Gedung Putih minta CIA lancarkan serangan siber ke Rusia
Gedung Putih minta CIA lancarkan serangan siber ke Rusia. Alasannya? Ternyata Gedung Putih bermaksud membalas dendam atas intervensi pemerintah Rusia pada proses pemilihan umum presiden AS. Target serangan ini diperkirakan adalah dokumen rahasi Presiden Vladimir Putin.
Hubungan antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Rusia tidak hanya panas di dunia nyata saja, tetapi juga dunia maya. Buktinya, Pemerintah AS diklaim meminta badan intelijennya Central Intelligence Agency (CIA) untuk menyerang Rusia.
Dilaporkan oleh NBC News (16/10), Gedung Putih menyuruh CIA membuat beberapa rencana serangan siber atau cyber attack kepada pemerintah Rusia. Alasannya? Ternyata Gedung Putih bermaksud membalas dendam atas intervensi pemerintah Rusia pada proses pemilihan umum presiden AS.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Ya, pemerintah Rusia diyakini ada di balik serangan hacker bernama samaran Guccifer 2.0. Hacker ini beberapa waktu lalu berhasil membobol komputer Konvensi Partai Demokrat dan membocorkan 20.000 email partai dan data personal anggotanya.
Gedung Putih kabarnya berniat membongkar aib Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kemungkinan besar, pemerintah Amerika menarget data terkait kasus Panama Papers yang menyeret nama Putin.
Di sisi lain, setelah bocornya rencana serangan siber, Wikileaks mengungkapkan bila bukan CIA yang melancarkan serangan siber ke Rusia, melainkan lembaga lain, yakni National Security Agency atau NSA.
Baca juga:
Protes isu SARA, peretas obrak abrik situs Disnakertrans DKI
Industri keuangan masih jadi sasaran empuk kejahatan siber
Ancaman keamanan finansial siber di Indonesia meningkat?
Deretan cara untuk hindarkan Anda dari penipuan online!
Papan iklan putar video porno, diretas atau kecerobohan?
Awas, malware mengintai software bajakan