Kisah Pilu Bocah Lumpuh Layu di Deli Serdang, Ditinggal Ibu Kandung Menikah Lagi
Seorang bocah berusia 4 tahun di Deli Serdang, Sumatra Utara, mengalami lumpuh layu sejak bayi dan kini ditinggal ibu kandungnya menikah lagi.
Kisah pilu dialami bocah di Desa Baru Titi Besi, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut). Ia menderita penyakit lumpuh layu dan kini hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Bocah tersebut bernama Rivaldy Syahmanan. Bocah laki-laki berusia 4 tahun itu, menderita lumpuh layu sejak usia 1 bulan setelah dilahirkan. Kini, anak pasangan dari Edi Setiawan (40) dan Maisyarah (33) itu tak bisa menjalani hari-hari layaknya anak normal lainnya.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Apa itu Sebelik Sumpah? Sebelik Sumpah, sebuah cendera mata atau sejenis perhiasan milik Orang Rimbo di Provinsi Jambi. Tiap daerah di Indonesia memiliki kerajinan tradisional yang digunakan sebagai perhiasan atau cendera mata oleh penggunanya. Bahkan, benda tersebut disebut-sebut memiliki kisah dan mitos dibaliknya.
Rivaldy merupakan anak ketiga, yang lahir pada 6 September 2017. Ayahnya, Edi bercerita, Rivaldy sebenarnya lahir dalam kondisi normal. Namun saat usianya sebulan, Ia mengalami demam tinggi hingga kejang-kejang sebelum akhirnya divonis lumpuh oleh dokter.
"Anakku lahir normal, namun sebulan melahirkan mengalami demam tinggi sampai kejang-kejang. Lalu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Lubukpakam. Di sana harus menjalani perawatan selama satu bulan," kata Edi pada Selasa (25/1).
Kondisi Rivaldy ini semakin pilu, lantaran Ia harus menerima pahitnya ditinggal oleh ibu kandungnya. Sang ibu pergi meninggalkannya dan kini kabarnya sudah menikah lagi.
Melansir dari ANTARA, berikut kisah selengkapnya.
Tak Ada Biaya untuk Berobat
Edy mengatakan, anaknya divonis oleh dokter menderita lumpuh layu usai panas tinggi atau step. Ia pun kemudian memilih membawa pulang Rivaldy untuk menjalani pengobatan terapi.
"Mendengar penyampaian dari dokter, saya memutuskan membawa pulang Rivaldy ke rumah untuk berobat terapi," sebutnya.
Namun, ditengah keterbatasan ekonomi, pengobatan Rivaldy yang seadanya tak kunjung mendatangkan kesembuhan. Maklum, Edi sehari-harinya hanya bekerja sebagai kuli pengangkat pasir di sungai, di mana penghasilannya hanya Rp60 ribu per hari. Tentu saja itu tak cukup untuk membawa Rivaldy berobat ke rumah sakit.
"Aku dulu kerja di ternak ayam, sekarang hanya kuli pengangkat pasir dari sungai dengan penghasilan Rp60 ribu per hari. Pendapatan tentu tidak mencukupi buat biaya kebutuhan Rivaldy seperti membeli susu, pempers dan membawa berobat terapi," katanya.
Ditinggal Ibunya Menikah Lagi
Sudah menderita lumpuh, Rivaldy harus menerima kenyataan pahit soal dirinya yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibu kandungnya, lantaran sang ibu pergi meninggalkannya.
"Dia (Maisyarah) pergi meninggalkan rumah pada bulan April 2021, alasan kerja ke Siantar. Ternyata sudah menikah lagi dengan orang lain padahal belum resmi bercerai," ujar Edi.
Sang ibu kini diketahui sudah menikah lagi, setelah tahu Rivaldy menderita sakit dan butuh pengobatan. Edi pun tak bisa berbuat apa-apa dan kini hanya memikirkan bagaimana Rivaldy bisa sembuh. Ia hanya bisa berharap ada dermawan yang bisa membantu pengobatan anaknya.
"Semoga ada orang dermawan yang membantu anak yang membutuhkan bantuan berobat," katanya pilu.
Diketahui, sebelumnya Edi telah mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada tahun 2020. Saat ini, kepala desa setempat juga tengah menyusulkan bantuan anak kebutuhan khusus untuk Rivaldy.