God Father of AI Ini Bilang kalau Elon Musk Rasional Pasti Pilih Kamala Harris bukan Donald Trump
Wakil Presiden Kamala Harris akan menghentikan ambisi manusia untuk mencapai Mars kata Elon Musk.
Awal tahun ini, miliarder Elon Musk membuat pernyataan kontroversial dengan mengatakan bahwa memilih Wakil Presiden Kamala Harris akan menghentikan ambisi manusia untuk mencapai Mars.
Klaim ini dianggap aneh oleh banyak pihak, terutama karena Harris adalah pendukung aktif NASA dan telah memimpin National Space Council di Gedung Putih selama bertahun-tahun. Ia bahkan sempat mempertimbangkan mantan astronot NASA, Mark Kelly, sebagai pasangan wakilnya.
- Donald Trump dan Kamala Harris Bersaing Ketat dalam Pilpres AS 2024, Bagaimana Jika Hasilnya Seri?
- Apa yang Elon Musk Harapkan dengan Mendukung Donald Trump Menjadi Presiden? Ini Analisisnya
- Elon Musk Mungkin Keburu Meninggal Sebelum Manusia ke Mars
- Donald Trump Janji Tak Mau Nyapres Lagi, Tapi Ini Syaratnya
Namun, mengutip Futurism, Selasa (5/11), Musk yang berbicara dalam konferensi teknologi baru-baru ini mengklaim bahwa hambatan terbesar untuk kemajuan adalah "overregulasi," meskipun SpaceX sangat bergantung pada kontrak pemerintah dan dukungan NASA untuk operasinya.
Pernyataan ini memicu respons keras dari Yann LeCun, ilmuwan AI Meta.
"Tenang, bro. Kita akan tetap menjadi spesies multi-planet terlepas dari siapa yang terpilih," tweet LeCun sebagai tanggapan atas klaim Musk.
LeCun berargumen bahwa mendukung ilmu pengetahuan, riset, dan pendidikan akan mempercepat masa depan multi-planet, bahkan jika Kamala Harris terpilih.
Dia juga mengomentari pandangan Trump tentang universitas yang dianggapnya “radikal,” dengan menyebut bahwa pandangan anti-sains seperti ini justru bisa menghambat eksplorasi luar angkasa.
LeCun menambahkan bahwa prioritas Musk untuk "segera ke Mars" agak aneh, mengingat krisis iklim yang dihadapi di Bumi. Dia juga mengingatkan bahwa Musk pernah keluar dari dewan penasehat Trump saat AS menarik diri dari perjanjian iklim Paris, tetapi kini Musk tampak lebih mendukung Trump yang menyangkal perubahan iklim.