Mengunjungi Masjid Jami Al Yaqin Bandar Lampung, Dulu Melawan Belanda dengan Pengajian
Masjid ini dulu sering mengadakan pengajian sebagai salah satu cara melawan kolonial Belanda.
Masjid ini dulu sering mengadakan pengajian sebagai salah satu cara melawan kolonial Belanda.
Mengunjungi Masjid Jami Al Yaqin Bandar Lampung, Dulu Melawan Belanda dengan Pengajian
Masjid Jami Al Yaqin merupakan salah satu rumah ibadah legendaris yang berdiri di Kota Bandar Lampung. Bangunan ini telah ada sejak tahun 1800-an, dan menjadi salah satu lokasi penyebaran agama Islam di ujung selatan pulau Sumatera.
Tak hanya sebagai tempat beribadah, karena lokasi ini pernah dijadikan sebagai basis perjuangan rakyat dan para ulama. Kabarnya, masjid ini sering mengadakan pengajian sebagai salah satu cara melawan kolonial Belanda.
-
Bagaimana Masjid Al Anwar Angke berperan dalam perjuangan kemerdekaan? Kemudian, masjid ini juga pernah menjadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan. Dahulu, para pemuda sering melakukan pertemuan rahasia di masjid ini. Mereka mengoordinasikan strategi melawan Belanda dan Jepang, sampai melakukan provokasi agar seluruh elemen masyarakat terlibat untuk memerdekakan Indonesia melalui khutbah. Bahkan, di sekitar area masjid kerap dijadikan tempat untuk latihan para pejuang bangsa dan menggembleng mental mereka melawan penjajah. Aktivitas ini dilakukan di sekitar area makam di belakang masjid.
-
Apa keunikan dari Masjid Agung Baitul Mukminin? Masjid kebanggan Kota Santri ini memiliki keunikan tersendiri. Pertama, kental akan budaya Jawa yang tercermin dari joglo, ukiran, serta ornamen batik Jawanya. Kedua, kental akan nuansa keislaman lewat menara masjid yang menjulang tinggi.
-
Apa keunikan Masjid Syekh Zainal Abidin? Mengutip dari Antara, masjid ini memiliki gaya arsitektur Arab yang dipadu dengan Jawa.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
-
Apa keunikan Masjid Langgar Tinggi? “Jadi kenapa namanya Langgar Tinggi, karena tempat salatnya di atas. Pada saat itu belum ada tempat salat yang di atas (lantai dua), maka dinamai Langgar Tinggi. Lantai bawahnya buat tempat istirahat pedagang,” terang Assegaf.
-
Bagaimana Masjid Agung Sumenep merefleksikan budaya Jawa? Gaya khas arsitektur Jawa tampak pada bentuk atap bergaya tajug kerucut lancip menjulang tinggi. Atap model ini banyak diterapkan pada candi kuno warisan peradaban Jawa.
Walau berusia lebih dari 200 tahun, kesan kuno masih dipertahankan di masjid ini sehingga menambah kesan unik di tampilannya.
Secara administrasi, Masjid Jami Al Yaqin terletak persis di Jalan Raden Intan Nomor 125, Kelurahan Pelita, Kecamatan Enggal.
Yuk kenalan dengan kisah menarik Masjid Jami Al Yaqin di Kota Bandar Lampung.
Dibangun oleh Warga Keturunan Bengkulu
Mengutip duniamasjid.islamic-center.or.id, mulanya, masjid dibangun oleh pendatang dari Bengkulu berbentuk sederhana.
Foto: Facebook Masjid Jami Al Yaqin
Ketika itu, strukturnya masih kecil dan hanya berbentuk surau dan belum memiliki nama. Penggunaannya pun sebatas keperluan pribadi dengan atap yang masih menggunakan rumbia.
Karena banyak disinggahi orang, surau kemudian diperbesar hingga bentuknya menyerupai musala pada 1882.
Sebelumnya, musala ini berada di Pasar Bawah, dan dipindahkan ke lokasi saat ini pada tahun 1912 dengan cara digotong beramai-ramai.
