6 Binatang yang miliki gen modifikasi canggih untuk mudahkan umat manusia
6 Binatang yang miliki gen modifikasi canggih untuk mudahkan umat manusia. Binatang tentu sejak dulu berada di samping manusia untuk mengerjakan berbagai hal yang bermanfaat bagi umat manusia.
Binatang tentu sejak dulu berada di samping manusia untuk mengerjakan berbagai hal yang bermanfaat bagi umat manusia. Namun saat ini, di mana dunia sudah makin canggih dan teknologi sudah mendominasi, kondisi tidak berubah. Para binatang tetap diharapkan untuk membantu manusia secara lebih.
Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan melakukan modifikasi gen. Hal ini merupakan topik kontroversi lama, karena modifikasi genadalah hal yang dianggap "bermain Tuhan." Namun, asal tidak terluka atau terbunuh, ilmuwan nampaknya masih bersemangat untuk memanfaatkan binatang sepenuhnya untuk kepentingan kita umat manusia.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Berikut deretan binatang yang miliki gen modifikasi canggih untuk mudahkan umat manusia, seperti yang dilansir dari Listverse pada Rabu (17/18/2018).
Ayam yang Dapat Melawan Kanker
Ilmuwan Jepang mencoba untuk mencoba memodifikasi gen ayam untuk menghasilkan telur yang diberi nama telur emas. Telur ini tidak benar-benar berwarna emas, namun ini telur yang memiliki kandungan interferon beta yang tinggi. Ini adalah sebuah protein yang bisa melawan kanker, hepatitis, serta sclerosis.
Untuk melakukan modifikasi gen ini, para periset dari Biomedical Reseatch Institute of the National Institute of Advanced Industrial Science and Technology di Jepang, pertama-tama menambahkan protein interferon beta ke sel ayam jantan yang masih berupa embrio. Setelah lahir, si ayam jantan lahir dan kawin dengan ayam betina. Setelah dua kali siklus yang serupa berulang, dua generasi berikutnya, telur yang dihasilkan ayam betina kaya dengan interferon beta.
Protein ini bisa ditemukan di putih telur yang tampak lebih keruh dari telur biasa. Namun yang fantastis adalah harganya, di mana satu butir telur dijual dari 8 juta Rupiah hingga hampir 40 milyar, tergantung kandungannya.
Anjing yang Berotot
Para ilmuwan asal China mencoba memodifikasi gen dari anjing jenis beagle untuk jadi lebih kuat, lebih cepat pergerakannya, dan memiliki massa otot yang lebih banyak ketimbang anjing beagle biasa. Menurut para ilmuwan tersebut, anjing-anjing ini akan jadi anjing pemburu yang baik dan bisa dimanfaatkan oleh kepolisian dan militer.
Para ilmuwan melakukan percobaan ini dengan membuang gen myostatin, dan hal ini berhasil terjadi di beberapa jenis anjing seperti Whippet. Awalnya, percobaan ini dilakukan untuk meneliti berbagai penyakit anjing yang mirip dengan manusia, dan mencoba menumpasnya untuk diterapkan di manusia. Namun, percobaan ini akhirnya justru mendatangkan menfaat lain.
Nyamuk yang dimodifikasi gennya agar musnah
Firma penelitian asal Inggris bernama Oxitec berhasil memodifikasi gen nyamuk untuk bisa mentransfer gen mematikan ke pasangannya sehingga larva yang dihasilkan akan langsung mati. Hal ini secara signifikan menekan populasi nyamuk dan penyakit yang berasal dari nyamuk.
Namun, kini Oxitec disibukkan dengan penumpasan nyamuk demam berdarah. Namun kendalanya adalah kesulitan penanganan nyamuk demam berdarah pasca diteliti. Karena ketika nyamuk biasa hanya menggigit dan berimbas gatal, nyamuk demam berdarah bisa membunuh. Jadi, penelitiannya ditentang banyak negara.
Kucing "Glow In The Dark" Yang Diharapkan Dapat Sembuhkan HIV
Mungkin kucing peliharaan yang bisa menyala dalam gelap nampak jadi sesuatu yang lucu. Namun Ilmuwan bukan bermaksud untuk menjadikan kucing menyala sebagai lucu-lucuan. Alih-alih, ini adalah misi untuk mencari obat untuk penyakit AIDS.
Ilmuwan memilih kucing, karena kucing juga memiliki penyakit yang serupa dengan HIV yakni FIV atau feline immunodeficiency virus. Keduanya serupa, di mana virus ini akan membuat sel T atau limfosit yang membuat tubuh rentan infeksi. Percobaan kepada kucing juga dilakukan karena sebelumnya ilmuwan menemukan protein pada monyet rhesus yang mampu menghentikan HIV. Protein ini ingin disuntikkan ke kucing untuk melihat reaksinya terhadap FIV.
Keberadaan "glow in the dark" dimaksudkan sebagai penanda bila gen tersebut berhasil. Gen glow in the dark didapat dari ubur-ubur. Belum ada perkembangan lebih lanjut dari keberhasilan penelitian ini, namun kita harapkan semua akan berhasil.
Lebah Anti Musim Dingin dan Anti Penyakit
Salah satu sektor penopang ekonomi negara Kanada adalah peternakan lebah, Industri madu dan lilin lebah adalah salah satu produk utama negara Amerika Utara tersebut. Permasalahan musiman muncul kala negara tersebut diterpa musim dingin, dan juga hama Varroa. Awalnya, karena temperatur dingin dan hama ini, seperempat ternak lebah mereka mati.
Akhirnya, para ilmuwan Kanada mencari cara dengan memodifikasi gen para lebah di Kanada dengan gen lebah "pembunuh" asal Afrika. Walhasil, lebah-lebah di Kanada kuat dengan kondisi dingin dan kebal terhadap penyakit.
Monyet dengan Penyakit Mental
Untuk kebutuhan riset, para ilmuwan memodifikasi gen kera dengan gen autisme dan juga schizophrenia. Marmoset dan monyet rhesus adalah primata yang dipilih untuk percobaan memahami penyakit mental ini. Pengamatan perilaku dan juga medikasi terhadap para primata ini diharapkan bisa menjadi titik terang bagi deretan penyakit mental yang dialami manusia.
(mdk/idc)