6 Pemangsa buas purba ini lenyap akibat evolusi
Keberadaan enam pemangsa purba ini dapat membahayakan kelangsungan hidup manusia
Walaupun sampai saat ini banyak yang tidak mempercayai teori evolusi yang dilontarkan oleh Carles Darwin. Mulai dari zaman purba puluhan ribu tahun yang lalu hingga bumi modern saat ini, telah banyak hewan-hewan yang punah akibat tidak dapat bertahan dari seleksi alam.
Tidak sedikit dari hewan-hewan purba tersebut yang masuk dalam kategori predator buas. Beberapa dari mereka diyakini berevolusi menjadi hewan yang lebih kecil dan sederhana sehingga tingkat 'kebuasannya' jauh berkurang. Misalnya, terdapat penelitian yang menyatakan bila nenek moyang dari burung yang kita kenal saat ini adalah dinosaurus.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Tetapi evolusi tersebut juga dianggap menjadi penyelamat umat manusia. Mengapa? Sebab, beberapa nenek moyang dari beberapa hewan buas yang ada saat ini dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Beberapa diketahui berukuran berkali-kali lipat lebih besar dari predator paling berbahaya saat ini seperti beruang. Berikut adalah 6 pemangsa purba yang dinyatakan telah hilang akibat proses evolusi dan telah berubah menjadi predator yang jauh lebih jinak.
Hyaenodon
Jika melihat dari nama dan bentuk dari predator purba ini, tentunya akan mengingatkan kita pada sosok Hyena yang saat ini banyak mendiami padang rumput benua Afrika. Namun jangan salah, karena Hyaenodon sesungguhnya adalah nenek moyang dari rakun. Ya, walaupun terlihat kurang meyakinkan, penelitian telah membuktikan bila Hyaenodon kelak berevolusi menjadi mamalia predator mungil yang mempunyai panjang tak lebih dari 1 meter.
Padahal, Hyaenodon tercatat mempunyai badan sebesar kuda. Sementara rahangnya yang dipenuhi oleh gigi-gigi runcing dapat berukuran sebesar rahang buaya modern.
Evolusi juga diketahui membuat pola makan dari Hyaenodon berubah. Rakun yang dinyatakan sebagai keturunan terdekat Hyaenodon adalah mamalia pemakan segala alias omnivora. Bahkan, rakun hanya makan daging 27 persen dari total makanan hariannya, berbeda dengan Hyaenodon yang merupakan karnivora sejati.
Deinosuchus
Jika Anda berpendapat buaya dan aligator adalah dua pemangsa berukuran raksasa, ada baiknya pemangsa purba yang satu ini telah punah. Deinosuchus adalah kerabat dekat dari buaya dan aligator yang mempunyai ukuran jauh lebih besar dari dua spesies reptil modern tersebut.
Ukuran rata-rata dari buaya saat ini adalah 4-6 meter saja. Sementara, Deinosuchus dewasa dapat mencapai panjang 12 meter lebih! Dengan ukuran sebesar itu, tidak salah bila pemangsa perairan ini menjadikan dinosaurus sebagai makanan hariannya.
Ilmuwan yakin Deinosuchus mempunyai pola berburu mirip dengan buaya. Kedua spesies beda generasi tersebut lebih senang berdiam di tepi sungai sambil berkamuflase sebagai batang pohon mati. Saat mangsanya mulai mendekat, Deinosuchus akan langsung menyergapnya dan menyeretnya ke dalam sungai.
Smilodons
Apabila Anda pernah menontong film francise Ice Age pasti familiar dengan pemangsa buas yang satu ini. Ya, Smilodons terlihat seperti sejenis kucing besar purba yang dikenal dengan sebutan 'Saber-Toothed Tiger' atau harimau gigi pedang.
Mirip dengan 'Diego' di film Ice Age, Smilodons adalah karnivora pemakan daging yang kerap memangsa Mammoth atau gajah purba. Kedua spesies tersebut memang menjadi hewan penguasa zaman es.
Yang lebih mengerikan, Smilodons juga diketahui suka berburu dalam kawanan untuk meningkatkan peluang keberhasilan. Dengan ukuran sebesar singa dan gigi taring tajam sepanjang beberapa inci, tentu saja bertemu dengan kawanan ini di dunia modern akan sangat berbahaya.
Uniknya, penelitian menunjukkan Smilodons tidak termasuk dalam spesies kucing besar seperti singa dan harimau. Pemangsa purba ini ternyata masuk dalam jajaran hewan berkantung atau marsupial. Sehingga, Smilodons lebih dekat kekerabatannya dengan golongan kanguru atau koala ketimbang harimau.
Megalania
Reptil buas purba yang puluhan juta tahun yang lalu menjadi penghuni daratan Australia ini diklaim sebagai kadal terbesar yang pernah ada. Megalania sendiri diyakini sebagai salah satu nenek moyang dari kadal monitor dan 'naga' Komodo.
Jika Komodo dapat tumbuh hingga panjang 3 meter dan berat 70 kilogram, Megalania jauh lebih menakutkan lagi. Sebab, spesies kadal yang punah sekitar 35.000 tahun yang lalu ini dapat mencapai ukuran panjang dan berat dua kali lipat seekor komodo!
Ilmuwan juga yakin bila penduduk Aborigin pertama yang mendiami Australia menjadi saksi keberadaan Megalania.
Megaladon
Megaladon diketahui sebagai salah satu pemangsa air asin terbesar yang pernah mendiami bumi. Nenek moyang dari hiu ini menjadi penguasa lautan sekitar 28 hingga 1,5 juta tahun yang lalu.
Hiu purba tersebut terlihat mirip dengan hiu putih raksasa modern yang memiliki panjang maksimal 8 meter. Namun, ukuran Megaladon tidak sekecil itu, hiu ini mempunyai panjang maksimal mulai dari 14 hingga 18 meter dengan bobot perkiraan melebihi empat ton.
Data lebih rinci dari Megaladon sendiri saat ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan, sebab kebanyakan fosil yang ditemukan hanya bagian giginya saja. Tetapi, hanya dengan melihat giginya sudah terbayang betapa menakutkannya Megaladon. Mengingat, salah satu fosil gigi yang ditemukan tercatat sepanjang 18 sentimeter!
Andrewsarchus
Fosil dari pemangsa purba ini, Andrewsarchus, pertama kali ditemukan pada tahun 1923 oleh Kan Chuen Pao di gurun Gobi sekitar daerah Mongolia. Pemangsa purba yang dinyatakan hidup pada masa 45 sampai 36 juta tahun yang lalu itu diklaim sebagai mesin pembunuh yang sangat efisien dengan mengandalkan tubuh langsing mirip serigala dan rahang raksasanya.
Melihat dari ukuran tengkorak yang berhasil ditemukan, ukuran rata-rata dari Andrewsarchus adalah dua kali lebih besar ketimbang beruang Grizzly yang mendiami daerah Amerika Utara. Ukuran tengkorak yang besar juga dianggap sebagai tanda bila Andrewsarchus mempunyai otak yang lumayan besar. Alhasil, Andrewsarchus diprediksi sebagai pemangsa yang buas dan juga pintar.
Anehnya, ilmuwan berpendapat jika Andrewsarchus adalah nenek moyang dari kambing dan domba yang ada saat ini. Hal tersebut tak lepas dari sedikitnya fosil yang ditemukan. Namun, bukan hal yang mustahil apabila evolusi telah merubah hewan pemangsa utama ini menjadi hewan herbivora yang dikonsumsi manusia sehari-hari.