Peristiwa 12 Januari Perjuangan Hak Pilih Perempuan di Amerika Serikat
Berikut merdeka.com merangkum perjuangan penting perempuan menuntut kesetaraan politik dalam hak pilih mereka, 12 Januari tak terkecuali menjadi hari yang bersejarah:
Tanggal 12 Januari menjadi hari penting bagi sejarah perempuan. Meski terjadi di Amerika, tetapi 12 Januari menjadi tonggak di mana suara perempuan semakin lantang.
Pada 12 Januari 1915 DPR AS menolak amandemen konstitusi yang diusulkan untuk memberikan perempuan Amerika hak untuk memilih.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Apa itu Serumbung Sumur? Serumbung sumur merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813. Ini dia serumbung sumur yang merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Apa itu Kapurut Sagu? Kapurut sagu terbuat dari tepung sagu yang sudah agak mengeras dan memiliki warna kecokelatan. Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat kaya akan tradisi, budaya, hingga sajian makanan yang unik.Salah satu sajian makanan khas Mentawai yang patut anda coba adalah kapurut sagu.
Perempuan menuntut kesetaraan politik bahkan sebelum negara berdiri, tetapi baru pada tahun 1878 seorang anggota Kongres secara resmi mengajukan proposal untuk mengamandemen Konstitusi untuk mengizinkan perempuan memilih.
Senat memperdebatkan apa yang kemudian dikenal sebagai Amandemen Susan B. Anthony secara berkala selama lebih dari empat dekade. Disetujui oleh Senat pada 4 Juni 1919, dan diratifikasi pada Agustus 1920, Amandemen Kesembilan Belas menandai satu tahap dalam perjuangan panjang perempuan untuk kesetaraan politik.
Berikut merdeka.com merangkum perjuangan penting perempuan menuntut kesetaraan politik dalam hak pilih mereka, 12 Januari tak terkecuali menjadi hari yang bersejarah:
Sejarah Ringkas Perjuangan Hak Pilih Perempuan
Tahun 2009 dan 2010 menandai peringatan 140 tahun hak pilih perempuan di Amerika Serikat. Wyoming mengesahkan undang-undang hak pilih perempuan pertama pada 10 Desember 1869, dan perempuan memberikan suara untuk pertama kalinya pada tahun 1870. Kata hak pilih berasal dari kata Latin suffrageium, yang berarti hak untuk memilih.
Perempuan di Amerika Serikat telah memperjuangkan hak pilih sejak masa kepresidenan Andrew Jackson pada tahun 1820-an.
Sebelum Perang Sipil, perempuan diizinkan memberikan suara terbatas di beberapa negara bagian. New Jersey mengizinkan perempuan untuk memilih sebelum konstitusi negara bagian mereka melarangnya pada tahun 1844.
12 Januari Momen Penting Perjuangan Hak Pilih Wanitas Amerika Serikat
Pada 12 Januari 1915, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat memberikan suara 204-174 untuk menolak amandemen konstitusi agar memberi perempuan hak untuk memilih. Edwin Y. Webb, perwakilan NC yang menentang hak pilih perempuan, membuka debat tentang hak pilih perempuan di Kongres. Kongres memutuskan bahwa masalah tersebut harus diputuskan di tingkat negara bagian.
Tanggal 12 Januari 1915, amandemen Susan B. Anthony diperdebatkan selama lebih dari 10 jam di DPR sebelum gagal mencapai mayoritas dua pertiga yang dibutuhkan, dengan hanya 174 suara setuju dan 204 suara menentang. Shaw, presiden Asosiasi Hak Pilih Nasional, berkata, "Saya tidak bersyukur, tetapi pemungutan suara lebih baik dari yang saya harapkan."
Selama sisa tahun 1915, para pejuang hak pilih perempuan berfokus pada tiga tugas: mendapatkan perhatian nasional, memperluas jangkauan mereka ke daerah-daerah di mana pengaruh mereka kecil, dan menekan perwakilan untuk mendukung hak pilih secara terbuka.
Banyak pria dan wanita terkenal memberikan pidato tentang hak pilih, termasuk mantan Presiden Theodore Roosevelt, Helen Keller dan gurunya Annie Sullivan Macey, dan pendidik Italia Maria Montessori.
Lebih dari 500.000 tanda tangan dikumpulkan untuk petisi tentang hak pilih perempuan. Petisi sepanjang 18.000 kaki dengan setengah juta tanda tangannya kemudian dibawa ke seluruh negeri oleh penyelenggara NWP Sara Bard Field dan dua rekannya yang menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menegosiasikan jaringan jalan lintas negara yang sering tidak diaspal dan menangani kerusakan mekanis sambil berhenti di kota-kota untuk mempublikasikan perjalanan dan petisinya.
Pada bulan Desember, petisi tersebut sampai ke Washington DC dan Presiden Wilson setuju untuk menerimanya di Ruang Timur Gedung Putih.