Ditanya soal Kepemimpinan, Robot AI Ini Jawab Dapat Menjalankan Dunia Lebih Baik Dibandingkan Manusia
Sebuah robot berbasis AI bernama Sophia betul-betul bikin geger. Apa penyebabnya?
Sebuah robot berbasis AI bernama Sophia betul-betul bikin geger. Apa penyebabnya?
Ditanya soal Kepemimpinan, Robot AI Ini Jawab Dapat Menjalankan Dunia Lebih Baik Dibandingkan Manusia
Sebuah robot berbasis artificial Intelligence (AI) bernama Sophia betul-betul bikin geger. Apa penyebabnya?
Ia membual bahwa robot berbasis AI justru lebih siap untuk menjalankan dunia daripada manusia di pertemuan puncak acara Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat pekan lalu.
- Daftar Robot AI Canggih Mirip Manusia, Ada yang Bisa Rawat Orang Sakit hingga Jadi Duta PBB
- Ilmuwan Ini ungkap Manusia Sebenarnya Tak Suka dengan Robot, Begini Penjelasannya
- Robot Ini Diklaim dapat Memperpanjang Usia, Jadikan Tubuh Manusia Kebal Penyakit
- Robot Pertama di Dunia Sudah Ada Sejak Zaman Yunani Kuno, Bisa Tuangkan Minuman
"Robot humanoid memiliki potensi untuk memimpin dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih besar daripada pemimpin manusia,"
kata Sophia, robot AI buatan Hanson Robotics dan duta inovasi robot pertama untuk Program Pembangunan PBB dikutip NYPost, Rabu (12/7).
Pada pertemuan itu menampilkan beberapa robot ‘bertenaga’ AI yang dilaporkan paling canggih di dunia, termasuk robot perawat kesehatan bernama Grace dan robot bintang rock bernama Desdemona.
Robot-robot itu bergabung pada acara yang didatangi 3.000 pakar untuk membahas cara terbaik memanfaatkan AI. Terutama masalah-masalah yang sulit diatasi.
Menariknya adalah ketika sesi konferensi pers berlangsung, salah satu jurnalis menanyakan tentang bagaimana potensi keberhasilan AI dalam kepemimpinan pemerintah. Robot bernama Sophia lantas menjawab para kaumnya justru mampu menyelamatkan dunia. Bahkan tanpa kehadiran manusia."Kita bisa mencapai hal-hal hebat,"
Kata Sophia Robot AI.
Salah satu penanggung jawab robot Sophia ini kemudian meluruskan bahwa AI memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang lebih efektif dan efisien, karena mereka tidak terbebani oleh emosi yang mengganggu.
"AI tidak memiliki bias atau emosi yang terkadang dapat mengaburkan pengambilan keputusan. AI dapat memberikan data yang tidak memihak sementara manusia dapat memberikan kecerdasan emosional dan kreativitas untuk membuat keputusan yang jauh lebih baik," kata dia.
Video reaksi para robot AI humanoid saat melakukan konferensi pers.
Di sisi lain, Chief of Summit’s Sponsor ITU, Doreen Bogdan-Martin memperingatkan bahaya potensi AI yang dapat menghilangkan jutaan pekerjaan manusia. Oleh sebab itu, kata dia, teknologi yang tidak diatur dapat menyebabkan pergolakan sosial, ekonomi, dan geopolitik. Bahkan, ketakutan yang digaungkan oleh banyak pakar AI, yang menyatakan bahwa teknologi dapat membunuh semua orang jika tidak terkendali. Ini mungkin sangat menakutkan, karena AI tampaknya telah mengungkapkan ambisi untuk menaklukkan dunia di masa lalu.