7 Eksperimen yang menyilangkan hewan dan manusia, mengerikan!
7 Eksperimen yang menyilangkan hewan dan manusia, mengerikan! Kecanggihan teknologi yang semakin maju membuat ilmuwan banyak bereksperimen dengan batasan yang makin lebar. Salah satunya adalah yang sudah dilakukan banyak sekali ilmuwan, yakni hibrida antara hewan dan manusia.
Kecanggihan teknologi yang semakin maju membuat ilmuwan banyak bereksperimen dengan batasan yang makin lebar. Salah satunya adalah yang sudah dilakukan banyak sekali ilmuwan, yakni hibrida antara hewan dan manusia.
Hal ini mungkin terdengar tidak masuk akal. Namun memadukan DNA manusia dan hewan ternyata bukanlah sebuah fantasi yang tidak akan terjadi. Justru, di saat ini ilmuwan di berbagai penjuru dunia sudah banyak melakukannya meski belum sah dibilang berhasil.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Berikut deretan eksperimen yang menyilangkan hewan dan manusia, melansir Listverse.
Persilangan manusia dan kelinci
Salah satu hibrida manusia dan hewan yang pertama berhasil dilakukan oleh ilmuwan di Shanghai. Sekelompok ilmuwan ini mencoba untuk menyuntikkan sel manusia di sel telur kelinci. Akhirnya, embrio yang muncul berupa separuh manusia separuh kelinci.
Eksperimen ini juga memperlihatkan bahwa DNA manusia cukup mendominasi karena embrio ini hanya mengambil sedikit dari DNA kelinci. Namun pada akhirnya, makhluk ini akhirnya tidak dibiarkan hidup karena ilmuwan membutuhkan sel induknya untuk eksperimen lain.
Persilangan antara manusia dan simpanse
China cukup berhasil dalam berbagai proyek hibrida manusia dan hewannya. Salah satu yang populer justru jauh sebelum hibrida manusia dan kelinci yang kami jelaskan di poin sebelumnya. Di tahun 1967, para ilmuwan China hampir sukses menghasilkan hibrida manusia dan simpanse. Namun sebelum semua terjadi, proyek digagalkan.
Ini adalah ide dari dua orang ilmuwan di Shenyang yang ingin menghasilkan makhluk baru berupa simpanse yang memiliki otak lebih besar, dan mulut lebih lebar. Akhirnya, mereka menginjeksikan sperma manusia ke simpanse dan secara sukses membuatnya hamil.
Proyek ini gagal karena gonjang-ganjing revolusi kebudayaan yang terjadi di era Mao Zedong. Laboratorium mereka diobrak-abrik oleh para pendukung revolusi dan sang simpanse meninggal dalam keadaan hamil 3 bulan. Tidak ada proyek semacam ini lagi yang disetujui karena etika kemanusiaan.
Kambing dan Sapi yang menghasilkan susu manusia
Di 2009, ilmuwan Rusia dan Belarusia memodifikasi gen kambing yang membuatnya memproduksi susu manusia (ASI), bukan susu kambing.
Para ilmuwan ini tidak bisa menghasilkan 100 persen susu ibu, namun 60 persen kandungan dari susu ibu bisa dihasilkan. Enzim pada ASI seperti lysozyme dan lactoferrin juga berhasil muncul di susu ini.
Pasca keberhasilan ini, para ilmuwan China juga bisa menghasilkan deretan sapi yang menghasilkan susu sapi dengan kandungan ASI. Total, mereka menghasilkan 300 sapi.
Tujuan mereka adalah untuk membuat ASI yang bisa dijual secara retail. Mereka benar-benar bisa melakukannya, namun para ilmuwan terhalan oleh etika kemanusiaan.
Hewan dengan organ manusia
Salah satu alasan mengapa ilmuwan ingin melakukan hibrida antara hewan dan manusia, adalah untuk menghasilkan hewan yang memiliki organ manusia, sehingga bisa jadi donor jika manusia membutuhkan. Di Amerika Serikat, hal ini merupakan salah satu ladang ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari dengan lebih dalam.
Salah satu ilmuwan yang melakukannya adalah Hiromitsu Nakauchi, yang sampai harus hijrah dari Jepang karena perilaku hibrida hewan dan manusia masih kontroversial dan ilegal di negeri Sakura. Namun AS justru mendanainya dengan kucuran uang yang melimpah.
Pada 2017, ia menghasilkan 186 embrio hibrida babi dan manusia, dan di 2018 ia mencoba untuk menghibrida domba dengan manusia. Banyak makhluk yang bisa lahir, namun setelah diuji coba dan dikembangkan, mereka dimusnahkan dalam waktu kurang dari 28 hari.
Alasannya, meski hewan ini memiliki DNA manusia, mereka masih sebagian besar hewan. Menurutnya, DNA manusia hanya ada kurang dari satu persen dan tak bisa menghasilkan organ manusia.
Tikus dengan hati manusia
Pada 2010, para ilmuwan dari Salk Institute for Biological Studies di California, AS, berhasil mengembangkan tikus yang memiliki hati sepenuhnya hati manusia. Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk menginjeksinya dengan penyakit, terutama malaria dan hepatitis yang menyerang hati.
Ilmuwan memilih tikus, karena penyakit ini memang hanya menginfeksi primata, terutama manusia dan simpanse. Untuk mengujinya kepada simpanse, terdapat undang-undang yang melarangnya. Sampai saat ini, ternyata masih belum ada solusi dari bagaimana cara mengatasi deretan penyakit tersebut, karena sistem yang terlalu beda dan rumit antara tikus dan primata.
Tikus dengan otak manusia
Di tahun 2014, ilmuwan dari University of Rochester Medical Center di AS bereksperimen dengan membuat otak tikus memiliki jutaan saraf otak manusia. Para ilmuwan tersebut berhasil menggantikan keseluruhan otak tikus dengan sel otak manusia, dengan hanya menyisakan neuron intinya saja.
Dengan ini, tikus ini memiliki 12 juta sel otak manusia. Ini merupakan jumlah sel otak yang sungguh luar biasa bagi tikus. Berdasarkan hasil penelitian pada si tikus cerdas ini, ditemukan juga kalau tikus ini memiliki ingatan yang 4 kali lebih baik ketimbang tikus normal.
Monyet dengan sel saraf manusia
Di tahun 2007, ilmuwan dari Yale mencoba untuk menyuntikkan sel saraf inti manusia ke monyet yang menderita parkinson. Tujuannya, melihat apakah para monyet tersebut bisa sembuh. Hasilnya, monyet sembuh secara medis.
Meski divonis terkena parkinson, monyet tersebut akhirnya bisa berjalan, makan dengan baik, serta bisa bergerak bebas. Selain itu, sama sekali tak ada efek samping.
Salah satu hal kontroversial yang terjadi di sini adalah, sel yang disuntikkan ke monyet sangatlah sedikit. Dengan kadarnya yang sedikit, tidak ada perubahan secara perilaku yang akan terjadi. Akhirnya pertanyaan besar muncul, di mana jumlah yang besar dari sel inti manusia yang disuntikkan tentu akan menghasilkan 'sesuatu; yang lebih besar lagi. Sayangnya, hal tersebut akan mencurangi etika kemanusiaan.
(mdk/idc)