3 Alasan yang membuat bepergian naik roket ala Elon Musk adalah ide gila
3 Alasan yang membuat bepergian naik roket ala Elon Musk adalah ide gila.
Elon Musk, sang 'Tony Stark' dunia nyata, punya ambisi tak cuma di bidang antariksa, namun juga soal transportasi. Dia adalah pemilik perusahaan mobil listrik Tesla dan juga memngisiasi dan membelakangi perusahaan kereta peluru, Hyperloop.
Yang terbaru, Ia juga ingin membuat perjalanan internasional jadi jauh lebih cepat dengan BFR. BFR adalah kendaraan antariksa yang diproyeksikan menggantikan Falcon 9, Falcon Heavy, serta Dragon. BFR akan setinggi 106 meter, lebar 9 meter, dan bisa menampung beban 150 ton. angka ini 5 kali lebih besar dari Falcon Heavy, kendaraan SpaceX yang terbesar sat ini.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
BFR sendiri akan dikonstruksikan mulai tahun depan, dan saat ini Musk sedang mengumpulkan pemasukan dari peluncuran satelit dan kerjasama dengan International Space Station.
Nah, dengan BFR ini, Musk menyebut, hanya butuh setengah jam saja untuk sampai di berbagai tujuan di dunia, atau paling jauh di bawah satu jam.
Apakah hal ini menarik atau justru ini adalah ide gila? Berikut penjelasannya.
1. Tekanan gravitasi dan kecepatan tinggi
Memangnya hal ini masuk akal? Yap, ini sangat masuk akal. Apa yang diinisasi oleh Elon bisa dilakukan. Umat manusia sudah mampu menemukan rudal balistik antar benua yang bisa ditembakkan ke sebuah orbit, dan melesat hanya dalam 30 menit. Pada dasarnya, apa yang diimpikan Elon sama dengan hal ini, hanya tinggal mengganti hulu ledak dengan manusia.
Namun manusia akan sulit menerima berbagai tekanannya. Menurut salah satu ilmuwan dari Secure World Foundation, Brian Weeden, yang diwawancarai oleh The verge, manusia tak akan bisa menerima tekanan gravitasi dan kecepatan roket. Hal tersebut akan secara instan membunuh manusia.
2. Paparan radiasi
Weeden juga menambahkan soal paparan radiasi di ruang hampa udara. Orbit balistik ini pasti akan melewati ruang hampa udara. Jika proyek ini lanjut, tentu Elon harus menemukan cara manusia agar tak terpapar radiasi ini.
Paparan radiasi ini tidak dirasakan dampaknya oleh para astronot di International Space Station. Pasalnya, semua terlindung berkat medan magnet Bumi yang mengalihkan sebagian besar partikel ruang angkasa tersebut. Namun jika kita hanya ingin berangkat melancong antar benua, tentu kita tak sebersiap astronot yang akan berdiam di luar angkasa.
3. Harga
Harga tentu adalah rintangan yang terbesar. Tak mengherankan jika layanan perjalanan dari Amerika ke Eropa hanya 30 menit, tentu kocek harus dirogoh dalam-dalam. Namun Elon Musk justru berpendapat sebaliknya, di mana perjalanan roket ini sama murahnya dengan perjalanan udara komersial.
Sebuah studi yang dihelat Angkatan Udara AS, menyebut bahwa roket yang digunakan kembali seperti yang digunakan SpaceX, hanya bisa layak untuk 100 penerbangan saja. Padahal, pesawat komersial biasa bisa digunakan sampai 10.000 penerbangan. Jadi harga penerbangan bisa jadi bahkan 10 kali lipat lebih mahal dari pesawat komersial biasa, karena kebutuhan kendaraan yang tinggi.
Pesawat sendiri jadi transportasi antar benua paling murah nan efektif, karena ketahanan pakai pesawatnya yang sangat tinggi.
Namun kembali ke ide Elon, jika perjalanan dari Amerika Serikat ke China dalam waktu 30 menit saja dihargai 10.000 dollar, sepertinya itu hal yang masuk akal karena pemotongan waktu yang sangat luar biasa. Meski demikian, hal ini tidak sesuai dengan konsep awal Elon yang ingin membuat mode transportasi ini bisa dijangkau setiap orang.
Baca juga:
Tiga ilmuwan ini dapat hadiah Nobel dari penelitian tentang jam biologis tidur
6 Revolusi canggih dunia forensik yang akan minimalisir kejahatan!
6 SDA yang terlihat melimpah, namun ternyata langka dan harganya selangit
Ambisi baru Elon Musk: pendaratan Mars di 2022 dan melancong gunakan roket
7 Binatang punah yang ingin 'dibangkitkan' kembali oleh ilmuwan
Robot seks pria segera lahir, apa kata dunia?
7 Praktik manipulasi cuaca dan 'pawang hujan' yang ada secara ilmiah