7 Dosen UGM Masuk Daftar Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia
7 Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam daftar World's Top 2 Percent Scientist 2024 oleh Stanford University dan Elsevier.
Tujuh dosen dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengangkat nama universitas mereka di kancah internasional dengan masuk dalam daftar World's Top 2 Percent Scientists 2024, yang merupakan pengakuan terhadap ilmuwan paling berpengaruh di dunia yang diumumkan oleh Stanford University dan Elsevier.
Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Bagaimana Ilham diterima di UGM? Ilham berhasil diterima di UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNPB) 2023 di Prodi Hubungan Internasional.
-
Apa yang diluncurkan oleh Fakultas Teknik UGM? "Tentunya pesawat tanpa awak ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. BPBD salah satunya yang akan memanfaatkannya karena pesawat ini bisa memantau bila telah terjadi bencana, misalnya gempa bumi," kata Dekat Fakultas Teknik UGM Prof. Selo pada Rabu (3/9).
-
Apa yang diraih oleh Mukhamad Ngainul Malawani di UGM? Pada Rabu (24/1), sebanyak 836 Mahasiswa Program Pascasarjana UGM menjalani wisuda di Grha Sabha Pramana. Salah satu dari mereka ada nama Mukhamad Ngainul Malawani (31). Pria yang akrab disapa Ngainul itu berhasil meraih IPK tertinggi yaitu 4,00 sekaligus berpredikat pujian. Tak hanya itu, ia juga menjadi wisudawan dengan predikat lulusan tercepat karena berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Padahal masa studi rata-rata jenjang program S3 adalah 4 tahun 9 bulan.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Para ilmuwan tersebut dinilai berdasarkan hasil penelitian dan dampak sitasi karya ilmiah mereka, yang menunjukkan seberapa sering karya mereka dirujuk oleh peneliti lain.
Ketujuh dosen UGM yang terpilih adalah Abdul Rohman dari Fakultas Farmasi, Muh Aris Marfai dari Fakultas Geografi, Ahmad Maryudi dari Fakultas Kehutanan, Ganjar Alfian dari Sekolah Vokasi, Eka Noviana dari Fakultas Farmasi, Muhammad Akhsin Muflikhun dari Fakultas Teknik, dan Jumina dari FMIPA UGM.
Aris Marfai dari Fakultas Geografi mengungkapkan rasa syukurnya dapat menjadi bagian dari 2 persen ilmuwan paling berpengaruh di dunia. Ia menyatakan bahwa prestasi ini merupakan cerminan sekaligus motivasi untuk terus berkontribusi dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
"Ini adalah kesempatan untuk refleksi dan dorongan bagi kita untuk memberikan kontribusi yang lebih besar melalui pengembangan ilmu pengetahuan," ucapnya.
Aris juga menambahkan bahwa ia telah banyak mempublikasikan karya di bidang geografi, khususnya mengenai geomorfologi, kebencanaan, informasi geospasial, dan kepesisiran.
"Saya telah menghasilkan lebih dari 300 publikasi, termasuk jurnal internasional, jurnal nasional, buku, chapter buku, dan prosiding seminar," jelasnya.
Dari penelusuran di Google Scholar, Aris menemukan bahwa ada 15 publikasi teratasnya yang merupakan jurnal internasional bereputasi dengan jumlah sitasi antara 150-250 untuk setiap publikasi. Ia menganggap pencapaian ini sebagai bentuk dedikasi dan pengabdian kepada ilmu pengetahuan demi manfaat yang lebih luas.
"Total sitasi dari semua publikasi kami mencapai 5713, dan sebagian besar berasal dari publikasi lain di luar negeri," tuturnya.
Di sisi lain, Eka Noviana, satu-satunya perempuan di antara tujuh dosen UGM yang masuk dalam daftar ilmuwan paling berpengaruh, mengaku terkejut namanya terdaftar di sana, terutama karena ia baru memulai karir sebagai peneliti.
"Merupakan kehormatan bagi saya untuk bisa masuk dalam daftar tersebut. Sebagai peneliti yang baru memulai, saya merasa masih jauh dari sosok peneliti yang berpengaruh. Saya berharap dapat terus berkembang ke arah itu," ungkapnya.
Eka menjelaskan bahwa sebagian besar publikasinya berfokus pada pengembangan alat uji berbasis kertas untuk diagnostik cepat yang terjangkau dan mudah digunakan. Dari penelitian ini, ia telah mengumpulkan 1.615 sitasi dari publikasi peneliti lain.
"Sebagian besar sitasi berasal dari luar negeri, karena bidang alat analisis berbasis kertas ini banyak diminati oleh peneliti dari negara-negara seperti Brasil, Italia, Thailand, dan Jepang," tambahnya.
Sementara itu, Ganjar Alfian banyak mempublikasikan penelitian mengenai penerapan kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT) di sektor manufaktur, kesehatan, rantai pasokan, dan transportasi. Berdasarkan data dari Scopus, ia telah mencapai total 1903 sitasi, yang membawanya masuk dalam daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia.
"Artikel yang paling banyak disitasi berhubungan dengan kecerdasan buatan terapan dan Internet of Things. Selain itu, hampir semua artikel yang dipublikasikan disitasi oleh penulis yang berafiliasi dengan institusi luar negeri," jelasnya.
Ganjar berharap pencapaian ini akan semakin memotivasi dirinya untuk melakukan lebih banyak penelitian terapan dan menghasilkan publikasi yang sejalan dengan visi Sekolah Vokasi UGM.
"Saya berharap hasil penelitian tersebut dapat langsung diterapkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas," tegasnya.