Menikmati Kehangatan Kopi Sanger, Racikan Nikmat Perpaduan Susu dan Gula Favorit Masyarakat Aceh
Budaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
Budaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
Menikmati Kehangatan Kopi Sanger, Racikan Nikmat Perpaduan Susu dan Gula Favorit Masyarakat Aceh
Provinsi Aceh begitu kaya dengan hasil kopinya yang sudah dikenal di kalangan pencinta kopi. Di provinsi ini, ada satu menu racikan kopi yang patut dicoba saat Anda berkunjung ke Serambi Mekkah ini, namanya kopi sanger.
Minuman khas Aceh ini mudah dijumpai di warung-warung kopi. Kopi ini diracik dengan saringan khusus untuk jenis biji kopi robusta. Budaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi. (Foto: Wikipedia)
-
Bagaimana Warung Kopi Ake menjaga tradisi "Kopi Kuli"? Buka dari jam 06.00 WIB sampai 00.30 WIB, tempat ini cocok bagi pengunjung yang ingin eksplor tentang kopi dan teh yang ada di Belitung. Warung Kopi Ake turut menjaga tradisi "Kopi Kuli" yang menjadi budaya ngopi bagi penambang timah Tiongkok pada zaman kolonial.
-
Di mana tradisi Wiwitan Kopi dirayakan? Acara itu dimulai dengan iring-iringan penari beserta sesaji menuju kawasan perkebunan kopi di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali.
-
Bagaimana cara tradisional menggoreng Kopi Besemah? Metode penggorengan ala petani Kopi Besemah ini masih menggunakan kayu bakar dengan api yang harus terus diawasi agar tidak terlalu kecil ataupun besar.
-
Bagaimana kopi Priangan memengaruhi budaya minum kopi di Eropa? Kopi dari Jawa Barat ini sangat disukai di Eropa. Budaya minum kopi tumbuh subur di benua biru tersebut.
-
Kenapa Kopi Santan Mbah Sakijah begitu terkenal? Kopi Santan Mbah Sakijah kuliner minuman dari Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora Kota. Kuliner ini sangat populer tak hanya di kalangan bapak-bapak, melainkan kalangan milenial sangat antusias untuk menikmati segelas kopi ini.
-
Mengapa warga lereng Gunung Merbabu melakukan tradisi Wiwitan Kopi? “Ini dalam rangka melestarikan budaya nenek moyangku dulu. Mulai panen apapun juga, baik itu padi, cabe, maupun kopi, itu kirimannya seperti ini. Tradisi ini dilakukan sebagai perasaan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa,”
Warung kopi di Aceh terbilang sederhana, hanya ada meja dan kursi dengan ukuran ruangan yang terbilang kecil. Lalu ada dapur tempat penjual meracik kopi yang biasanya terletak di depan pintu masuk.
Menyeruput hangatnya kopi di Aceh tidak lengkap tanpa makanan pendamping seperti pisang goreng. Bapak-bapak ini biasanya akan nongkrong di warung kopi sembari menunggu azan magrib berkumandang.
Lantas, seperti apa sejarah kopi sanger khas Serambi Mekkah ini? Simak informasi selengkapnya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Dua Versi Sejarah
Melansir dari kanal merdeka.com, masyarakat Aceh mengenal dua versi sejarah tentang lahirnya kopi sanger ini. Salah satunya menyebut jika sanger adalah "Sange", sebutan untuk memudahkan racikan kopi yang dicampur susu dan sedikit gula.
Akan tetapi, versi lain dari lahirnya kopi sanger ini disebut bermula dari sejumlah mahasiswa yang hendak minum kopi susu. Karena pada saat itu kondisi ekonomi memburuk (sekitar tahun 1996), para mahasiswa mencari cara agar tetap bisa meminum kopi dicampur susu.
Dari situlah lahir sebutan "sama-sama ngerti" yang disingkat menjadi sanger. Agar mereka bisa minum kopi setiap hari, mereka meminta peracik kopi untuk mencapur susu dengan tambahan gula agar manisnya terasa.
Dinamika Penikmat Kopi Sanger
Melansir dari beberapa sumber, penikmat kopi sanger terus mengalami dinamika dari tahun ke tahun. Awal mulanya, tradisi minum kopi hanya dilakukan oleh bapak-bapak.
Tradisi minum kopi kemudian bergeser ke anak-anak muda yang dikenal dengan istilah ngopi sore. Kedai kopi yang awalnya terbatas dan serba sederhana, seiring berjalannya waktu pun berubah semakin modern dan menggunakan alat-alat canggih.
- Menikmati Sensasi Unik Kopi Golondong, "Nenek Moyangnya" Kopi Gula Aren Kekinian
- Kedai Kopi di Sumedang ini Ada di Tengah Kampung, Bisa Rasakan Nikmatnya Kopi Lokal sambil Lihat Pemandangan Sawah
- Mengenal Tradisi Wiwitan Kopi, Cara Warga Lereng Merbabu di Boyolali Sambut Musim Panen Raya Kopi
- Mencicipi Seduhan Kopi Besemah, Dibuat Melalui Proses Tradisional dengan Cita Rasa yang Khas
Meski zaman terus berkembang, kopi sanger pun masih tetap eksis di kalangan masyarakat Aceh baik itu bapak-bapak atau anak muda. Biasanya kedai kopi modern bisa dijumpai di Ulee Kareng, Banda Aceh. (Foto: Pixabay)
Menikmati Kopi Sanger
Kopi Sanger sendiri sekarang tidak lagi dengan metode tradisional. Sanger sendiri sudah bisa menggunakan biji kopi arabika yaitu bubuk kopi Gayo. Kemudian, bubuk kopi itu di ekstrak menggunakan mesin lalu ditambah dengan krimer.
Rasa khas biji kopi Arabika yang bercampur dengan rasa manis dari krimer ini membuat cita rasa berbeda dan menyegarkan. Meski sudah dicampur susu dan gula yang terkesan manis, namun rasa dari kopinya sendiri masih sangatlah terasa kuat.
Untuk mencicipi kopi sanger tidak mahal kok, cukup dengan harga Rp5.000 sampai Rp6.000 disajikan dalam keadaan hangat. Sedangkan harga Rp7.000 sampai Rp8.000 untuk kopi sanger yang disajikan dingin.