Google didemo karyawan soal pelecehan seksual
Demo protes kasus pelecehan seksual di ternyata menjadi perhatian dunia. Tercatat, jumlah peserta demo mencapai 20.000 orang. Jumlah tersebut berasal dari semua karyawan Google di seluruh dunia.
Demo protes kasus pelecehan seksual di ternyata menjadi perhatian dunia. Tercatat, jumlah peserta demo mencapai 20.000 orang. Jumlah tersebut berasal dari semua karyawan Google di seluruh dunia.
Jika ditotal, jumlah tersebut tergolong besar yakni 20 persen dari total karyawan Google di dunia.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).
-
Kenapa Google disebut akan berhenti beroperasi di Indonesia? Di media sosial pun beredar narasi yang mengeklaim pendiri Google akan menghentikan operasionalnya di Indonesia imbas dari gerakan boikot.
-
Mengapa Telkomsel bermitra dengan Google? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih.
-
Di mana teknologi Google ini akan digunakan? Teknologi ini dirancang agar dapat digunakan di ponsel pintar, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
-
Apa yang ditemukan dengan bantuan Google Earth? Mayat seorang pria yang menghilang tanpa jejak akhirnya ditemukan secara kebetulan berkat Google Earth.
-
Siapa yang mendapatkan manfaat dari kerja sama Telkomsel dan Google? Layanan RBM akan tersedia untuk pelanggan Telkomsel di Indonesia dan bagi pelanggan pemegang saham Telkomsel, Singtel, di Singapura, dengan mempertimbangkan ketersediaan perangkat yang sudah mendukung teknologi ini.
Pasalnya, per 30 September 2018, tercatat ada 94.372 karyawan permanen dan kontrak yang bekerja untuk perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) ini. Demikian menurut informasi yang dilansir The Verge via Liputan6.com pada Senin (5/11).
"Kami ingin menjadi pelopor (untuk demo protes pelecehan seksual). Jika kami tidak memimpin (demo), lalu siapa lagi?" ujar Tanuja Gupta, salah seorang karyawan Google yang ikut berdemo dalam program bernama Google Walkout For Real Change.
Menurut penyelenggara demo, karyawan pendemo berasal dari sejumlah negara di mana Google beroperasi, mulai dari AS sendiri, Australia, Brasil, Kanada, Jerman, India, Irlandia, Jepang, Belanda, Filipina, Inggris, Singapura, Swedia, dan Swiss.
Imbas dari kasus pelecehan seksual yang terjadi di Google, ribuan karyawan perusahaan di beberapa negara serentak melakukan aksi walk out dari kantor untuk berdemo.
Aksi walk out tersebut merupakan suara keresahan hati karyawan yang mendesak Google untuk mengubah beberapa peraturan agar dapat melindungi karyawan wanitanya dari tindak pelecehan seksual.
"Ada ribuan dari kami dari beberapa cabang perusahaan, dan kami merasa kini sudah saatnya," begitu isi dari surat karyawan dalam demo tersebut.
Menanggapi aksi walk out besar-besaran ini, CEO Google Sundar Pichai pun buka suara.
"Ini adalah saat-saat sulit. Ada rasa kemarahan dan rasa frustrasi di perusahaan. Kami merasakannya, saya pun demikian," ujar Pichai seperti dikutip via Quartz, Jumat (2/11/2018).
"Perusahaan punya standar yang sangat tinggi, dan memang untuk sekarang kami tidak mencapai harapan kami," tambahnya.
Pichai juga mengungkap telah mengirim memo khusus kepada karyawan kalau Google akan segera mengatasi hal ini.
"Langkah pertama adalah mengakuinya dan meminta maaf soal hal-hal yang sudah terjadi di masa lalu," terangnya.
Sekadar informasi, sebelumnya salah satu mantan petinggi Google, Andy Rubin, disebut-sebut telah diberi uang senilai USD 90 juta untuk meninggalkan perusahaan.
Uang diberikan agar bapak Android itu menutup mulut atas kasus pelecehan seksual di Google.
Google pun memberikan respons atas pemberitaan The New York Times. Dikonfirmasi Pichai, sebanyak 48 orang karyawan telah dipecat selama dua tahun terakhir karena diduga terlibat pelecehan seksual di kantor.
Para eksekutif perusahaan pun mengadakan rapat internal dengan seluruh karyawan. Mereka meminta maaf kepada karyawan atas kasus ini dan mencoba menjelaskan bagaimana perusahaan telah menangani kasus Rubin.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Jeko I.R
(mdk/faz)