Sosok Ellyas Pical Juara Dunia Tinju Pertama dari Indonesia, Dulu Sempat Dilarang Orang Tua Jadi Petinju
Lahir pada 24 Maret 1960 di Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah, ia adalah juara dunia tinju pertama dari Indonesia.
Lahir pada 24 Maret 1960 di Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah, ia adalah juara dunia tinju pertama dari Indonesia.
Sosok Ellyas Pical Juara Dunia Tinju Pertama dari Indonesia, Dulu Sempat Dilarang Orang Tua Jadi Petinju
Indonesia memiliki banyak atlet legendaris yang pernah berjasa mengharumkan nama ibu pertiwi di kancah internasional. Tidak melulu dari bulu tangkis dan sepak bola, atlet dari cabang olahraga lain juga tak kalah menorehkan prestasi yang membanggakan.
Dari cabang olahraga tinju, nama Ellyas Pical telah lama menjadi ikon penting dalam sejarah tinju di Indonesia. Lahir pada 24 Maret 1960 di Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah, ia adalah juara dunia tinju pertama dari Indonesia. (Foto: Instagram/ellyas_pical)
-
Siapa atlet Indonesia yang meraih Juara III kategori Tukic Style? Arsa Wening Arrosyad (17 thn), membawa Indonesia meraih posisi Juara III kategori Tukic Style.
-
Di mana atlet bulu tangkis Indonesia disambut meriah oleh para penggemar? Tak hanya disambut oleh petinggi bulu tangkis tanah air, para juara All England 2024 ini juga disambut meriah oleh para penggemar. Mereka menyanyikan lagu nasional mengiringi kedatangan para atlet di bandara.
-
Siapa sosok atlet catur legendaris Indonesia yang berasal dari Tanah Karo? Atlet catur legendaris Indonesia yang satu ini memiliki gaya bermain yang taktis dan sudah menyabet beberapa gelar skala internasional.
-
Siapa yang mendapatkan julukan "Si Kancil" dalam sepakbola Indonesia? Terkenal lincah dan gesit saat mengolah bola di atas lapangan, Abdul pun mendapat julukan sebagai "Si Kancil".
-
Siapa saja yang menyambut kepulangan para atlet bulu tangkis Indonesia? Kedatangan mereka pun disambut meriah oleh banyak pihak. Jonatan Christie tampak begitu ceria setibanya di tanah air. Pada potret ini, ia berpose dengan Sekjen PP PBSI Fadil Imran. Kedatangan mereka ini disambut hangat oleh Menpora Dito Arirotedjo. Dalam potret ini tampak Fajar Alfian yang tengah berpose dengan politisi Golkar ini. Anthony Ginting juga tampak berpose dengan Anindya Bakrie selaku Chef de Mission Olimpiade Paris 2024.
-
Kenapa Endang Witarsa menjadi pelatih legendaris di Indonesia? Maka dari itu, namanya sangat pantas disejajarkan sebagai pelatih legendaris sepanjang masa Timnas Indonesia.
Karier gemilang Ellyas ini bermula dari kebiasannya yang sejak kecil kerap menonton olahraga tinju yang disiarkan TVRI. Salah satu atlet tinju dunia yang berlaga saat itu adalah Muhammad Ali. Sejak saat itulah, Ellyas mulai jatuh cinta dengan olahraga ini.
Perjalanan karier Ellyas tidak berjalan mulus. Ada banyak rintangan yang harus dihadapinya di luar ring, salah satunya dari orang tua. Seperti apa kisah dan sosok dari petinju kidal ini? Simak informasinya yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Pencari Mutiara
Dihimpun dari kanal merdeka.com dan beberapa sumber lainnya, Ellyas Pical yang akrab disapa Elly ini sejak kecil sudah bekerja mencari mutiara alami.
Proses pencarian mutiara alami ini tidaklah mudah. Ia harus menyelam hingga ke dasar laut tanpa menggunakan alat bantu menyelam. Aktivitas ini sudah menjadi makanan sehari-hari Elly.
Dari kebiasaan ini, Elly kemudian menderita gangguan pendengaran akibat keseringan menyelam untuk mencari mutiara alami. Namun, kekurangannya itu tidak menyurutkan semangat Elly untuk terus berlatih dan menekuni dunia tinju.
Tinju Sejak Usia 13 Tahun
Elly sudah mulai tertarik dengan olahraga tinju sejak usia 13 tahun. Semua ini dimulai saat dirinya kerap menonton pertandingan tinju di televisi.
Pemain tinju idola Elly adalah Muhammad Ali. Ia semakin termotivasi dan memiliki tekad yang besar untuk menjadi petinju saat dia mendapatkan kesempatan.
Tidak Mendapat Restu Orang Tua
Perjalanan mimpi Elly untuk menjadi seorang petinju handal tidak berjalan mulus. Di tengah jalan ia tidak mendapatkan dukungan dan restu dari orang tuanya untuk menjadi seorang petinju.
Meski sempat tak direstui orang tua, Elly nekat untuk tetap rajin latihan secara sembunyi-sembunyi.
Singkat cerita, Elly sudah sempat ikut beberapa kompetisi tinju di kelas terbang. Prestasinya di kelas tersebut cukup baik, Elly kerap beberapa kali menjadi juara ditingkat kabupaten hingga Piala Presiden.
Karier Profesional
Dikutip dari beberapa sumber, karier profesional Elly dimulai pada tahun 1983 di kelas Bantam Junior. Saat itu ia kerap keluar menjadi juara dan menjadi salah satu petinju terbaik di kompetisi tinju saat itu.
Ia menjuarai turnamen OPBF setelah mengalahkan wakil Korea Selatan Hi-yung Chung dalam pertarungan 12 ronde pada tahun 1984.
Kemudian tahun 1985, Elly berhasil merebut gelar juara IBF di kelas Bantam Junior mengalahkan petinju Korea Chun Ju-do di Jakarta.
Pada 25 Agustus 1985, Pical harus mengakui keunggulan petinju Republik Dominika, Cesar Polanco dengan angka di Jakarta. Namun Pical mampu bangkit dan membalas kekalahannya atas Polanco dengan balik memukul KO Polanco pada pertandingan kedua di Jakarta, 5 Juli 1986.
The Exocet dan Sisi Gelap Elly
Selama kariernya di dunia tinju internasional,
petinju kidal ini dikenal dengan pukulan Hook dan Uppercut kirinya yang cepat dan keras.
Popularitas Elly di kalangan pencinta tinju semakin merebak dan mendapat julukan 'The Exocet' yang diartikan sebagai rudal milik Prancis yang digunakan Argentina dalam Perang Malvinas.
Di masa pensiunnya ia sempat bekerja sebagai satpam di sebuah diskotik di Jakarta. Tahun 2005 ia ditangkap karena terlibat transaksi narkoba.
Penangkapannya ramai disorot publik. Banyak dari mereka yang menyoroti tidak ada nya jaminan hidup bagi atlet yang sudah mengharumkan nama bangsa.
Elly kemudian dipenjara selama 7 bulan. Setelah dibebaskan, ia sempat bekerja di KONI Pusat sebagai asisten ketua saat itu, Agum Gumelar.