Apakah Alien Benar-Benar Nyata? Begini Jawaban Para Ilmuwan
Sejauh ini pencarian tentang kehidupan lain di luar planet Bumi masih gencar dilakukan. Meskipun belum ada bukti nyata bahwa keberadaan alien benar-benar nyata, namun para ilmuwan masih optimis mencari jawabannya.
Sejauh ini pencarian tentang kehidupan lain di luar planet Bumi masih gencar dilakukan. Meskipun belum ada bukti nyata bahwa keberadaan alien benar-benar nyata, namun para ilmuwan masih optimis mencari jawabannya.
Menurut Institut Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI), upaya pertama dalam mencari kehidupan di luar bumi telah dimulai jauh sebelum manusia memiliki kapasitas untuk keluar dari planetnya sendiri.
-
Warna apa yang diprediksi para ilmuwan akan dimiliki alien? Mengutip Live Science, Selasa (11/6), penelitian menunjukkan bahwa alien mungkin memiliki warna merah, biru, atau hijau untuk melindungi diri dari sinar ultraviolet yang ekstrem. Mereka mungkin memiliki pigmen atau protein yang menyerap sinar UV, sehingga membuat mereka bersinar dalam warna yang aman.
-
Dimana penelitian tentang tektonik lempeng dan peradaban alien dilakukan? Demikian menurut penelitian baru oleh Universitas Texas di Dallas dan Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich.
-
Di mana alien yang dimaksud di penelitian ini diyakini bersembunyi? Mereka mungkin bersembunyi di gunung berapi atau jauh di bawah laut.
-
Apa cara yang diyakini para ilmuwan dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan alien? Penelitian baru menunjukkan bahwa berbicara dengan paus bungkuk dapat membantu manusia mempelajari cara berkomunikasi dengan alien.
-
Bagaimana ilmuwan mempelajari cara berkomunikasi dengan alien dengan mempelajari paus bungkuk? Mirip dengan cara tim astronot mempraktikkan misi ke Mars atau bulan di Bumi, tim Whale-SETI mempelajari cara paus bungkuk berkomunikasi untuk meningkatkan kemampuan mengenali dan memahami sinyal dari luar angkasa.
-
Dimana alien mungkin tinggal? Meskipun konsep tentang UFO dan piring terbang sering diidentikkan dengan fiksi ilmiah, realitasnya mungkin jauh berbeda.
Penemuan radio misalnya. Perangkat itu menjadi pintu bagi perjalanan ke luar Bumi, ilmuwan Nikola Tesla dan Guglielmo Marconi percaya bahwa mereka mungkin akan mengambil sinyal dari Mars pada awal tahun 1900-an.
Penjelajahan luar Bumi berbasis radio berhasil dilakukan pertama kali pada tahun 1960 oleh astronom Frank Drake. Proyek ini disebut Ozma, dimana Drake menggunakan dua teleskop radio untuk mencari sinyal dari planet yang berpotensi mengorbit bintang yang berjarak 10 dan 12 tahun cahaya, namun proyek ini tidak berhasil menghasilkan apapun.
Upaya terus berlanjut sampai hari ini melalui Allen Telescope Array, antena yang dapat menyetel frekuensi gelombang mikro dari seberang Bima Sakti. Institut SETI juga meluncurkan upaya untuk mendeteksi laser yang mungkin dikirim oleh alien pintar sebagai pesan.
Para ilmuwan juga terus mencari bentuk kehidupan yang lebih sederhana, didukung dengan kemajuan pesawat ruang angkasa tanpa awak dan teknologi penginderaan jarak jauh yang memungkinkan mereka untuk mencari temuan yang mungkin menunjukkan tanda-tanda kehidupan di Bumi.
Dengan alat yang semakin canggih, seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb. Kini ilmuwan bisa menangkap variasi kecil dalam cahaya yang keluar dari planet ekstrasurya yang jauh, memungkinkan peneliti untuk mendeteksi oksigen, belerang, atau gas lain yang mungkin mengindikasikan bahwa mikroba sedang bekerja di sana.
Dilansir dari Livescience, Jumat (14/4), berkat bantuan James Webb, belum lama ini ilmuwan berhasil mendeteksi medan magnet pertama di sekitar planet yang mirip Bumi. Berkat temuan ini, para ilmuwan semakin yakin bahwa ada kehidupan lain di luar Bumi, karena medan magnet ini merupakan syarat bagi kehidupan untuk bertahan hidup dari radiasi keras bintang-bintang terdekat.
Di tata surya kita sendiri, robot seperti penjelajah Mars Perseverance telah mengumpulkan sampel untuk mencari fosil atau molekul yang mungkin menunjukkan bahwa kehidupan mikroba berkembang di planet merah itu miliaran tahun yang lalu.
Perburuan alien adalah perjalanan yang panjang, meski belum ada bukti pasti tentang kehidupan mereka, namun para ilmuwan masih optimis bahwa akan ada temuan baru yang mengungkapkan bahwa kita tidak sendirian di alam semesta ini.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha
(mdk/faz)