorasi hubungan antara NES dengan gangguan tidur, faktor psikologis, dan aspek biologis dari pola makan malam hari. Beberapa studi telah mengonfirmasi bahwa NES sering kali berkaitan dengan gangguan tidur seperti insomnia, serta dengan kondisi psikologis seperti kecemasan dan depresi.
NES adalah kondisi kronis yang memerlukan diagnosis profesional dan perawatan khusus untuk mengelola pola makan yang tidak sehat dan gangguan tidur yang terkait.
Gejala Night Eating Syndrome
Gejala Night Eating Syndrome mencakup kebiasaan makan yang tidak sehat pada malam hari serta dampak psikologis dan fisik dari gangguan ini.
1. Kebiasaan Makan Berlebihan pada Malam Hari
Penderita NES sering kali mengonsumsi makanan dalam jumlah besar pada malam hari, sering kali setelah makan malam dan menjelang tidur. Makanan yang dikonsumsi biasanya tidak sehat, seperti camilan tinggi kalori, makanan cepat saji, atau makanan ringan yang tidak bernutrisi. Mereka mungkin merasa tidak bisa mengontrol kebiasaan makan ini dan mengabaikan rasa kenyang yang sebenarnya.
Gejala ini juga dapat melibatkan makan yang berlangsung hingga larut malam atau bahkan hingga tengah malam. Penderita NES mungkin merasa dorongan kuat untuk makan meskipun mereka tidak lapar, atau mereka mungkin makan hanya untuk mengatasi kecemasan atau stres. Pola makan ini sering disertai dengan perasaan bersalah atau malu setelah makan.
2. Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah salah satu gejala utama NES. Penderita NES mungkin mengalami insomnia, yaitu kesulitan tidur, atau mereka mungkin sering terbangun di tengah malam dan merasa dorongan untuk makan. Kualitas tidur mereka cenderung buruk, dan mereka mungkin merasa lelah atau tidak segar saat bangun tidur.
Gejala ini menunjukkan hubungan antara kebiasaan makan malam hari dan masalah tidur yang berkepanjangan. Sering terjaga di malam hari dan kebiasaan makan yang tidak sehat dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, mengakibatkan tidur yang terganggu dan masalah tidur yang lebih serius.
3. Perasaan Cemas dan Depresi
Penderita NES sering mengalami perasaan cemas atau depresi yang dapat memengaruhi kebiasaan makan mereka. Mereka mungkin menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi emosi negatif atau stres, yang memperburuk gejala NES. Perasaan bersalah, malu, atau ketidakmampuan untuk mengontrol makan juga sering menyertai gejala ini.
Gejala psikologis ini sering kali mempengaruhi kualitas hidup penderita NES, menyebabkan mereka merasa tertekan dan semakin sulit untuk mengatasi pola makan mereka.
4. Konsumsi Makanan yang Tidak Sehat
Penderita NES sering kali memilih makanan yang tidak sehat seperti camilan manis, makanan berlemak, atau makanan cepat saji. Pilihan makanan ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan berat badan dan risiko obesitas tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2 dan gangguan metabolisme.
Konsumsi makanan yang tidak sehat pada malam hari dapat menjadi cara untuk mengatasi rasa tidak nyaman atau stres, yang memperburuk gangguan makan malam hari.
5. Makan pada Malam Hari Tanpa Rasa Lapar
Penderita NES seringkali makan larut malam meskipun tidak merasa lapar. Dorongan untuk makan pada malam hari lebih berkaitan dengan kebiasaan atau emosi daripada kebutuhan fisik. Mereka mungkin makan karena kebiasaan atau sebagai bentuk pelarian dari stres, bukan karena rasa lapar yang sebenarnya.
Ini juga mencerminkan bagaimana NES dapat menjadi bentuk coping mechanism untuk mengatasi masalah atau ketidaknyamanan emosional.
Penyebab Night Eating Syndrome
Penyebab Night Eating Syndrome (NES) melibatkan berbagai faktor yang saling terkait, termasuk faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang penyebab NES:
1. Faktor Biologis dan Genetik
Faktor biologis memainkan peran penting dalam perkembangan NES. Ketidakseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan dan tidur, seperti hormon leptin dan ghrelin, dapat berkontribusi pada gejala NES. Leptin mengatur rasa kenyang, sedangkan ghrelin merangsang rasa lapar; ketidakseimbangan dalam hormon-hormon ini dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan pada malam hari.
2. Stres dan Masalah Psikologis
Stres emosional dan masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi merupakan penyebab utama NES. Penderita NES sering menggunakan makanan sebagai bentuk pelarian dari stres atau masalah emosional. Makanan malam hari bisa menjadi cara untuk mengatasi perasaan cemas atau depresi, menciptakan pola makan yang tidak sehat dan gangguan tidur.
Psikoterapi dan terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu penderita NES mengatasi stres dan masalah emosional yang mendasari gangguan ini.
3. Gangguan Tidur
Gangguan tidur seperti insomnia atau pola tidur yang tidak teratur dapat menjadi penyebab NES. Penderita NES mungkin mengalami kesulitan tidur yang membuat mereka terjaga di malam hari dan mencari makanan sebagai cara untuk mengatasi ketidaknyamanan atau kebosanan.
Perbaikan pola tidur dan pengelolaan gangguan tidur adalah aspek penting dalam mengatasi NES. Teknik manajemen tidur, seperti menjaga rutinitas tidur yang konsisten dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dapat membantu mengatasi gangguan tidur dan mengurangi gejala NES.
4. Pola Makan yang Tidak Sehat
Pola makan yang tidak sehat, seperti makan larut malam atau mengabaikan makanan utama, dapat menyebabkan NES. Kebiasaan makan yang buruk, seperti melewatkan sarapan atau makan malam yang tidak memadai, dapat meningkatkan dorongan untuk makan di malam hari. Pola makan yang tidak teratur ini dapat memperburuk gejala NES.
Membuat perubahan dalam pola makan dan mengadopsi kebiasaan makan yang sehat adalah langkah penting dalam mengatasi NES. Rencana makan yang teratur dan gizi yang seimbang dapat membantu mengatur nafsu makan dan mengurangi keinginan untuk makan pada malam hari.
5. Lingkungan Sosial dan Kebiasaan
Lingkungan sosial dan kebiasaan sehari-hari juga dapat mempengaruhi perkembangan NES. Tekanan sosial, kebiasaan makan dalam kelompok, atau pola makan yang dipengaruhi oleh keluarga atau teman dapat berkontribusi pada kebiasaan makan larut malam.
Mengubah lingkungan sosial dan kebiasaan sehari-hari dapat membantu mengatasi NES. Menciptakan dukungan sosial yang positif dan mengadopsi kebiasaan makan yang sehat dalam konteks sosial dapat membantu mengurangi gejala NES.