Kisah Hidup Cut Nyak Meutia, dari Pertempuran Melawan Kolonial hingga Percintaan yang Rumit
Cut Nyak Meutia, pahlawan srikandi asal Aceh dengan kisah asmara yang rumit.
Cut Nyak Meutia, pahlawan srikandi asal Aceh dengan kisah asmara yang rumit.
Kisah Hidup Cut Nyak Meutia, dari Pertempuran Melawan Kolonial hingga Percintaan yang Rumit
Provinsi Aceh banyak melahirkan tokoh-tokoh perjuangan era kolonial yang dinobatkan menjadi pahlawan nasional Indonesia. Beberapa di antaranya adalah srikandi-srikandi kuat yang bisa menjadi inspirasi anak muda saat ini.
Salah satu srikandi asal Aceh yang turun ke medan pertempuran bersama pasukan pribumi lainnya, yaitu Cut Nyak Meutia. Ia adalah salah satu sosok penyusun strategi andal ketika berperang melawan tentara kolonial Belanda.
-
Kapan Abdurrahman Baswedan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional? Atas jasa-jasanya semasa hidup, ia diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 8 November 2018 di Istana Kepresidenan Jakarta.
-
Siapa yang memimpin pasukan Aceh bersama Teuku Umar melawan Belanda? Panglima Polem bersama dengan 400 pasukannya memutuskan untuk bergabung dengan Teuku Umar untuk melawan tentara Belanda.
-
Siapa yang memimpin Divisi Panah dalam perlawanan terhadap Belanda di Medan? Pada masa Agresi Militer tersebut, Melanchton menghimpun sebuah kelompok perjuangan melawan penjajah yang bernama Divisi Panah. Ia merupakan pendiri sekaligus menjabat sebagai Panglima.
-
Bagaimana pasukan Aceh berhasil mengalahkan pertahanan Kerajaan Deli? Siasat pasukan Aceh saat itu adalah menebar uang emas di sekitar benteng pertahanan lawan. Otomatis, para pasukan penjaga pun saling berebut dan meninggalkan tugas utama, disitulah pasukan Aceh masuk dengan mudah.
-
Apa yang dilakukan pasukan Belanda seusai mendarat? Dalam buku berjudul Brigade Ronggolawe, keesokan paginya yakni pada 19 Desember 2023, pasukan Belanda yang datang melalui pantai Glondong menyebar ke beberapa tempat.
-
Kapan Kerajaan Nagur mengalami puncak kejayaannya? Sampai dengan masa akhir kejayaannya di abad ke-5 sampai 6, kerajaan Nagur sudah dipimpin oleh empat raja yakni Darayad Damanik, Marah Silau, Soru Tilu dan Timo Raya.
Kisah hidup Cut Nyak Meutia tak melulu soal perang. Di sisi lainnya, perempuan yang lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara ini juga memiliki kisah asmara yang rumit dan penuh lika-liku.
Lantas bagaimana kisah perjuangan dan asmaranya selama hidup? Simak ulasannya yang dirangkum oleh merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Lahir di Keluarga Terhormat
Mengutip liputan6.com, Cut Nyak Meutia yang lahir pada tahun 1870 ini berasal dari kalangan keluarga terhormat. Sang ayah, Teuku Ben Daud Pirak adalah seorang Ulèëbalang atau kepala pemerintah daerah saat itu.
Sejak kecil, Cut Nyak Meutia selalu ditempa dengan ajaran-ajaran agama Islam. Hingga muncul dalam dirinya sebuah prinsip Islam "Amar ma'ruf nahi munkar" dan begitu anti dengan kemungkaran dan penindasan.
Kisah Asmara yang Rumit
Cut Nyak Meutia memiliki cerita rumit dalam hal percintaan. Ia telah menjalin pernikahan sebanyak tiga kali. Pertama kali ia menghadapi pernikahan saat dijodohkan dengan Teuku Syamsarif dengan gelar Teuku Chik Bintara.
Selama menjalin pernikahan, Cut Meutia merasa tidak cocok karena sang suami lemah dan cenderung bersahabat dengan Belanda yang begitu ditentang olehnya. Setelah itu, Cut Meutia memutuskan untuk berpisah dengan Teuku Chik Bintara.
Kemudian, Cut Meutia jatuh hati kepada adik mantan suaminya, Teuku Chik Muhammad bergelar Teuku Chik Tunong. Kali ini, dirinya benar-benar jatuh cinta karena memiliki prinsip yang sama.
Berperang Bersama
Cut Meutia dan Teuku Chik Tunong bergerilya bersama-sama melawan penjajah Belanda mulai tahun 1901 di daerah Meunasah Meurandeh Paya. Tunong yang saat itu menjadi komandan, sementara Cut Meutia membantunya dengan membuat taktik perang yang membuat Belanda kerepotan.
- Potret Rumah Singgah Cut Nyak Dhien di Sumedang, Begini Kondisi Kamarnya Banyak Misteri
- Digelar Meriah Serba Hitam, Intip Momen Perayaan Ulang Tahun ke-17 Xavier Anak Cut Keke
- Tak Kalah Memesona, Intip Potret Cut Keysha Adik Beby Tsabina yang Curi Perhatian
- 7 Potret Cut Syifa di Pernikahan Kakaknya, Tampil Menawan Pakai Kebaya Dipadu Kain Songket
Hanya bermodalkan rencong, Tunong bersama dengan pasukannya beberapa kali berhasil membuat tentara Belanda terbunuh dan bahkan sempat menyerang markas di Idie.
Pada tahun 1905, Belanda semakin memanas setelah tentaranya kembali tewas saat berpatroli. Mereka gencar memburu Teuku Chik Tunong dan pasukannya.
Kemudian, Tunong berhasil ditangkap dan langsung dieksekusi mati di tepi pantai Lhokseumawe. Mirisnya lagi, tewasnya Tunong hanya berjarak beberapa hari setelah Cut Meutia melahirkan bayi kembar yang meninggal dunia.
Lanjutkan Perjuangan
Cut Nyak Meutia yang saat itu berada di kehidupan yang begitu sulit, ia menikah dengan teman seperjuangan Tunong, yaitu Pang Nanggroe dan melanjutkan perjuangan melawan penjajah.
Penyerbuan Cut Nyak Meutia dimulai di hulu Krueng Jambo Aye dengan mengadang pasukan Belanda yang mengawal pekerja kereta api. Dari serangan ini banyak tentara Belanda yang berguguran dan luka-luka.
Namun nahas, sang suami ketiga ini tewas di medan perang saat penyerbuan terakhir. Dari peperangan tersebut banyak teman setia Cut Meutia yang ikut berguguran.
Akhir Hayat
Untuk melanjutkan hidup, Cut Meutia melarikan diri ke dalam hutan bersama anaknya, Raja Sabi yang masih berusia 11 tahun. Pada tahun 1910 telah terjadi peperangan besar antara Belanda dengan pasukan Cut Meutia.
Pasukan Belanda bermodal senjata lengkap pun menyerbu pasukan Cut Meutia yang masih mengandalkan rencong. Dalam pertempuran ini, dirinya gugur setelah tertembak tiga kali.
Namanya kini diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia dan diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota besar. Pada tahun 2016, wajah Cut Nyak Meutia resmi ditampilkan pada uang kertas pecahan Rp1.000.