Sosok Todung Sutan Gunung Mulia, Tokoh Kristen yang Menjabat Menteri Pendidikan Pasca Kemerdekaan
Namanya jarang diketahui orang namun sosok yang satu ini patut diberi apresiasi dalam pelayanan dan jasanya.
Namanya jarang diketahui orang namun sosok yang satu ini patut diberi apresiasi dalam pelayanan dan jasanya.
Sosok Todung Sutan Gunung Mulia, Tokoh Kristen yang Menjabat Menteri Pendidikan Pasca Kemerdekaan
Pasca kemerdekaan Indonesia, jabatan menteri saat itu beberapa dijabat oleh tokoh-tokoh yang kini namanya kurang populer di buku sejarah bahkan di telinga masyarakat.
Seperti Menteri Pendidikan, mungkin banyak yang menganggap Ki Hajar Dewantara sebagai sosok utama di bidang pendidikan. Tetapi jangan salah, sosok Todung Sutan Gunung Mulia ini juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan di era Kabinet Sjahrir I dan II.
-
Siapa yang mengajar Sulaiman di sekolah? Meskipun bersekolah di Kairo, guru dan teman-teman Sulaiman tetap orang Indonesia.
-
Kapan Moeljadi gugur di halaman sekolah SMP 2 Madiun? Moeljadi terbunuh pada 21 September 1948, Agresi Militer Belanda II Pada 19 Desember 1948 muncul Agresi Militar Belanda II.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Bagaimana Suku Togutil memilih pemimpin? Warga Togutil juga tidak mengenal adanya kepemimpinan. Dalam hidup berkelompok mereka hanya mengangkat seseorang untuk dijadikan panutannya. Biasanya seorang panutan dipilih karena orang tersebut dianggap cakap dan cukup piawai dalam berburu dan mengobati orang sakit.
-
Kapan Gunung Seulawah Agam meletus? Dari segi sejarah erupsinya, tidak diketahui pasti kapan terjadinya letusan tersebut.
-
Siapa yang membiayai Soeharto untuk melanjutkan sekolah? “Saya masih ingin melanjutkan sekolah, tetapi baik ayah saya mau pun keluarga lainnya tidak ada yang sanggup membiayai saya sekolah. Keadaan ekonomi keluarga saya rendah sekali,” tulis Soeharto dalam otobiografinya Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya yang ditulis oleh G Dwipayana dan Ramadhan KH
Todung Sutan Gunung Mulia Harahap merupakan adik sepupu dari Amir Sjarifoeddin, sekaligus pencetus Partai Kristen Indonesia. Namanya kini telah diabadikan di sebuah percetakan buku kristen bernama BPK Gunung Mulia.
Lantas, siapakah sosok Menteri Pendidikan dan tokoh agama tersebut? Simak profilnya yang dirangkum merdeka berikut ini.
Keluarga Kristen Satu-Satunya
Gunung Mulia lahir di Kota Padang Sidempuan, Angkola, Tapanuli pada tanggal 21 Januari 1896. Ia menjadi anak laki-laki satu-satunya di sebuah keluarga Kristen genereasi kedua.
Sang ayah, Humala Mangaraja Hamonangan adalah seorang yang berpendidikan tinggi dan juga seorang pengusaha perkebunan di Padang Sidempuan.
Penanaman kepercayaan agama Kristen di tubuh Gunung Mulia dimulai dari sang kakek bernama Ephraim Sutan Gunung Tua yang mendapatkan berita penyebaran agama Kristen di Tapanuli Selatan. Beliau sempat keluar dari Angkola karena kuatnya penyebaran agama Islam di sana.
Kemudian, sang kakek memutuskan untuk bergabung dengan agama Kristen dan mengikuti pendidikan Zendeling. Perlu diketahui, Ephraim sendiri adalah keturunan dari raja-raja Padang Lawas yang menganut agama suku. Ia dibaptis pada tahun 1861.
Berangkat ke Belanda
Gunung Mulia diketahui mengenyam pendidikan di sekolah Europeeshe Lagere School. Berkat kecerdasannya, ia pun berangkat ke Belanda untuk belajar menjadi seorang guru di usianya yang masih 15 tahun.
Semasa sekolah, ia bergabung dengan Gereja Reformasi Kristen Calvinis yang terkenal keras dan ketat. Kemudian, Mulia yang gemar bersosialisasi itu terbawa hingga dirinya terlibat langsung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Belanda.
Di sekolah tersebut, Mulia bertemu dengan misionaris bernama Hendrik Kraemer yang membuat Mulia semakin intelektual. Mulia pun lulus meraih gelar Diploma setelah Perang Dunia I.
Pulang dari Belanda
Awal abad 20, telah terjadi migrasi besar-besaran orang Batak ke Jakarta. Mulia pun akhirnya ikut pindah ke Jakarta dan diangkat menjadi direktur Sekolah Tinggi Guru.
Pengabdian mulia terhadap agama Kristen ini sudah terbentuk sejak sekolah di Belanda. Hal ini dibuktikan bahwa dirinya menjadi anggota dari Gereja Kristen Kwitang atau Gereformeerde Kerk. Kemudian Mulia bergabung dengan jemaat HKBP Krenolong yang menjadi gereja protestan Batak pertama di Jawa.
Kemudian, Mulia sempat diangkat menjadi Volksraad atau wakil rakyat. Ia tak hanya membela rakyat Kristen saja, melainkan seluruh rakyat Indonesia juga menjadi kepentingan dirinya.
- Kampung Ini Dulu Pusat Agama Kristen yang Penduduknya Fasih Bahasa Belanda, Kini Terabaikan Penuh Semak Belukar
- 14 Doa Kristen untuk Orang Sakit, Mohon Pertolongan dan Harapan Kesembuhan dari Tuhan
- 30 Ucapan Ulang Tahun Kristen, Penuh Harapan Baik
- Bertemu Umat Kristen se-Bandung, Ganjar Akui SKB 2 Menteri Perlu Direvisi
Pemerhati Dunia Pendidikan
Meski Mulia banyak berkecimpung di dunia gereja, namun perhatian utamanya tak bisa berpaling dari dunia pendidikan. Ya, menurut Mulia orang-orang Pribumi sudah ketinggalan zaman dan harus banyak belajar untuk meraih kemerdekaan.
Tak sampai situ, Mulia juga pernah menjadi wakil satu-satunya dari Hindia Belanda yang menghadiri Konferensi Pekabaran Injil Internasional di Jerusalem pada tahun 1928.
Berkat perhatiannya yang besar di dunia politik, pasca Kemerdekaan tepatnya dibawah pemerintahan Kabinet Sjahrir dirinya ditunjuk menjadi Menteri Pengajaran atau Menteri Pendidikan menggantikan Ki Hajar Dewantara.
Meski menjabat hanya setahun (14 November 1945-2 Oktober 1946) namun kontribusinya untuk bidang pendidikan begitu besar di masa genting negara Indonesia.