7 Binatang ini bisa prediksi datangnya bencana alam
Perilaku tujuh binatang ini yang berubah ketika akan terjadi bencana besar bisa dijadikan petunjuk bagi manusia
Bencana alam atau perubahan cuaca ekstrem sebenarnya dapat diketahui melalui perilaku tidak biasa yang ditunjukkan oleh beberapa spesies hewan. Dengan mengamati gelagat aneh dari hewan ini, kemungkinan manusia dapat mengurangi dampak dari kerugian materiil hingga korban jiwa.
Berikut ini beberapa hewan yang disebut bisa memprediksi perubahan cuaca ekstrem sekaligus bencana alam.
-
Kapan Gempi menunjukkan bakat berenang? Hal ini dapat dilihat dari unggahan Gisel beberapa waktu yang lalu. Di dalam gambar-gambar itu, Gempi sedang menjalani pelajaran berenang.
-
Siapa itu Alam Ganjar? Alam Ganjar bukanlah nama yang asing lagi, dikenal sebagai anak tunggal dari calon presiden 2024, Ganjar Pranowo.
-
Di mana gempa Bantul berpusat? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Kapan banjir Demak terjadi? Banjir besar yang menerjang wilayah Demak terjadi sejak Kamis (8/2).
Anjing
Anjing dikabarkan bisa memprediksi adanya perubahan cuaca ekstrem dengan menunjukkan reaksi menggigil dan gemetar, contohnya sebelum terjadi badai petir.
Hal ini disebabkan karena anjing memiliki sensitivitas indera perasa 10.000 kali lebih kuat dibanding manusia. Hal ini membuat anjing memiliki kemampuan untuk mencium atau mengamati perubahan suhu udara sebelum badai atau gempa bumi terjadi.
Kucing
Kucing sebagai salah satu hewan yang hidup dengan lingkungan manusia juga disebut dapat memprediksi bakal terjadinya bencana alam. Kucing dikabarkan akan mengevakuasi bayinya sebelum bencana alam akan terjadi di lingkungan sekitarnya.
Kodok
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di International Journal of Environtmental Research and Public Health, kodok terbukti menjadi hewan yang dapat memprediksi bakal datangnya bencana alam berupa gempa bumi.
Kodok sangat sensitif terhadap perubahan kimia dalam air tanah bisa melihat tanda-tanda akan terjadi gempa dari perubahan reaksi kimia di air tanah tersebut.
Kuda
Biasanya kuda akan melompat, meringkik keras dengan intensitas frekuensi yang intens ketika hewan tersebut merasa akan terjadi bencana alam, perubahan cuaca ekstrem, dan pergerakan lempeng bumi.
Bahkan, di alam liar, kawanan kuda akan bergerak dengan membentuk formasi melingkar dengan gerakan panik ketika hewan ini merasakan akan adanya bencana alam.
Gajah
Bencana tsunami yang meluluh-lantakkan wilayah Aceh dan sekitarnya bahkan sampai ke kawasan pesisir Samudera Hindia baik di Thailand dan India pada tahun 2005 kabarnya sudah diprediksi kawanan gajah di Thailand. Sebelum tsunami sampai ke Thailand, gajah di kawasan pesisir pantai Thailand melenguh keras dan memberontak sehingga terlepas dari rantai baja pengikatnya dan berlari menuju ke dataran yang lebih tinggi.
Hiu
Para ilmuwan dari Mote Marine Laboratory Sarasota, Florida, mendokumentasikan perilaku 14 ekor hiu yang telah terpasang sensor elektronik. 12 jam sebelum badai Charley menyapu daerah sekitar pantai Teluk Florida dan pada tahun 2004, 12 hiu tersebut terekam menyelam ke perairan yang lebih dalam. Padahal selama empat tahun masa pengawasannya, hiu-hiu ini hanya berenang di perairan yang cukup dangkal.
Penelitian ini juga mengungkapkan jika hiu-hiu ini kembali ke laut dangkal dua minggu setelah peristiwa alam tersebut.
Burung
Sebelum bencana tsunami terjadi di tahun 2005, yang melanda daerah pesisir di Samudra Hindia, termasuk Aceh dan daerah sekitarnya. Sempat terlihat ribuan burung yang terbang di udara dengan formasi yang berbeda, mereka meninggalkan sarang mereka di pesisir pantai sebelum gelombang tsunami menyerang.
Spesies burung diduga juga dapat bereaksi terhadap bencana lain seperti badai tornado, gempa bumi, dan letusan gunung berapi, dengan terbang jauh dari habitat mereka sebelum bencana alam tersebut terjadi.
Baca juga:
Autodesk tawarkan solusi hadapi banjir
Terkena bencana, OJK longgarkan aturan kredit di Karo dan Manado
Hatta minta Kemenkeu tambah dana bencana Rp 200 M
3.500 Polisi dikirim ke daerah bencana di Indonesia
'Rata-rata tiap tahun 514 orang tewas akibat banjir dan longsor'