Bumi 'Berdarah', Fenomena Aneh yang Hanya Bisa Dilihat dari Kejauhan
Berikut adalah foto Bumi 'Berdarah' yang diabadikan NASA.
Berikut adalah foto Bumi 'Berdarah' yang diabadikan NASA.
Bumi 'Berdarah', Fenomena Aneh yang Hanya Bisa Dilihat dari Kejauhan
Ketika manusia berada di permukaan Bumi, mungkin tidak mudah untuk melihat fenomena Bumi ‘berdarah’.
Tetapi jika Anda sedang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), fenomena ini ternyata sebenarnya lumrah terjadi.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Kapan NASA berencana meluncurkan pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir? NASA punya tujuan untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir, yang dikenal sebagai DRACO (Demonstration Rocket for Agile Cislunar Operations) pada akhir 2025 atau awal 2026.
-
Bagaimana NASA mengirimkan pesan dari luar angkasa ke Bumi? Dalam uji coba terbaru, foton laser membutuhkan waktu sekitar 50 detik untuk berpindah dari pesawat luar angkasa ke teleskop di Bumi, sementara keduanya meluncur melintasi ruang angkasa. Teknologi transceiver laser ini ditempatkan di pesawat luar angkasa Psyche yang sedang dalam misi menuju asteroid sabuk antara Mars dan Jupiter.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
Mengutip laporan dari Earth Observatory NASA dan IFLScience pada Senin (4/12), fenomena yang tampak menyeramkan ini berhasil diabadikan oleh kru Ekspedisi 69 dan Ekspedisi 70 di ISS pada bulan September 2023. Alat yang dipakai untuk menangkap kedua fenomena ‘berdarah’ ini adalah kamera digital Nikon D5.
Foto pertama diambil pada tanggal 7 September 2023 lalu, menunjukkan Laguna Colorada di Andes Bolivia yang membentang di sisi Amerika Selatan. Dalam gambar itu, terlihat warna merah yang berkarat.
Rona merah karat itu bukan berasal dari karat sungguhan, tetapi dari hasil pertumbuhan alga merah yang berkaitan dengan lingkungan hipersalin atau lingkungan yang sangat asin. Di lingkungan seperti itu, alga dan mikroorganisme mewarnai perairan dangkal.
Bukan di Laguna Colorada saja, fenomena serupa juga terjadi di berbagai lokasi di seluruh dunia, mulai dari Great Salt Lake di Amerika Serikat hingga Danau Aralsor di Kazakhstan.
Foto kedua yang diambil pada 30 September memperlihatkan Delta Sungai Betsiboka di Madagaskar yang berwarna merah kecoklatan.
Dalam kasus ini, warna merah kecoklatan disebabkan oleh pengangkutan sedimen yang kaya akan zat besi.
Sedimen tersebut bisa menyumbat saluran air di lingkungan muara delta, bisa juga membentuk pulau-pulau baru yang dijajah oleh hutan bakau.
Fenomena ini mirip dengan fenomena “Air Terjun Darah” di Antartika Timur yang sangat terkenal, yang ditemukan pertama kali pada tahun 1911 oleh penjelajah Inggris bernama Thomas Griffith “Grif” Taylor.
Meskipun warna yang dihasilkan dari fenomena ini terlihat seperti karat atau kotoran, nyatanya fonemena ini memegang peranan penting bagi keanekaragaman hayati di sana.
Di Laguna Colorada, alga dan mikroorganisme lainnya berfungsi sebagai sumber makanan bagi spesies burung yang rentan.
Di Delta Sungai Betsiboka, muara memiliki fungsi untuk menyediakan makanan bagi penyu hijau yang terancam punah, dugong, dan sapi laut yang rentan.
- Mengapa Gunung Meletus Sering Terjadi di Akhir Tahun? Ini Penjelasan Ilmuwan
- Topik Luar Angkasa Ini Paling Tidak Menyenangkan Dibahas di Forum Dunia karena Menyeramkan
- Pernah Dianggap Sihir Ribuan Tahun Lalu, Deretan Fenomena Ini Kini Bisa Dijelaskan secara Sains
- Manusia Hampir Punah 900.000 Tahun Lalu, Hanya Tersisa 1.300 Orang di Bumi