Ada Retakan di Alam Semesta yang Baru Saja Ditemukan Ilmuwan
Baru-baru ini, sekelompok astrofisikawan mengungkapkan bahwa mereka mungkin telah menemukan bukti adanya cosmic strings.
Cosmic strings, atau retakan alam semesta, diperkenalkan oleh fisikawan teori Tom W.B. Kibble pada tahun 1970-an. Konsep ini merujuk pada cacat kosmik yang terbentuk pada tahap awal alam semesta.
Baru-baru ini, para astrofisikawan mengklaim bahwa mereka mungkin telah menemukan bukti adanya cosmic strings. Penemuan ini berpotensi membuka pemahaman baru mengenai evolusi kosmos.
-
Kapan ilmu pengetahuan mencoba memahami hakikat alam semesta? Contohnya, dalam fisika, penelitian tentang teori relativitas Albert Einstein bertujuan untuk memahami prinsip-prinsip dasar ruang, waktu, dan gravitasi dalam alam semesta.
-
Apa yang membuat ilmuwan kesulitan menemukan ujung alam semesta? Menjawab pertanyaan itu semua, menurut laman Astronomy, Selasa, (05/09), menjelaskan bahwa sekalipun diteliti dengan teleskop yang lebih besar tidak akan menemui bagian-bagian lainnya, sebab teleskop memiliki kemampuan yang terbatas.
-
Apa yang dipelajari dari alam? Alam memberikan pelajaran tentang kebesaran dan kerendahan hati secara sekaligus.
-
Bagaimana ilmuwan mengetahui usia alam semesta? Para peneliti mencapai kesimpulan tersebut setelah menganalisis data dari planet berwarna merah yang bergerak menjauh dari kita, sehingga cahayanya menjadi lebih merah. Studi mereka menunjukkan 'dark matter’ atau 'materi gelap' misterius mungkin tidak ada sama sekali—sehingga membuat alam semesta menjadi tempat yang sangat berbeda.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam inti bumi? Namun, para ilmuwan kini telah menemukan wilayah besar misterius berbentuk donat yang terletak di dalam inti terluar bumi.
-
Apa yang dimaksud dengan alam semesta teramati? Apa yang dapat kita lihat disebut alam semesta teramati (observable universe), yaitu wilayah yang cukup dekat sehingga cahaya dapat mencapai kita dalam waktu sekitar 14 miliar tahun sejak Big Bang.
Menurut laporan dari laman Space pada Selasa (26/11), tim ilmuwan dari Indian Institute of Astrophysics mengumumkan kandidat cosmic string yang dinamakan 'CSc-1'. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Bulletin de la Socit Royale des Sciences de Lige.
Studi ini memfokuskan perhatian pada analisis objek astronomi terang yang dikenal sebagai SDSSJ110429.61+233150.3, yaitu sepasang galaksi yang menjadi objek utama penelitian. Para peneliti berhipotesis bahwa kedua galaksi tersebut sebenarnya adalah satu galaksi yang terlihat seperti dua akibat fenomena perlensaan gravitasi.
Perlensaan gravitasi adalah efek yang terjadi ketika benda angkasa dengan massa besar, seperti galaksi atau gugus galaksi, menyebabkan kelengkungan ruang-waktu. Kelengkungan ini mengakibatkan lintasan cahaya dari objek di belakangnya tampak terdistorsi, seolah-olah melalui lensa raksasa. Benda yang menyebabkan distorsi ini disebut lensa gravitasi.
Dalam kasus SDSSJ110429.61+233150.3, para peneliti mengajukan hipotesis yang lebih berani. Mereka menduga bahwa penampakan ganda galaksi ini bukan sekadar hasil perlensaan gravitasi biasa, tetapi juga mungkin dipengaruhi oleh keberadaan cosmic string.
Jika cosmic string benar-benar ada di lokasi tersebut, retakan ini dapat menyebabkan distorsi tambahan pada cahaya yang melewatinya, sehingga menciptakan penampakan galaksi yang anomali.
- Astronot Alami Kesulitan Berpikir Cepat Saat Berada di Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
- Peneliti: Ilmu Astronomi Sudah Dipahami Masyarakat Sunda Sejak Zaman Dulu
- Ahli Astronomi Jelaskan Dampak Fenomena Pergerakan Bulan Menjauhi Bumi, Durasi Waktu Sehari Bertambah Jadi 25 Jam
- Astronom Muslim Ini Punya Peran Besar Ungkap Misteri Alam Semesta
Tali kosmik
Cosmic strings dianggap sebagai cacat topologi yang muncul selama fase transisi pada tahap awal alam semesta. Cacat ini memiliki energi yang sangat tinggi dan dapat menghasilkan efek gravitasi yang khas, termasuk lensa gravitasi yang berbeda dari objek masif biasa.
Penemuan bukti yang mendukung keberadaan cosmic strings dapat memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan penting mengenai perkembangan alam semesta sejak terjadinya Big Bang. Penelitian tentang fenomena ini membuka peluang untuk eksplorasi lebih dalam mengenai cosmic strings.
Jika verifikasi terhadap keberadaan CSc-1 berhasil, hal ini akan menjadi kemajuan signifikan dalam memahami karakteristik dasar ruang-waktu serta dinamika alam semesta pada masa awal. Selain itu, hasil temuan ini dapat membantu ilmuwan dalam menggali lebih dalam interaksi gravitasi pada skala kosmik dan pengaruhnya terhadap pembentukan struktur alam semesta.
Dengan kemajuan teknologi teleskop, seperti James Webb Space Telescope dan observatorium gelombang gravitasi yang akan datang, para peneliti kini memiliki alat yang lebih mumpuni untuk mempelajari fenomena ini. Penelitian lebih lanjut yang menggabungkan pengamatan langsung dengan simulasi komputer diharapkan dapat memberikan bukti yang lebih meyakinkan mengenai keberadaan cosmic strings.