Teater Dulmuluk, Pentas Seni Hiburan Rakyat Khas Sumatra Selatan
Teater khas Sumsel ini menceritakan kisah Abdul Muluk dan pantun-pantun jenakanya.
Teater khas Sumsel ini menceritakan kisah Abdul Muluk dan pantun-pantun jenakanya.
Pentas Seni Hiburan Rakyat Khas Sumatra Selatan
Kearifan Lokal Sumatra Barat
Melansir dari liputan6.com, Teater Dulmuluk sangat kental dengan cerita rakyat. Seni pertunjukan ini sudah menjadi salah satu kearifan lokal di Sumatra Selatan yang masih terus dilestarikan hingga sekarang. Seni pertunjukan ini sudah ada sejak abad ke-19. Selama penampilannya, selalu sukses menghibur para penonton. Menengok sejarahnya, Teater Dulmuluk pertama kali dipelopori oleh warga asli Palembang yang memiliki keturunan etnis Arab yang bernama Syech Ahmad Bakar atau biasa dipanggil Wan Bakar.
-
Kenapa Amphitheater Sukabumi dibangun? Agar bisa menikmati keindahan itu secara utuh, Amphitheater Ciletuh saat ini tengah dibangun.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Kejatuhan cicak di paha pertanda apa? Arti kejatuhan cicak yang berikutnya adalah jika kamu mengalami kejatuhan cicak tepat pada paha. Musibah yang disebabkan oleh orang lain ini bisa diketahui dari posisi cicak jatuh.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
-
Kapan Amphitheater Sukabumi akan diresmikan? Saat ini pembangunannya dikabarkan sudah masuk tahap ketiga, dan segera diresmikan.
Pada sekitar tahun 1854, Wan Bakar menggelar acara kesenian di depan rumahnya. pertunjukan itu berisikan pembacaan syair petualangan yang berjudul Abdul Muluk Jauhari. Syair ini berasal dari kitab Kerajayaan Melayu yang sudah selesai ditulis pada tanggal 2 Juli 1845. Melansir dari situs Kominfo, Wan Bakar merupakan seorang pedagang yang berjualan rempah-rempah. Wan Bakar tinggal di Kampung Tangga Takat atau Daerah 16 ulu. Saat berjualan rempah-rempah, ia sering membacakan kitab hikayat, termasuk kitab syair Abdulmuluk.
Tata Pelaksanaan Teater Dulmuluk
Dalam setiap pementasan Teater Dulmuluk, biasanya diperankan oleh enam orang dan empat orang pengiring musik. Mayoritas, para pemain teater ini dimainkan oleh pria, meskipun ada figur perempuan di dalam ceritanya. Pada bagian dialognya, kerap diisi dengan pantun, syair, serta nyanyian dan tarian yang pastinya membuat penonton terhibur dan tertawa.
Jadi Alat Propaganda
Melansir dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, Pada tahun 1910 sampai 1930, Teater Dulmuluk sudah dipertontonkan dalam bentuk teater. Setelah itu, pertumbuhan Teater Dulmuluk dipengaruhi oleh budaya bangsawan Jawa. Karena ketenarannya di masyarakat, teater ini rupanya dimanfaatkan untuk propaganda dalam bentuk pementasan atau panggung. Biasanya, teater ini digelar malam semalam suntuk.
Suasana Akrab
Meski teater ini dulunya dijadikan sebagai alat propaganda, saat ini Teater Dulmuluk cenderung diisi dengan humor di setiap syairnya. Hal ini memicu suasana yang lebih akrab bersama penonton. Peranan wanita pun dimainkan oleh wanita.