Kisah Anak Rimba Antusias Sambut Tahun Ajaran Baru, Sumringah Beli Seragam Sekolah
Sebanyak 49 anak-anak orang rimba, suku pedalaman di Provinsi Jambi mendaftar sekolah formal pada tahun ajaran baru 2020/2021. Tercatat dari puluhan anak tersebut, 41 anak di antaranya mendaftar sekolah satuan pendidikan SD dan 8 anak mendaftar di jenjang SMP.
Sebanyak 49 anak-anak orang rimba, suku pedalaman di Provinsi Jambi mendaftar sekolah formal pada tahun ajaran baru 2020/2021. Tercatat dari puluhan anak tersebut, 41 anak di antaranya mendaftar sekolah satuan pendidikan SD dan 8 anak mendaftar di jenjang SMP.
Anak-anak rimba yang akan bersekolah pada tahun ajaran baru ini berasal dari beberapa kelompok orang rimba di Kabupaten Sarolangun dan Tebo. Mereka mendaftar di sekolah yang terdekat dengan tempat tinggal mereka.
-
Apa yang terjadi saat serangan harimau di Sukabumi? Biasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
-
Bagaimana Sumur Barhut terbentuk? Dilansir Muscat Daily, disebutkan jika sumur neraka ini dibentuk oleh pelarutan batuan gamping. Seperti yang ditemukan wilayah Dhofar, Oman, dan di wilayah Mahra dan Hadramaut, Yaman. Lapisan batuan di gua ini terkikis oleh air tanah yang mengandung garam dan asam. Hal ini kemudian membentuk cekungan dan gua yang dalam setelah beberapa juta tahun.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Kapan Sapi Sonok tampil di acara khusus? Pelaksanaan Sapi Sonok diiringi tetabuhan berupa musik tradisional serupa saronen. Di sepanjang jalan yang dilalui, kaki sapi sonok berjalan mengikuti irama saronen. Para penabuh alat musik tradisional pun menari rancak dan membanggakan sapi yang dimilikinya.
-
Dimana lokasi serangan harimau terjadi di Sukabumi? Gambar: Ig Sejarah Jampang. Hewan besar itu langsung menerkam, mencabik dan mengigit seseorang yang kebetulan bersinggungan. Dalam Instagram @sejarahjampang, wilayah yang kala itu merupakan Das Sungai Cimandiri tersebut dilaporkan berkali-kali terjadi serangan harimau Jawa.
-
Siapa saja yang diajak untuk berperan aktif dalam memerangi narkoba di Sumut? Selain itu, Hari Anti Narkotika Internasional mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga non-pemerintah, hingga individu, untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba.
Sekolah Formal
Anak-anak orang rimba dari kelompok Tumenggung Grip di Kedudung Muda, Taman Nasional Bukit Dua Belas, akan masuk ke SD N 191 Air Panas, Kecamatan Air Hitam, Sarolangun. Sedangkan kelompok Meriyau yang tinggal di bawah perkebunan sawit plasma Desa Bukit Suban, akan masuk ke SD 275 Air Hitam Sarolangun.
Kemudian dari kelompok Gentar yang bermukim di Sako Nini Tuo, Sungai Makekal Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, akan memasukkan anak-anaknya ke SD 163 Sungai Jernih, Kecamatan Muaro Tabir, Kabupaten Tebo. Ada juga anak rimba Terap dari kelompok Tumenggung Menyurau dan Nyenong akan bersekolah di SD terdekat dari pemukiman.
"Anak-anak dari kelompok Meriyau, Gentar, dan Menyurau dan Nyenong, tahun ini merupakan yang perdana mereka ke sekolah formal," kata Fasilitator Pendidikan KKI Warsi, Yohana Marpaung pada Selasa (14/7) dilansir dari Liputan6.com.
Semangat Sambut Tahun Ajaran Baru
Yohana mengatakan, anak-anak rimba sudah bersemangat untuk mulai masuk sekolah, baik dengan mengikuti sekolah reguler maupun dengan metode kelas jauh.
Untuk kelompok Ngrip, Gentar, dan Menyurau, sekolah yang akan diikuti merupakan kelas jauh. Sedangkan, untuk kelompok Mariyau memilih anak-anaknya sekolah di sekolah reguler. Hal ini menurut Yohana, menjadi suatu kemajuan di bidang pendidikan pada kelompok orang rimba.
"Alasan dari kelompok Mariyau kalau sekolah reguler setiap hari anaknya akan lebih banyak dapat ilmu dari pada sekolah kelas jauh. Selain itu karena lokasi sekolah juga lebih dekat dengan pemukiman kelompoknya, sehingga bisa diakses dengan berjalan kaki," ujar Yohana.
Beli Seragam Baru
Pada tahun ajaran baru ini, anak-anak orang rimba juga sangat antusias dalam membeli berbagai perlengkapan untuk sekolah, seperti baju seragam dan buku tulis baru.
Yohana secara langsung menemani beberapa anak orang rimba mencari seragam sekolah di pasar terdekat. Mereka langsung menjajal ukuran baju seragam yang pas.
Mengurus Syarat Administrasi
Selain membeli seragam sekolah baru, Yohana juga membantu segala urusan syarat administrasi pendaftaran seperti pengurusan akta, kartu keluarga, dan berkas lainnya. Yohana pun seminggu ini disibukkan dengan bolak balik ke kantor desa, kecamatan, dan catatan sipil.
"Yang penting berkas mereka bisa selesai dan mereka bisa mendaftar sekolah," kata Yohana.
Belum Tatap Muka
Namun, sayang keinginan anak rimba untuk segera bertatap muka di sekolah masih belum terwujud. Kabupaten Sarolangun dan Tebo belum membuka sekolah tatap muka karena pandemi Covid-19.
"Karena belajar mengajar tatap muka di sekolah belum dibuka, jadi mereka belajarnya masih dengan fasilitator, mereka belajar di rumah," kata staff komunikasi KKI Warsi, Sukmareni.