Syair Lampung Karam, Karya Sastra Melayu Klasik yang Menceritakan Dahsyatnya Letusan Krakatau
Hanya satu catatan terkait letusan Gunung Krakatau yang dibuat oleh orang pribumi. Tulisan itu berjudul “Syair Lampung Karam”.
Hanya satu catatan terkait letusan Gunung Krakatau yang dibuat oleh orang pribumi. Tulisan itu berjudul “Syair Lampung Karam”.
Syair Lampung Karam, Karya Sastra Melayu Klasik yang Menceritakan Dahsyatnya Letusan Krakatau
Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 merupakan salah satu letusan gunung api terdahsyat yang tercatat dalam sejarah peradaban dunia. Namun hampir semua literatur tentang letusan Krakatau dibuat oleh orang Eropa. Hanya satu catatan terkait letusan Gunung Krakatau yang dibuat oleh orang Indonesia. Tulisan itu berjudul “Syair Lampung Karam”.
-
Kapan Syandria Kameron lahir? Lahir pada tanggal yang sama dengan Hari Kemerdekaan Indonesia tepat di perayaan HUT RI ke-78, Syandria merayakan ulang tahunnya yang ke-24
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Kapan Kamari lahir? Ini dia foto bayi cantik putri Jennifer Coppen yang lahir bulan Agustus kemarin.
-
Kapan Syekh Siti Jenar lahir? Mengutip Liputan6.com, beberapa sumber menyebut kalau Syekh Siti Jenar lahir di Persia pada tahun 1404 Masehi.
-
Siapa Kyra Wahab? Ariyo Wahab jadi sorotan netizen gara-gara anak sulungnya, Kyra Wahab, yang cantik banget dan udah tambah dewasa.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
Dikutip dari Indonesia.go.id, Syair Lampung Karam ditulis oleh seseorang bernama Muhammad Saleh. Diduga Muhammad Saleh sendiri merupakan seorang penulis yang juga penyintas dalam bencana besar itu. Diperkirakan saat bencana itu terjadi, Muhammad Saleh sedang berada di Lampung.
Menurut Surya Suryadi, peneliti dari Universitas Leiden yang juga penemu naskah Syair Lampung Karam, literatur tersebut lebih mirip laporan jurnalistik dibandingkan karya sastra. Syair ini ditulis dalam Bahasa Melayu dialek Riau, dan dicetak dalam Huruf Jawi.
Melalui syair ini, Muhammad Saleh menggambarkan secara dramatis bencana dahsyat akibat letusan Krakatau.
Dalam syair itu, ditulis bahwa desa-desa seperti Talang, Kupang, Rajabasa, Tanjung Karang, Merak, Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, serta daerah-daerah lainnya hancur lebur akibat dihantam tsunami dan hujan abu.
Syair Lampung Karam terdiri dari empat edisi litografi dengan judul berbeda. Edisi pertama berjudul “Syair Negeri Lampung yang Dinaiki Oleh Air dan Hujan Abu” yang salah satu manuskripnya tersimpan di perpustakaan Rusia.
Edisi kedua berjudul “Inilah Syair Lampung Dinaiki Oleh Air Laut”, edisi ketiga berjudul “Syair Lampung dan Anyer dan Tanjungkarang Dinaiki Air Laut”, dan edisi keempat berjudul “Inilah Syair Lampung Karam Adanya”.
Melalui naskah tersebut, Muhammad Saleh menceritakan kondisi setelah bencana itu terjadi. Mulai dari debu setebal delapan jari dan kondisi korban meninggal dunia.
- Kisah Hidup NH Dini Penulis Legendaris Asal Semarang, Mantan Pramugari yang Hidup Berkelana di Luar Negeri
- Eksotisme Kedaton Kutai Kartanegara, Istana Mewah dan Megah di Tepi Sungai Mahakam
- Sisa Kejayaan Surat Kabar di Bandung Ada di Cikapundung, Dulu Berjajar Loper Koran sejak Pagi Buta
- Mengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur
Dalam tulisan itu diceritakan bahwa para korban dikubur secara massal. Beberapa tempat yang menjadi kuburan massal antara lain Ketimbang (390 mayat), Kampung Badak (40 mayat), dan Pulau Sebuku (1.000 mayat).
Kisah di Syair Lampung Karam juga menceritakan para korban letusan Krakatau ke Batavia menumpang kapal yang datang dari Padang.
Beberapa catatan di naskah menyebutkan bahwa Syair Lampung Karam diselesaikan di sebuah kampung bernama Kampung Bangkahulu yang berada di Singapura. Syair Lampung Karam pertama kali diadaptasi ke dalam sebuah film pada tahun 1967 oleh perusahaan film asal Malaysia.