Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak
Sultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.
Sultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.
Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak
Kerajaan Siak merupakan sebuah kerajaan bercorak Melayu-Islam yang berdiri di Provinsi Riau pada tahun 1723 oleh Raja Kecil dari Pagaruyung bernama Sultan Abdul Jalil.
Kerajaan ini cukup terkenal dengan kekuasaannya yang begitu kuat di bidang bahari dan paling diperhitungkan di Pesisir Timur Sumatra dan Semenanjung Malaya. Selama berdiri, Kerajaan Siak sudah berganti kepemimpinan sebanyak 12 kali, Sultan terakhir yang menjabat adalah Syarif Kasim II.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
-
Kapan Raja Narasinga II memerintah? Dia memerintah sejak tahun 1473.
-
Bagaimana Sultan Hamid II merancang lambang negara Garuda Pancasila? Pada 10 Januari 1950 akhirnya terbentuk panitia teknis bernama Panitia Lencana Negara. Kemudian, rancangan lambang negara milik Sultan Hamid-lah yang menjadi salah satu calonnya. Setelah melakukan seleksi, rancangan milik Sultan Hamid pun ditetapkan oleh Soekarno dan Moh. Hatta pada 8 Februari 1950.
-
Kenapa menurut Hendropriyono, masyarakat Arab di Indonesia ingin mengusung Sultan Syarif Abdul Hamid Alkadrie II sebagai pahlawan nasional? Para oknum dari masyarakat Arab telah memendam fakta sejarah kelam Sultan Syarif Abdul Hamid Alkadrie II itu, dan mengusungnya dengan data sebagai perancang lambang negara Bhinneka Tunggal Ika.
-
Kapan Sultan Hamid II dilantik menjadi perwira KNIL? Pada tahun 1937, Hamid dilantik menjadi perwira KNIL dengan pangkat Letnan Dua. Selama berkarier di bidang militer, ia pernah ditugaskan di beberapa daerah seperti Malang, Bandung, Balikpapan, dan sebagainya.
-
Siapa Sri Maharaja Tarusbawa? Menurut Wikipedia, Sri Maharaja Tarusbawa merupakan raja ke-13 dari Kerajaan Tarumanegara.
Setelah proklamasi, Kerajaan Siak yang masih dipimpin oleh Syarif Kasim II ini akhirnya menyatakan bahwa kerajaan ini memilih bergabung dengan Republik Indonesia.
Lantas, seperti apa sosok dari Sultan Syarif Kasim II? Simak ulasannya yang dirangkum oleh merdeka.com berikut ini.
Raja Termuda
Sultan Syarif Kasim II yang memiliki gelar Sultan Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin lahir tepat pada 1 Desember 1893. Ia ditunjuk menjadi Sultan di Kerajaan Siak di usianya yang masih 16 tahun, menggantikan sang ayah, Sultan Syarif Hasyim I.
Karena usianya yang masih cukup muda dan sedang menempuh pendidikan di Batavia, Syarif Kasim II resmi menjadi Sultan Kerajaan Siak pada 13 Maret 1915 dengan gelar Sultan Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin.
Sultan Syarif Kasim II memimpin Kerajaan Siak selama kurang lebih 30 tahun lamanya, mulai dari tahun 1915 hingga 1945 tepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Ditakuti Kolonial Belanda
Sejak terpilihnya Syarif Kasim II sebagai Sultan Kerajaan Siak, pihak pemerintah Hindia Belanda justru merasa ketar-ketir. Sosoknya pun cukup terang-terangan dalam melawan dan menentang segala bentuk penjajahan.
Mengutip beberapa sumber, Syarif Kasim II ini dikenal sebagai orang yang mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia ketika era kolonial. Tak heran jika dirinya begitu menentang segala jenis penjajahan yang ada di Nusantara.
Cerdaskan Warganya
Meski usianya masih muda, Syarif Kasim II sudah mampu memimpin dan membawa Kerajaan Siak menuju masa yang lebih maju. Buktinya, ia menyadari bahwa pendidikan sebagai tiang perubahan suatu kaum.
Dengan landasan inilah, ia mencoba untuk mencerdaskan rakyatnya dengan mendirikan sekolah-sekolah dan fasilitas pendidikan lainnya di wilayah Siak. Mereka yang berprestasi, akan mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan di Medan dan Batavia.
Syarif Kasim II begitu dihormati orang pada saat itu. Hal ini disebabkan dirinya mendukung NKRI dengan maklumat dan pernyataan politik dan menyumbangkan harta kekayaan pribadinya kepada negara.
Gelar Pahlawan Nasional
Kecintaannya kepada rakyat dengan membangun sekolah-sekolah di Siak serta menyumbangkan harta kekayaannya untuk negara Indonesia tentu menjadi hal yang patut untuk dikenang.
Pada hari kematiannya pada Haul ke-119, nama Syarif Kasim II sudah dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional. Penetapannya pada 6 November 1988 yang ditandatangani oleh Presiden B.J Habibie.
Selain itu, namanya juga diabadikan dalam nama sebuah Bandar Udara di Pekanbaru yang sebelumnya bernama Bandar Udara Simpang Tiga. Bandara ini dulunya diresmikan oleh Syarif Kasim II pada tahun 1943 bersama dengan permaisuri Tengku Agung Sultanah Latifah.