Serunya 'Pecah Piring', Permainan Tradisional Masa Kecil dari Medan
Permainan "Pecah Piring" kini memang tidak lagi banyak dimainkan seperti dulu. Meski begitu, di sudut Kota Medan masih saja ada anak-anak yang menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang bermain permainan tradisional yang mengasyikkan ini.
Masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam permainan tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air. Seperti yang ada di Medan, masyarakat di sana dulunya mengenal permainan tradisional bernama "Pecah Piring".
Permainan "Pecah Piring" kini memang tidak lagi banyak dimainkan seperti dulu. Meski begitu, di sudut Kota Medan masih saja ada anak-anak yang menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang bermain permainan tradisional yang mengasyikkan ini.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
-
Apa yang ditampilkan di Imah Saba Budaya Baduy? Imah Saba Budaya Baduy merupakan mini museum yang menampilkan kekayaan tradisi warga adat Baduy. Di sana ditampilkan berbagai arsip tentang kesenian, kehidupan dan berbagai hal lainnya seputar warisan leluhur masyarakat adat secara turun temurun.
-
Apa yang dilakukan pada tradisi Memitu? Tradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan. Beberapa prosesi yang ada dalam Memitu di antaranya memakai kembang melati yang sudah dirajut dan dimandikan dengan air sembari dibacakan kidung maupun doa-doa.
-
Kapan Sujadi memulai budidaya kepiting bakau? Sudah 30 tahun lamanya Sujadi, pria asal Desa Ori, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, menjadi pembudi daya ikan air tawar.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Surotrunan, Kebumen? Warga Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dibuat heboh. Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
Menyusun Kepingan "Piring"
Sesuai dengan namanya, permainan pecah "piring" ini dimainkan dengan memecahkan tumpukan "piring" yang disusun tinggi. Benda yang disusun biasanya benda yang mudah untuk dipecahkan, seperti pecahan tempurung kelapa, keramik lantai, asbes, tutup botol, atau yang lainnya. Susuan benda itulah yang kemudian biasa disebut sebagai "piring".
Jumlah kepingan "piring" yang digunakan dalam permainan ini tergantung kesepakatan dari para pemainnya. Namun, semakin banyak "piring" yang disusun tinggi, semakin seru permainan ini dimainkan.
Menghancurkan Susunan "Piring"
Selain harus menyiapkan benda-benda yang akan disusun sebagai "piring", para pemain permainan ini harus menyiapkan satu benda lagi yang digunakan untuk melempar dan menghancurkan susunan "piring" tersebut.
Biasanya, benda yang sering digunakan adalah bola. Bisa menggunakan bola kasti atau bola tenis. Namun jika tidak ada, boleh juga memakai bahan atau benda yang lebih mudah didapat, seperti kantong plastik yang digumpalkan dan diikat karet gelang hingga membentuk bola.
Cara Bermain
Cara bermain permainan ini sebenarnya sederhana. Peserta permainan ini dibagi dalam dua bagian dengan cara diundi. Ada kelompok yang menjadi pemecah susunan "piring", dan lainnya akan menjadi kelompok yang berjaga.
Anggota kelompok pemecah bergantian melemparkan bola ke arah susunan "piring" dari garis batas yang ditentukan. Bila tak ada yang berhasil memecahnya, giliran kelompok
lain yang menjadi pemecah.
Namun jika susunan berhasil dipecahkan, kelompok pemecah akan berusaha menyusunnya kembali untuk memenangkan permainan. Tapi itu bukan hal yang mudah, karena setelah "piring" berantakan, bola menjadi hak kelompok bertahan yang akan berusaha melempar anggota kelompok lawan yang tengah berusaha menyusun kembali "piring".
Jika anggota kelompok pemecah terkena bola, posisi berganti. Tim bertahan menjadi kelompok yang berhak menyusun "piring". Tim yang berhasil menyusun kembali semua pecahan itu kembali seperti semula akan memenangkan permainan.
Diperlukan Kecepatan dan Kejujuran
Dalam bermain permainan ini diperlukan kecepatan dan kegesitan dalam menghindari bola, kerja sama tim, juga kejujuran.
Tidak jarang, ada juga pemain yang curang dengan menyembunyikan kepingan supaya tidak lengkap saat disusun kembali.
Mulai Ditinggalkan
einfogames.com
Permainan pecah piring ini hanyalah satu dari sekian banyak permainan tradisional yang semakin ditinggalkan. Seiring perkembangan teknologi, banyak anak zaman sekarang tidak lagi bermain permainan tradisional dan lebih memilih bermain gadget dengan segala kemudahannya.