Direnovasi Besar Pada 1923
Setelah menempati lahan saat ini dengan luas 1.110 meter persegi, musala direnovasi kembali dan dipugar. Hasilnya, bangunan menjadi semi masjid dengan dinding yang mulai diperkeras dengan tumpukan batu bata.
Agar makin kuat, dinding diberi lapisan semen dan kapur sehingga lebih kokoh dan tahan lama. Masjid juga diberi akesoris kubah dan mampu menampung jemaah lebih banyak.
Sebelum diberi nama Al Yaqin, masjid ini dinamai Enggal Perdana dan banyak disinggahi oleh pendatang asal Bengkulu.
- Cerita Unik Masjid Agung Baing Yusuf Purwakarta, Dulu Ditakuti Belanda
- Beda Dengan Pemerintah, Masjid Al-Azhar Jaksel Gelar Salat Iduladha Lebih Dulu
- Sisi Unik Masjid Jami Assuruur Kebon Jeruk, Bangunannya Khas Belanda Berhias Kayu Jepara
- Mengunjungi Masjid Agung Ponorogo, Dulunya Musala Tempat Ulama Bersembunyi dari Kekejaman Kolonial Belanda
Jadi Pusat Syiar Agama Islam
Di tahun 1923 sampai 1950-an, masjid ini menjadi pusat penyebaran Agama Islam khususnya di wilayah Kota Bandar Lampung.
Banyak yang datang untuk beribadah di sini, termasuk mengikuti pengajian yang banyak digelar.
Karena lebih luas, tak sekedar pendatang asal Bengkulu yang beribadah namun juga banyak dari daerah lain yang salat di sana, sekaligus singgah untuk beristirahat.
Ketika itu, masjid ini menjadi semakin ramai dengan berbagai aktivitas keagamaan. Namun, lama kelamaan, pasukan kolonial Belanda mengendus aktivitas tersembunyi, yakni menyusun rencana perlawanan.
Melawan Belanda dengan Pengajian
Umat yang semakin banyak, membuat kegiatan masjid pun tidak pernah berhenti. Salah satu yang sering dilaksanakan adalah pengajian, dengan ulama-ulama yang berpengaruh dan terkenal pada saat itu seperti KH Ali Tasim yang merupakan panglima Hizbullah.
Mengutip ANTARA, Semangat KH Ali Tasim yang menggebu-gebu untuk melawan Belanda kemudian rutin mengadakan kajian. Salah satu pesan yang disuarakan adalah semangat perjuangan dan perlawanan yang selalu disampaikan dalam pengajiannya.
Dari pengajian ini, umat Islam kemudian terkumpul dan bersatu serta melakukan perlawanan baik secara langsung maupun menggunakan strategi gerilya. Dari sana, Belanda kewalahan sehingga masjid ini juga dikenal sebagai basis perjuangan rakyat.
Jadi Masjid Terbersih dan Ekonomi Kerakyatan
Di tahun 1963, masjid ini kemudian diresmikan dengan nama Al Yaqin.
Foto: duniamasjid.islamic-center.or.id
Pemugaran dilakukan besar-besaran, mulai dari pengerasan dinding, penggantian kubah, perluasan bangunan sampai pengecatan dan penambahan ornament kaligrafi oleh santri asal Jawa Barat.
Kemudian, masjid ini berulang kali menjadi contoh dan memenangkan kejuaraan sebagai masjid terbersih dan menginspirasi di wilayah Bandar Lampung. Masjid juga kerap didatangi ulama dari pulau Jawa untuk mengisi ceramah.
Masjid juga berperan sebagai pelopor ekonomi kerakyatan melalui pendirian Koperasi Serba Usaha (KSU) yang dananya berasal dari kas masjid. KSU ini bergerak di bidang simpan pinjam, dan saat ini telah memiliki 40 anggota. Setiap anggota dapat meminjam antara Rp50.000 hingga Rp100.000 tanpa bunga.