Mengenal Kompang, Alat Musik dari Jazirah Arab yang Populer di Tanah Melayu Riau
Alat musik sejenis gendang ini begitu populer di tanah Melayu khususnya Riau.
Alat musik sejenis gendang ini begitu populer di tanah Melayu khususnya Riau.
Mengenal Kompang, Alat Musik dari Jazirah Arab yang Populer di Tanah Melayu Riau
Di daerah Riau, terdapat sebuah alat musik cukup populer di kalangan masyarakat bernama Kompang. Bentuknya yang mirip dengan alat musik gendang ini masih kental dengan unsur dan nuansa Islam.
(Foto: warisanbudaya.kemdikbud.go.id) Sampai sekarang, Kompang masih cukup populer di masyarakat Riau maupun orang-orang beretnis Melayu. Alat musik ini sudah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Bukan hanya sebagai alat musik tradisional yang membudaya, tetapi Kompang telah menjadi bagian dari entitas dan jati diri masyarakat. Penasaran dengan alat musik Kompang dari Riau? Simak ulasan informasinya berikut ini.
Sejarah Kompang
Melansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, alat musik Kompang konon berasal dari Jazirah Arab yang dibawa ke Bumi Melayu ketika zaman Kesultanan Malaka oleh pedagang India Muslim pada abad ke-13.
-
Bagaimana bentuk bebatuan di Situs Batu Goong itu mirip dengan alat musik tradisional? Menukil dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, situs batu Goong di Cigadung, Sukasari, memang memiliki bentuk yang mirip dengan gamelan. Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id Namun bukan seperangkat, melainkan salah satu instrumennya yakni kenong.Ini terlihat dari bentuk fisiknya yakni bulat silindris, dengan bagian atas yang sedikit cembung sehingga mirip dengan alat musik logam.
-
Kenapa Randai diiringi musik tradisional? Musik-musik ini berfungsi sebagai pengiring tetapi juga bagian penting narasi.
-
Apa yang menjadi ciri khas musik tradisional Nias yang unik? Salah satu musik yang unik yaitu 'Hendri Hendri', musik yang dinyanyikan saat pernikahan atau pesta tradisional sebagai tanya jawab atau sahut-sahutan antara tamu dan pengunjung.
-
Bagaimana musik oklik menjadi kesenian tradisional di Bojonegoro? Proses perubahan oklik dari alat komunikasi dan sarana ritual pengobatan warga kemudian menjadi kesenian dengan sendirinya. Dulunya alat musik ini dipukul secara tidak beraturan dengan pola ritmis abstrak. Suatu ketika ada perkumpulan beberapa penunggu cakruk yang memainkan oklik secara bersama-sama. Mereka dapat menciptakan pola ritme serempak dan rancak ketika dibunyikan bersama-sama. Oklik kemudian dikenal sebagai kesenian asli Bojonegoro.
-
Kenapa Serune Kalee disebut sebagai alat musik tradisional Aceh? Sejarah Singkat Masyarakat Aceh memiliki beragam alat musik tradisional legendaris. Salah satunya adalah serune kalee yang sudah ada sejak zaman Islam mulai masuk di daerah itu.
-
Bagaimana cara musik tradisional mengiringi tari Topeng Jigprak? Tidak seperti tari topeng pada umumnya, kesenian Topeng Jigprak diiringi oleh musik tradisional Sunda mirip rebana.Pengiringnya terlihat memainkan alat musik pukul, kendang serta iringan suling bernada etnik khas setempat.
Kehadiran Kompang yang dibawa oleh pedagang Arab itu kemudian berkembang luas di Bumi Melayu. Bukan hanya di Indonesia saja, Kompang juga ada di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, hingga Thailand.
Dulunya Kompang berukuran 16 inci dengan permukaan yang ditutup dengan lembaran kulit lembu atau kambing yang nantinya bagian tersebut yang akan ditabuh menggunakan tangan pemainnya.
Alat Musik Populer
Meski sudah datang sejak abad ke-13, eksistensi alat musik Kompang tidak pernah luntur dari masa ke masa. Di Provinsi Riau tepatnya Kabupaten Bengkalis, Kompang sangat populer di kalangan masyarakat, bahkan kerap ditampilkan saat acara-acara besar.
Eksistensi Kompang di Riau sendiri juga tidak lepas dari grup-grup Kompang yang tumbuh di setiap daerah. Tak sedikit dari grup tersebut yang berkembang dengan begitu sulit namun masih tetap bertahan.
Biasanya, Kompang akan ditampilkan ketika saat acara pernikahan, Mandi Safar, bahkan hingga Khitanan.
Struktur Kompang
Kompang menggunakan kayu dibagian pinggirnya lalu dibalut dengan kulit yang berasal dari kulit kambing betina, atau sekarang banyak yang menggunakan kulit lembu atau kerbau.
Adapun bagian-bagian dari struktur Kompang, yaitu bagian permukaan yang biasa disebut dengan Belulang. Sedangkan bagian rangka atau kayu di pinggirnya itu disebut Baluh Sedak.
Kemudian, untuk memperkuat struktur dan menghasilkan bunyi yang khas, biasanya akan ditambahkan Sedak atau sejenis rotan yang diletakkan di antara Baluh dan Belulang yang bertujuan menarik bagian permukaan yang tertutupi kulit.
- Mengenal Alat Musik Dhol, Warisan Budaya dari Bumi Rafflesia yang Mendunia
- Mengenal Gendang Pampat, Musik Tradisional Suku Dayak Iban Sebagai Simbol Rasa Syukur
- Mengenal Serdam, Instrumen Musik Tiup Asli Lampung yang Terbuat dari Bambu Khusus
- Menelusuri Asal-usul Alat Musik Gambus, Pengaruh Budaya Timur Tengah yang Kental Nuansa Islam
Suara Khas Kompang
Memainkan alat musik Kompang dengan cara di tabuh dengan teknik yang dibagi menjadi dua. Pertama, apabila ditabuh dengan suara "bum" menggunakan bagian pukulan di sisi Kompang dengan kondisi tangan dikuncup atau jari tangan tertutup rapat.
Sementara untuk menghasilkan bunyi "tak", akan dihasilkan dengan tepukan tangan di bagian tengah permukaan Kompang dengan kondisi jari tangan yang terbuka.